14 | Tim baru

180 46 1
                                    

"Lo yakin?" tanya gadis itu pada pemuda di hadapannya.

"Yakin banget," jawabnya tanpa ragu. "Mungkin aja itu jalan keluarnya dari sini?"

Jiheon mengangguk setuju, ia hanya takut temannya itu akan bertemu dengan rintangan yang jauh lebih sulit.

"Oke, pertama gue akan kasih tau Doyoung tentang hasil penelusuran gue kalo hutan di sisi kanan belakang sekolah gak sedalem dan sebahaya hutan yang lain, kedua gue mau minta bantuan dia untuk ngebantuk tim buat nemenin gue lewatin hutan itu," tutur Woojin.

"Bagus, good luck ya!" ucap Jiheon yang sangat mendukung Woojin.

Setelah membicarakannya dengan Jiheon kini Woojin menjelaskan semuanya pada Doyoung mulai dari dia yang setiap hari menelusuri hutan menggunakan drone maupun yang menelusurinya secara langsung untuk memastikan keadaan hutan itu aman. Semua itu Woojin lakukan semata-mata karena tidak ingin berlama-lama di sini, sekarang mereka sudah hampir seminggu di sekolah dan sudah cukup banyak kekacauan.

"Kalo gitu bentuk tim dari anak-anak pramuka sama PMR," saran Doyoung.

"Kalo kurang bisa dari anak-anak yang dulu aktif di kebun," tambahnya.

"Boleh, gue juga butuh tim yang emang udah biasa untuk ini," kata Woojin.

"Oke, anak pramuka ada Sua, Keum, Siyoung, Huijun, Kangmin yang bisa ikut," ujar Doyoung menyebutkannya satu-satu. "Anak PMR mungkin cuma Kairi sama Hina," lanjut pemuda Kim itu.

"Jisoo juga PMR tapi gue takut kejadiannya keulang lagi," kata Doyoung.

"Oh iya tambah temen gue Taekhyeon," kata Woojin yang baru teringat.

"Bagus deh, lo masih butuh lagi?"

"Nggak ini udah cukup banget, mungkin bisa kurangin Sua sama Hina, semakin sedikit yang ikut semakin kecil kan kemungkinan kecelakaan?" jawab Woojin.

"Kangmin juga gak perlu ikut kalo dia sibuk ngurusin yang lain sama lo," tambah Woojin lagi. Lee Woojin benar-benar definisi anak yang tidak mau terlalu merepotkan orang lain.

"Gak bisa, gue gak mau kalo anak IPS doang yang pergi. Itu cuma bikin keributan baru," kata Doyoung yang baru membayangkannya saja sudah pusing.

"Kalo gitu berarti hasil akhir yang ikut, lo, Taekhyeon, Keum, Siyoung, Huijun, Kangmin dan Kairi," simpul Doyoung.

"Ganjil..." ujar Woojin menggantung.

"Kenapa?"

"Gapapa, tapi kayanya berenam aja cukup deh," jawab Woojin.

"Kalo gitu menurut lo disini siapa yang harus dikurangin?" tanya Doyoung lagi.

"Mungkin Huijun, karena kan gak mungkin Kangmin kaya yang lo bilang," jawab pemuda Lee lagi.

"Oke berarti kurangin Huijun," final Doyoung yang akhirnya berhasil membentuk tim.

...

Sekarang ini ruang kepala sekolah dan ruang guru sudah dikuasai oleh anak-anak pengurus seperti Doyoung dan anak OSIS lainnya, jadi sangat sulit untuk menembusnya masuk.

"Kangmin," panggil pemuda Seo itu pelan.

"Ya Kyungmin, kenapa?" tanya Kangmin yang cukup terkejut karena tidak biasanya Kyungmin berbicara dengannya.

"Gue boleh liat CCTV? ada yang perlu gue periksa," kata Kyungmin tentu saja ia tidak akan memberi tahu tentang kejadian di toilet pada Kangmin.

"Lo tau kan tentang Sungwon yang di tangkep?" kata Kangmin menanya balik. "Pokoknya dari situ kita mulai pada curiga satu sama lain, apalagi sama anak-anak non pengurus," jelas pemuda itu.

"Sorry Min, bukan gue gak percaya sama lo," ucap Kangmin.

"Okay, gue ngerti kok," balas Kyungmin yang sejujurnya cukup kecewa karena tidak berhasil memeriksa CCTV, sedangkan tidak mungkin juga pemuda itu memberitahu yang sebenarnya.

"Gak berhasil kan," kata Doah yang sedari tadi menunggu Kyungmin di depan pintu ruang kepala sekolah.

"Terus lo masih mau jujur?" tanya Kyungmin balik.

"Dari awal gak ada yang bohong, gue cuma mau ngomong yang sebenernya. Lo sendiri yang mulai bohong," kata Doah tidak salah.

"Setelah gue pikir-pikir, dengan keadaan kita yang kaya gini apa mereka masih peduli sama gosip? toh gak sedikit anak yang ngelakuin hal buruk, like pencurian, nyebat, bahkan pembunuhan, apa salahnya kissing?" kata gadis itu lagi, buru-buru Kyungmin menutup mulut besar Doah.

"Lo tuh kalo ngomong jangan asal!" peringat pemuda Seo itu.

"Gue gak asal ngomong, kita beneran kissing akuin aja itu," balas Doah.

"Ya, gue juga akuin itu, tapi maksudnya lo harus tau tempat," jelas Kyungmin.

"Emang kenapa sih lo gak mau banget orang lain tau?" Kali ini Doah bertanya serius.

Pemuda itu diam sebentar sebelum menjawab pertanyaan gadis di hadapannya.

"Karena orang-orang taunya gue bukan orang yang kaya gitu," jawab Kyungmin.

Doah tersenyum miris mendengarnya. "Cuma karena alasan itu? lo brengsek," ujar Doah.

"Lo akan muak pake topeng itu seumur hidup lo," kata Doah sebelum meninggalkan Kyungmin sendiri di sana.

Setelah ditinggalkan gadis Kim itu Kyungmin tiba-tiba ditarik oleh Dohwan yang entah sejak kapan melihat Kyungmin.

"Dari mana aja sih lo, anak IPS nantangin main mafia game dan semua harus ikut kata Yuna," keluh Dohwan yang sejak tadi sudah mencari pemuda Seo itu hampir ke sepenjuru sekolah.

"Gue gak mau ikut!" tolak Kyungmin kesal.

"Lo pikir gue mau ikut?!" balas Dohwan, lalu diam sebentar sebelum melanjutkannya lagi. "Tapi Yuna maksa banget dan kalo ada yang gak ikut, anak IPS yang ngajakin Yuna main mafia makin ngeremehin Yuna. Selanjutnya lo udah bisa nebak kan... iya ribut lagi!" jelas pemuda itu.

Second Home | 03line ✔Where stories live. Discover now