11 | Food gathering

201 48 4
                                    

Setelah selesai sarapan dengan porsi yang mulai dibagi rata, Doyoung pun menyampaikan pengumumannya dan membuat tim untuk mengurus dapur. Mantan ketua OSIS itu menyatakan bahwa kebanyakan anak setuju dengan teori Jiheon dan akan mulai mencari cara untuk pulang bagaimanapun juga. Seperti biasa tim pengurus dapur juga terdiri dari anak IPS 3 dan MIPA 1, Doyoung harap dengan begitu dapat menghindari keributan antar kedua kelas.

"Woy anjing banget Song Minjae MIPA 1 pengen gue sumpel mulutnya!" seru Doah yang sedang memeriksa tas anak-anak ekskul tari sembari mengomel-ngomel.

"Tapi tiba-tiba gue kepikiran, kalo Jiheon dan anak-anak lain yang keturunan Einstein gak berhasil nemuin cara pulang kita bisa-bisa seumur hidup sama mereka," kata Wooyeon yang tiba-tiba malan memikirkan hal aneh.

"Lo kalo ngomong dijaga anjir gue gak akan mau seumur hidup ketemu mereka!" sahut Doah tidak terima.

"Eh—!" Seru Sujin yang tiba-tiba muncul. Semenjak pemusuhan dengan anak MIPA yang tidak kunjung usai, anak IPS jadi kompak bersatu untuk kelasnya. "Tapi kalo misalnya kita seumur hidup sama-sama mereka misalkan doang ya ini gue juga mau pulang. Misalkan kaya gitu, lo pilih siapa buat jadi boyfriend or maybe husband?" kata Sujin membuat Doah ingin mengeluarkan seluruh sarapan pagi tadi akibat memikirkannya.

"Mending gue ngelesbi sama siapapun cewe kelas, cowo kelas juga mending skip," jawab Doah cepat.

"Ihh pikirin lagi dulu anjir!" seru Sujin.

Kali ini giliran Wooyeon yang memberikan jawabnya. "Iya sih, justru karena tau banget kelakuan cowo IPS 3 gue jadi gak banget sama mereka, tapi gue juga gak tau kalo sama MIPA 1."

"Gini-gini, gimana kalo singkirin dulu yang gak banget," saran Sujin yang terlalu bosan sampai membicarakan hal ini.

"Pokoknya yang harus diskip pertama Lee Woojin, Song Minjae!" seru Doah dengan cepat lagi.

"Menurut gue Kairi. Sumpah dia kan sama kaya gue, Doah yang masuk kedalem kumpulan anak-anak yang orangtuanya punya pengaruh uang di sekolah tapi dia tuh freak banget!" kata Sujin dengan jujur.

"Bener sih, gue juga males kenapa dia ada di kelompok anak-anak kaya kita," ujar Doah setuju.

"Gue pikir dia setidaknya lebih baik," kata Wooyeon.

"Kalo gitu Seo Donghyun juga skip. Oh ya, menurut gue Hyunsoo sama Dohwan juga," kata gadis itu lagi.

"Iya Hyunsoo gak banget, dia cuma pengikut Jang Dana, sedangkan Dohwan gue aja baru denger namanya." Kali ini Sujin yang setuju dengan Wooyeon.

"Berarti sisa Sungwon, Doyoung, Kangmin, Kyungmin," simpul Doah.

"Mungkin gue pilih Kangmin?" kata Wooyeon ragu, karena sebenarnya gadis itu juga masih tidak tahu mau memilih siapa.

Berbeda dengan Doah, temannya yang terdengar sangat yakin. "Gue pilih Kyungmin!"

"Gue yang ngajakin kok gue yang dapet sisa?!" ujar Sujin tidak terima.

"Gak sisa kok, masih ada dua pilihan," sanggah Doah, lebih tepatnya meledek.

"Sebenernya menurut gue mereka berdua sama aja, tapi sungwon boleh deh, gue akuin dia emang pinter banget," final Sujin dengan jawabannya.

"EH ANJIR GUE NEMU SNACK!" seru Sujin heboh padahal sebelumnya masih membicarakan anak MIPA.

Doah dan Wooyeon langsung menghampiri gadis itu. "Bener-bener ya gue udah bilang jaga pola makan, ini malah diem-diem nyembunyiin snack di ruang tari langsung lagi," kata Doah sebagai senior di ekskul tari yang tidak habis pikir dengan adik kelasnya.

"Tapi karena itu jadi bergunakan disaat kaya gini?" Itu kata Sujin yang membalas meledek Doah.

Semua anak juga mencari ke sepenjuru sekolah seperti yang Doyoung perintahkan. Sebenarnya tidak sedikit anak-anak seperti Sungwon yang tidak suka di perintah Doyoung tapi mereka memilih diam karena hanya menambah keributan yang memusingkan. Lagipula tidak sepenuhnya salah untuk Doyoung kembali memimpin lagi, pemuda Kim itu juga bagaimanapun mantan ketua OSIS mereka.

Kembali pada anak-anak yang masih mencari dan mengumpulkan makanan. Banyak yang sudah mendapatkan makanan dan masih mencarinya, tidak sedikit juga yang belum menemukan makanan satupun seperti Sohee. Sampai tidak sadar gadis itu sudah mengelilingi satu sekolah. Ia tidak memilih mencari di kelas karena pasti hanya akan berebutan dengan anak lain tapi mencari di luar kelas juga bukan pilihan yang tepat. Bahkan Sohee sampai mencari ke tempat sampah dan akhirnya menemukan sekotak tempat makan. Cukup menarik perhatian gadis itu karena biasanya orang hanya membuang makanan tidak dengan tempatnya sekaligus, apalagi jika merek kotak makan tupperware dan kebetulan yang Sohee temukan persis seperti milik Bundanya.

Gadis dengan rambut sepunggung itu memotek nugget goreng yang sudah tidak menarik dan berniat memasukkan ke mulutnya.

"Itu udah basi!" seru seorang anak laki-laki yang membuat Sohee menghentikan kegiatannya dan melihat ke sumber suara.

"Gue cuma mau ngasih tau itu udah basi!" lanjut Sungwon setelah baru menyadari bahwa gadis itu adalah Sohee, kembarannya sendiri yang dia benci.

"Lo tau dari mana?" tanya Sohee pada Sungwon.

"Kita udah tiga harian di sini, orang yang ngebuang itu pasti dari hari pertama kita ilang," jawab Sungwon ketus. Tapi Sohee malah menggelengkan kepalanya. "Nggak, bukan karena itu. Tapi karena lo orang yang ngebuangnya kan?" tanya gadis itu lagi. Yang ditanya hanya diam tanpa berniat menjawab.

"Berarti ini masakan bunda?" lanjutnya hampir menangis menatap sekotak makanan di hadapannya, Sohee sangat-sangat merindukan masakan sang ibu.

Second Home | 03line ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang