00 | Hari itu di sekolah

1K 106 8
                                    

"STOPPP! Lo mau ngapain?!" tanya gadis yang menghentikan aktifitas pemuda di hadapannya.

"Nyatet nama lo," jawabnya dingin seperti biasa.

"Gue gak telat, gue nyampe di gerbang utama pas 6.30!" serunya tidak terima.

"Peraturannya diitung dari lo masuk ke gerbang ini," balas si pemuda.

Gadis itu menyisir asal rambut pendeknya kebelakang dengan jari, "gimana pun gue dateng tepat waktu kalo gak ada hutan di dalem gerbang utama!" serunya masih tidak mau kalah.

"Terus lo mau nyalahin sekolah yang peduli sama lingkungan?" tanya lawan bicaranya lebih menantang.

"Siapa suruh lo sekolah di Tunas Bangsa yang punya hutan di dalemnya," ujar pemuda itu sarkas, lalu kembali melanjutkan aktifitas yang sempat dihentikan.

"Lo nulis apa? emang lo tau nama gue?!" tanya gadis itu masih menantang.

"Kim Doah," jawab yang ditanya datar.

"Ishh!!" Gadis yang diketahui bernama Kim Doah menggantungkan seruannya, mengintip name tag milik pemuda di hadapannya. "Lee Woojin gue tandain juga lo!" lanjut Doah.

....

Kegiatan pertama sekolah pagi ini dijadwalkan kerja bakti membersihkan kebun sekolah. Dilakukan oleh beberapa murid dan guru yang mendapat giliran minggu ini. Beruntung siswa yang tidak dijadwalkan kerja bakti dapat bersantai-santai hingga pembelajaran dimulai.

"Jin lo mau ngapain?" tanya Taekhyeon dengan suara yang dapat didengar sepenjuru kelas.

"Mau ikut kerja bakti," jawab yang ditanya. "Hari ini anak kelas 10 sama 11 banyak yang ikut senam wakilin sekolah, terus yang study tour juga baru pulang jumat besok, jadi hari ini bakal sepi banget gue kasian," jelasnya.

"Lagi pula gue suka kok," tambah Woojin.

Taekhyeon menatap Woojin dengan tatapan tidak enak. "Aneh lo!" seru pemuda itu.

"Gue suka sama alam bukan kerja baktinya," balas Woojin yang sempat-sempatnya mencoba menyanggah Taekhyeon.

"Ye, sama aja anjir," kata Taekhyeon.

Doah yang mendengar percakapan itu jadi kesal. "Semua yang namanya Lee Woojin itu emang ngeselin," ujar gadis itu.

"Kenapa deh?" tanya Wooyeon yang mendengar ujaran kesal sahabatnya.

"Tadi pagi gue telat cuma beberapa menit terus langsung dicatet nama gue sama Woojin anak OSIS," jawab Doah. "Lagian sekolah kita tuh banyak anehnya. Segala ada hutan di dalem sekolah, anak kelas 12 yang masih dibolehin aktif OSIS," lanjut gadis itu semakin emosi. "Kenapa sih tuh hutan gak ilang atau kebakar aja!"

"Tapi lo tumben telat cuma beberapa menit, biasanya kan lo kalo telat ketiduran bisa sampe satu jam pelajaran sendiri," kata Wooyeon.

"Aslinya bukan gue yang telat, tapi bokap gue yang gak bisa nganterin, sialnya lagi gue gak dapet ojol jadi terpaksa naik angkot," jelas Doah.

"Pokoknya gue jadi sebel juga sama bokap!"

"Padahal biasanya sayang banget sampe kerjasama nutupin selingkuhannya," ledek gadis Park itu.

"Bokap gue emang lebih peduli dari pada nyokap workaholic, yang mungkin aja juga punya selingkuhan tanpa sepengetahuan gue, tapi kali ini bokap gue nggak banget deh." Akhirnya emosi Doah tercurahkan sepenuhnya.

Selang setengah jam, Bu Yoona selaku wali kelas masuk bersama murid-murid yang telah menyelesaikan kerja bakti.

"Pagi ini ada rapat jadi kalian belajar mandiri," kata Bu Yoona pertama kali. "Guru mata pelajaran yang bersangkutan sudah memberi tugasnya kan Sekretaris?" lanjut sang wali kelas.

"Sudah Bu," jawab Seeun, sekretaris kelas.

"Kalian sudah kelas 12, ibu harap kalian bisa lebih bijak. Jangan keluar kelas sebelum guru masuk!" kata Bu Yoona dengan peringatan di akhir.

"Baik Bu!" jawab anak-anak kelas dengan kompak, sebelum akhirnya Bu Yoona menutup pintu kelas dan menghilang dari pandangan.

Seeun sebagai sekretaris memulai tugasnya mencatat materi yang tidak boleh difoto, sebagai tugas pagi ini. Untuk beberapa siswa tidak menghiraukan perintah wali kelasnya sendiri, mereka berpikir Bu Yoona tidak akan tahu jika ada yang melanggar, mereka merasa tidak apa untuk keluar kelas.

Tidak ada yang aneh di kelas, seperti biasa saat tidak ada guru yang mengawasi, mereka akan asik sendiri mengobrol ataupun bermain game, tapi tidak sedikit juga yang mengerjakan catatan yang di tulis Seeun.

Sampai perhatian mereka teralihkan karena umpatan Keum Donghyun.

"Anjing! main yang bener tolol!"

"Jaringan gue yang kaya asu," sahut Siyoung yang sadar umpatan itu untuk dirinya.

"Eh kok jaringan gue juga jadi jelek gini?" tanya Keum bingung sendiri.

Sujin yang sedang membuka Instagram menyauti. "Gue juga anjir!"

"Spotify gue juga mati," ujar Sunoo ikut-ikutan.

"Internet lagi down apa gimana sih?" tanya Wooyeon tersadar foto yang di bukanya tidak juga menyelesaikan loading.

Akhirnya fokus anak-anak lain ikut teralihkan dan mencoba untuk membuktikan yang mereka katakan.

"Jaringan gue juga gak bisa," ujar Jisoo.

Kemudian Intak, Taesung dan Prince muncul dengan raut wajah tidak jauh beda dari mereka yang kebingungan di dalam kelas.

"Eh aneh masa, gue ke kantin mau sarapan tapi gak ada yang jaga," kata Intak.

"Guys, kalian kenapa?" tanya Prince setelah menyadari anak-anak kelas yang juga lagi kebingungan.

"Coba cek hp lo ada jaringan gak?" tanya Keum.

"Kenapa emang?" kali ini Taesung yang bertanya selagi Intak dan Prince memeriksa ponselnya.

Intak masih fokus dan hanya menggelengkan kepala setelah mengetahui jawaban dari pertanyaan Keum.

Kemudian pintu kelas dibuka lagi menampilkan Yoo Kangmin yang masih berdiri di bibir pintu.

"Kalian juga ada di sini?!"

____________________
a/n:
mungkin ada yang mikir alurnya terlalu bertele-tele atau di pertengahan cerita ada yang mikir gitu karena menurutnya ada plot yang ngejelasin hal gak penting. tapi aku mau ngingetin dari awal kalo gak ada hal gak penting yang aku tulis disini, kaya misalnya aku nulis itu untuk nunjukin karakter mereka, apa yang terjadi sama mereka sebelumnya atau apa yang mungkin akan mereka lakuin selanjutnya. setelah selesai pasti akan aku revisi kalo ada plot yang gak penting.

Second Home | 03line ✔Where stories live. Discover now