12 | Tersangka baru

222 49 11
                                    

Sohee memang bodoh dengan memaksa makan masakan Bundanya yang sudah basi karena dibuang begitu saja oleh Sungwon. Alhasil gadis itu memuntahkan semua isi perutnya termasuk sarapannya pagi tadi. Sekarang dia sedang berbaring lemas di ranjang UKS dengan Sungwon yang menemaninya sejak tadi.

"Lo kenapa masih di sini?" tanya Sohee yang sedari tadi penasaran tapi tidak bisa menanyakan langsung karena masih lemas.

"Biar orang-orang gak tau kalo sebenernya gue benci lo," jawab pemuda itu. Sebenarnya ia berbohong. Bukan karena itu Sungwon menemani Sohee, alasan yang sesungguhnya karena hanya kembarannya yang sekarang ia punya.

Tidak lama kemudian Kangmin muncul bersama Woojin MIPA, Taeyoung, Dayeon dan Sunoo.

"Lo pada mau jenguk Sohee?" tanya Sungwon asal.

"Nggak, gue denger keadaan Sohee udah lebih baik jadi mending dia pake waktunya untuk istirahat. Gue sama yang lain ke sini mau bawa lo," jawab Kangmin dengan wajah yang sangat serius.

"Gue? kenapa?" tanya pemuda itu lagi.

"Lo gak bisa lagi gabung sama kita," kata Dayeon yang membuat Sungwon langsung paham arah pembicaraan mereka.

Sungwon tertawa miris, tidak percaya. "Tapi kenapa?"

"Yang perlu jelasin sesuatu itu lo, lo yang kenapa?" balas Taeyoung yang akhirnya ikut buka suara.

Kemudian Woojin dan Sunoo langsung menarik Sungwon dan membawanya seperti seorang tahanan. Sohee pun sadar siapa pelaku yang membuat kembarannya harus di tarik seperti itu.

Gadis itu memaksa tubuhnya yang masih lemas berdiri, belum sempat ia turun dari ranjangnya si pelaku muncul. Sohee memang salah mengatakan yang sebenarnya pada Donghyun. Dengan lensa yang belum di perbaiki pemuda itu menghampiri Sohee.

"Lo bilang apa sama Kangmin sampe dia percaya?" tanya si gadis to the point.

"Gue gak bilang apa-apa, gue cuma gak sengaja nemuin barang buktinya waktu lagi ngumpulin makanan," jelasnya.

"Bukti?"

"Bukti pisau yang dia pake untuk nusuk Yujin," jawab Donghyun.

"Lo nemu atau lo yang naro bukti itu?" tanya Sohee lagi. "Gue ngomong gini bukan gue nuduh lo yang bunuh Yujin, tapi karena gue tau lo mau ngebuktiin ke orang-orang yang banyak nuduh lo kalo lo bukan pelakunya."

"Lo boleh aja bersihin nama lo tapi bukan berarti dengan cara ngarang bikin seseorang jadi tersangka lainnya," kata Sohee.

"Tapi gue emang nemuin pisau itu di tas kembaran lo!" jawab Donghyun dengan emosi yang sudah pada puncaknya.

"Logikanya anak sekolahan mana yang nyembunyiin pisau di tasnya?" lanjut pemuda Seo itu.

"Lo sendiri kenapa meriksa tas Sungwon?" balas Sohee masih tidak menyerah melawan Donghyun hanya untuk Sungwon yang selalu membencinya.

"Gue udah bilang kalo gue lagi ngumpulin makanan, karena Sungwon tidur di kelas lain tas Sungwon ada di kelas itu, tempat gue nyari makanan. Gue gak sengaja nyenggol tasnya yang kebuka sampe isi tasnya keluar, karena itu kesalahan gue, gue beresin dan nemuin barang buktinya," jelas Donghyun panjang.

"Kalo dia emang pelakunya gimanapun juga yang sebenernya bukan dia, melainkan tulisan lo," kata Donghyun terakhir kali sebelum pergi meninggalkan Sohee dengan rasa bersalahnya.

Di lain sisi Sungwon mengaku pisau itu bukan miliknya, bahkan pemuda itu tidak tahu ada pisau di tasnya. Tapi sekeras apapun Sungwon membantah semua tuduhannya, tidak ada yang percaya dengannya termasuk satu-satunya orang yang ia punya sekarang.

Sohee ingin percaya dengan Sungwon tapi fakta tentang orang yang melakukan suatu hal sesuai tulisan itu tidak akan menyadarinya, gadis itu jadi ragu. Bagaimana jika Sungwon tidak sadar menjadi pembunuh karena tulisannya yang jadi kenyataan.

Sementara itu waktu semakin larut, Sohee yang sebelumnya menemani Sungwon harus kembali tidur dan Sungwon tidur di pisah dari anak-anak yang lain.

...

Tidak hanya Sohee dan Sungwon, anak seperti Doah juga bisa merindukan orang tuanya, bahkan sang ibu yang tidak pernah peduli. Malam ini ia tidak bisa tertidur, sementara itu Wooyeon sudah lama terlelap karena kelelahan mengumpulkan makanan seharian. Gadis Kim itu berniat menikmati udara malam sembari merokok, tapi saat sedang berjalan di koridor melewati toilet laki-laki, ia malah tidak sengaja bertemu salah satu anak MIPA 1, Seo Kyungmin.

Keduanya bertukar pandang cukup lama sampai Kyungmin akhirnya menyadari rokok di tangan Doah. Gadis itu yang sadar pemuda di hadapannya tengah menatap rokoknya buru-buru menarik Kyungmin tanpa suara masuk ke salah satu bilik di toilet.

Masih dalam diam, tiba-tiba Doah menjinjitkan kakinya yang lebih pendek lalu mengecup bibir pemuda itu berharap dia tetap diam. Tapi yang selanjutnya terjadi malah benda lunak yang cukup tebal mendarat lagi di bibir ceri Doah dan keduanya larut dalam penyatuan manis. Hingga keduanya tersadar karena salah satu bilik pintu dibuka.

Doah ingin memeriksanya tapi dihalangi oleh Kyungmin yang menggelengkan kepalanya masih tanpa suara. Setelah cukup lama keduanya dalam diam akhirnya pemuda itu mengizinkan Doah memeriksanya dengan pemuda itu yang keluar terlebih dahulu berjaga-jaga.

Saat keduanya keluar, sudah tidak ada siapapun di toilet.

"Tadi bilik paling ujung itu emang ke buka?" tanya Doah.

"Nggak, dari tadi ke tutup dan gue pikir gak ada siapa-siapa karena emang gak ada tanda-tanda ada orang," jawab Kyungmin yang sekarang jadi bingung.

"Berarti ada yang sembunyi di sana?" tanya Doah lagi. "Tapi sembunyi untuk apa?"

"Besok pagi gue coba tanya anak-anak cowo yang lain, lo gak usah ngomong apa-apa dulu tentang ini," final Kyungmin yang tidak bisa Doah ganggu gugat lagi.

Second Home | 03line ✔Onde histórias criam vida. Descubra agora