2

25.2K 2.1K 58
                                    

"Ini gue dimana?" Gadis dengan pakaian putihnya menyelusuri taman bunga yang hanya terdapat bunga lily disekitarnya.

"Sejak kapan gue pake gaun putih gini?" Bingungnya.

"Apa gue udah jadi mbak kunti kali ya?"

"Tapi kok gue gak lihat PKP ya?" Perkumpulan Kunti Putih.

"Apa gue sengaja dipisahin ya, kalena gue kunti paling cantik gitu? Siapa tau kan pada mindel kunti lainnya kalo ngelihat gue." Sombongnya sambil mengibaskan rambutnya kebelakang.

Ratu berjalan mengikuti cahaya didepannya. Sesekali dirinya melambaikan tangannya bak seorang model. Berjalan melenggak-lenggok, satu tangan berkecak pinggang dan tak lupa memasang senyum yang amat lebar dibibirnya.

Cahaya didepannya ia anggap sebagai kamera yang ingin memotreti dirinya. Sesekali gadis itu berhenti dengan memasang banyak gaya seolah-olah benar-benar dirinya menjadi seorang model. Sungguh kewarasannya mungkin hanya seperempat selebihnya hanya ada kegilaannya saja.

"Akhh!! Silau banget gilaa"

Perlahan, cahaya didepannya mulai merenggut kesadarannya.

Di sebuah ruangan, terdapat gadis cantik bak seorang dewi yang masih terbaring lemah dengan mata tertutup selama kurang lebih 1 bulanan.

Tiba-tiba saja tangan gadis itu mulai bergerak menunjukkan tanda-tanda kehidupan.

"Eunghh" Erangannya.

Gadis cantik itu perlahan mulai membuka matanya. Menyusuaikan cahaya disekitarnya. Hal yang pertama kali ia lihat adalah atap putih dan juga infus yang berada didekatnya.

Di area mulutnya kini terdapat masker oksigen yang terpasang. Gadis itu mengerjapkan matanya berkali-kali. Dirinya berusaha untuk mengerti keadaan disekitarnya.

"Apa gue belum jadi mbak kunti ya?" Tanyanya pada diri sendiri.

Selamat menempuh hidup baru. Selesaikan misi dan akan menerima hadiah!

Gadis itu terkejut mendengar suara tidak berwujud. Tiba-tiba saja dirinya merasakan kepalanya yang amat teramat sakit. Memori yang entah dari mana kini menerobos masuk kedalam benaknya.

"Jadi tubuh asli gue udah mati?" Monolognya sambil membuka masker oksigen di mulutnya.

"Gue masih nggak nyangka sih bisa masuk kedalam novel itu. Mana peran gue jadi adik si Lea lagi. Gue kira si Lea itu beneran protagonisnya, eh ternyata dia sang antagonis sebenarnya. Gue jadi kasihan sama si Bina. Hemm karena keberadaan gue disini udah merubah alur, jadi gue bakal kasih happy ending buat si Bina dan karakter favorit gue si Prince. Lelaki yang kesepian dan tak sengaja menjadi korban keegoisan Lea." Ucapnya dengan penuh kepercayaan diri.

Didalam cerita tersebut, Prince merupakan Protagonis kedua yang memiliki karakter misterius yang tak sengaja masuk kedalam jebakan Azlea. Kecelakaan yang seharusnya Sabina rasakan malah justru Prince lah yang merasakannya.

Sendirian tak mempunyai keluarga, kesepian yang selalu menemaninya, dan dendam akibat luka yang dideritanya membuat sosoknya menjadi misterius. Didalam novel itu, Prince mengalami akhir tragis. Dirinya yang sedang ketakutan ditengah derasnya hujan menjadi target keegoisan Lea.

Hingga ketika mobil itu menabraknya dan dirinya dibuang kedalam jurang membuat akhir sang protagonis misterius itu kehilangan nyawanya. Ratu cukup mengasihani nasib sang protagonis kedua itu, hidupnya beserta kematiannya sangat menyedihkan.

Begitu juga dengan Sabina, dirinya akan disuntikan dengan obat pelumpuh organ yang membuat akhir sang protagonis sebenarnya berakhir lumpuh total seperti hidup tapi telah kehilangan jiwanya.

Mysterious Second CharacterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang