14 - i'll be there

601 118 10
                                    


"Adit kecewa sama kak Erin," setelah mengucapkan kalimat itu, Adit langsung pergi meninggalkan Erin dan Wisnu yang masih mematung

Ups! Tento obrázek porušuje naše pokyny k obsahu. Před publikováním ho, prosím, buď odstraň, nebo nahraď jiným.

"Adit kecewa sama kak Erin," setelah mengucapkan kalimat itu, Adit langsung pergi meninggalkan Erin dan Wisnu yang masih mematung.

Detik berikutnya, Erin berusaha untuk mengejar Adit mencoba untuk menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.

Berbeda dengan Erin, Wisnu justru berdiam sembari menatap dalam pria yang sedari tadi juga berdiri disana.

"Masih berani lo kesini?" ucap Wisnu mendekati pria itu.

Pria itu tersenyum, "santai aja kali gua cuma mau jengukin ibu kok. " ucapnya begitu santai. 

"Tau darimana lo kalau ibu ada disini?"

Pria itu melipat kedua tangannya di depan dada, "Sekertaris lo tuh."

Alis Wisnu bertaut, 'yara?'
Ada hubungan apa Morgen dengan Yara sebenarnya.

"Ternyata gini ya Nu cara main lo, menikah sama Erin karena kontrak jual beli rumah? Waw gak nyangka sih gua."

"Gua pikir lo memang lebih unggul dari gue gak taunya lo gak lebih dari pecundang," ucapnya lagi membuat darah Wisnu semakin mendidih.

" Gua yakin orang tua lo gak tau soal ini. Well, gimana ya reaksi mereka kalau tau ternyata pernikahan anak laki-lakinya cuma settingan," ucapnya sembari menampilkan senyum meledek.

Wisnu mendorong Morgen hingga membentur pada dinding, "Udah gua bilang kan, jangan sekali-kali ikut campur masalah gua ataupun Erin lagi. Atau gua bakal buat perhitungan sama lo," ucapnya marah sembari menarik kerah baju Morgen.

Morgen menepis tangan Wisnu dari kerah bajunya lalu membalas mendorongnya, "Dengan syarat lo lepasin Erin."

Wisnu mengeluarkan smirknya, "Cuma ada dalam mimpi lo," katanya tegas lalu memilih pergi dari tempat itu.

Wisnu mengambil ponselnya dengan kasar, mencoba menghubungi Yara untuk meminta perhitungan atas apa yang telah ia perbuat.

"YARA MAKSUD KAMU APASIH?" ucapnya dengan nada tinggi.

"Maaf pak ada apa ya?"

"Kenapa kamu kasih tau keberadaan saya ke Morgen?"

"Morgen... Pak Morgen maksud bapak?"

Alis Wisnu semakin bertaut, "Pak Morgen?"

"Maaf pak saya gak bermaksud lancang, tapi perihal meeting tadi pak Morgen begitu menanyakan keberadaan bapak, bagaimana seorang ceo tidak bisa hadir dalam rapat penting, jadi saya bilang bapak sedang ada keperluan yang sangat mendesak dan ketika rapat selesai beliau tetap ingin tau kemana perginya pak Wisnu.  Maaf saya hanya ingin menjelaskan supaya tidak terjadi kesalahpahaman antara pak Wisnu dan Pak Morgen selaku pemegang saham kita pak."

Mata Wisnu terbelalak,

Apa katanya??

Pemegang saham???

Wisnu & ErinnaKde žijí příběhy. Začni objevovat