13 | Doah & Kyungmin

187 46 0
                                    

Pagi ini seperti pagi-pagi biasa mereka yang terjebak di sekolah. Hanya saja Doyoung sendiri yang sedang bingung memutuskan kelanjutan dari kasus pembunuhan Yujin. Satu pertanyaan yang terus terputar di otaknya. Kalau pun benar Sungwon yang menusuk Yujin hingga mengakibatkan gadis itu kehilangan nyawanya, lalu selanjutnya apa yang harus mereka lakukan pada Sungwon?

Kemudian pintu ruang guru tempat mereka menyelidiki kasus Yujin di buka menampilkan Yuna dan Seongmin yang lama tidak terlihat.

"Kalian apa kabar?" tanya Doyoung pada keduanya.

"Masih sama," jawab Seongmin datar.

Sementara itu Yuna menjawab hal yang berbeda. "Gue jauh lebih baik sekarang," katanya.

"Syukur deh, gue harap lo juga bisa lebih baik Min. Yujin nggak akan suka kalo lo gini terus," ujar Doyoung.

"Gue ke sini mau minta lo buat ngehukum orang yang udah ngebunuh Yujin, ini gak akan adil kalo orang itu gak dihukum!" seru gadis Shin itu.

"Yun, tapi gue bukan hakim, gue harus apa?" balas Doyoung yang sudah tidak tahu harus bagaimana.

"Gue bahkan bukan detektif yang bisa tau itu bener barang buktinya atau bukan," lanjutnya.

"Terus gimana sama keadilan untuk kembaran gue?" Kali ini Seongmin menuangkan emosinya.

"Jujur gue gak tau, gue juga pengen pelakunya dihukum dengan hukuman yang setimpal, tapi kita aja masih belum tau kebenarannya," jawab Doyoung.

"Omongan lo terlalu muter-muter Kim Doyoung, jelas-jelas cuma dia yang punya pisau di tasnya kurang bukti apa lagi?!" kata Yuna.

"Gimana kalo pelakunya pake pisau lain di kantin terus dia cuci lagi biar gak ninggalin jejak?" balas Doyoung sebenarnya sudah muak tapi Yuna terus melawannya.

"Jadi kesimpulannya kita gak akan bisa ngasih keadilan buat Yujin karena kita bukan detektif, kita bukan hakim, bahkan mungkin Yujin bisa aja selamat tapi karena kita bukan dokter dia kehilangan nyawanya," ujar Seongmin yang mulai menitikan air matanya mengingat kembali tentang sang saudara kembar.

"Di kantin ada CCTV, lo udah meriksa beneran ada yang ngambil pisau?" tanya Yuna yang tidak akan menyerah untuk sahabatnya.

"Udah dan emang gak ada yang keliatan ngambil pisau, tapi pembunuh biasanya lebih pinter karena dia gak mungkin akan ningalin jejak terang-terangan," jelas pemuda Kim itu.

"Tapi pembunuhnya cuma anak SMA kaya kita," balas gadis itu lagi.

"Biasanya kita kalo punya rahasia cuma akan nyimpen sendiri kan?" tambahnya.

Baik, Doyoung mengakui Yuna benar dan dirinya kalah.

...

"Anjir makanan kita makin hari makin gak banget," ujar Doah menatap sarapannya pagi ini.

"Terus lo mau biarin aja perut lo kosong? Ujung-ujungnya cuma nyari penyakit, dan lo harus inget kalo kita di sekolah bukan di rumah sakit. Bisa aja lo berakhir kaya Yujin yang gak berhasil diselametin," kata Wooyeon panjang lebar.

"Mami gue pasti sedih banget kalo tau anaknya makan, makanan kaya gini." Kali ini Sujin yang merengek.

Melihat Wooyeon yang makan seperti biasa saja Doah jadi percaya dan mulai memasukkan suapan pertamanya, tapi baru suapan pertama gadis itu langsung berlari ke toilet. Ia memuntahkan semuanya sampai memastikan tidak ada yang tersisa di tenggorokannya.

"Anjing ini gue yang terpengaruh omongan Sujin apa emang beneran gak enak sih," gerutu Doah sembari membersihkan mulutnya yang kemudian malah teringat kejadian semalam.

"Argh anjing first kiss gue!" serunya, kemudian dari pantulan kaca gadis itu melihat sudah ada Kyungmin yang bersandar di tembok tepat di belakang Doah.

"Lo ngapain di toilet cewe?!" tanya Doah galak.

"Cuma bisa di sini gue ngomong sama lo," jawabnya.

"Wtf! Maksud lo?!" tanya gadis itu lagi.

Tanpa berniat membalas Doah, Kyungmin langsung memberi tahu tujuannya ingin berbicara dengan gadis itu. "Gue udah nanya sama hampir semua cowo dan semalem gak ada yang ke toilet di jam-jam segitu, kata Woojin anak kelas lo juga dia liat toilet paling ujung udah kekunci dari siang, dia pikir toilet itu emang udah lama gak dipake. Gue juga baru inget kalo toilet itu emang sering ketutup, tapi semalem kebuka kaya ada orang yang abis keluar dari sana."

"Gimana sih kata lo semalem gak ada yang ke toilet!" balas Doah yang jadi bingung.

"Iya, bisa aja mereka bohong atau emang ada yang sembunyi di situ dari siang," kata Kyungmin.

"Tapi siapa?!" tanya Doah ngegas lagi.

"I don't know!" seru pemuda itu yang mulai lelah.

"Oke, gue harus kasih tau ini ke Doyoung, dia pasti bisa ngejawab pertanyaan gue," final Doah tapi lagi-lagi Kyungmin menahannya.

"Lo gak perlu sampe kaya gini kali, mungkin aja mereka emang bohong," katanya.

"Bohong untuk apa sama lo?" tanya Doah.

"Semua orang pasti punya alasan untuk bohong."

"Misalnya dia bohong karena sebenernya dia pembunuh yang lagi sembunyi?" balas gadis itu.

"Kemaren kita semua harus ngumpulin makanan buat apa sembunyi di situ?" Kali ini Kyungmin yang menyanggah Doah.

"Ya makanya itu gue rasa ini perlu diselidikin lebih serius sama Doyoung!" kata Doah.

"Terus lo mau bilang apa sama Doyoung kenapa lo bisa ada di toilet cowo? Do you want to say that we were kissed in last night?" tanya Kyungmin.

"Fine, abis itu kita akan jadi gosip satu angkatan," final pemuda itu.

Second Home | 03line ✔Where stories live. Discover now