18

9.6K 1.3K 180
                                    

"Lepaskan gadis saya." Pemuda itu berjalan mendekat kearah gadisnya.

Menarik pinggang gadisnya dari pelukan Leon. Mendekapnya sambil menyembunyikan wajah Vania didadanya. Memeluk erat pinggang gadisnya seakan tak rela melepaskan gadis itu untuk orang lain.

Leon terdiam. Dirinya seperti pernah bertemu dengan pemuda dihadapannya itu. Laki-laki itu berusaha untuk mengingatnya.

Wajah Leon kini sedikit tampak shock. Menatap wajah Prince dengan serius. Sekarang dia ingat siapa pemuda didepannya itu. Dia--orang yang pernah menyelamatkannya.

Prince menatap datar Leon sebentar. Dirinya kini menatap kekasihnya yang berada di dekapannya. Memegang kedua pipi gadis itu, mendongakkan kepalanya untuk menatapnya.

"Ingat Vania, kau gadisku. Jangan coba-coba mendekati laki-laki lain lagi. Mengerti hm?" Ucapnya lembut.

Gadis itu tak menjawab. Dirinya justru menyembunyikan kembali wajahnya didada Prince.

Kedua alis Leon terangkat. "Jadi Vania pacar lo?" Tanyanya yang tidak dijawab oleh Prince.

Leon mengangguk-anggukan kepalanya. "Padahal kalo dia belum punya pacar mau gue jadiin calon pacar gue."

Mata pemuda itu menyorot tajam matanya. Prince melangkah mendekat. Mencengkram kuat kerah seragam Leon.

"Saya tidak pernah main-main. Jangan pernah sekalipun untuk berfikir merebut gadis saya dari genggaman saya, atau kehancuran akan datang."

Prince terlihat marah. Aura disekitarnya juga tampak mencengkam. Vania kini mengebelakangan gengsinya. Gadis itu mengelus lembut leher kekasihnya.

"Sayang." Panggilnya pelan.

Mendengar panggilan itu, Prince kini menatap gadisnya yang lebih pendek darinya. Tatapan yang tajam itu berubah menjadi lembut. Amarahnya sedikit mereda.

Bukannya menjawab, pemuda itu justru memeluk kekasihnya erat sambil menyembunyikan kepalanya dileher gadisnya. Vania merinding, merasakan nafas Prince yang langsung menyentuh kulitnya.

"Maaf membuatmu takut. Saya mohon jangan tinggalkan saya." Gumam lelaki itu takut.

Vania mengusap punggung Prince. Membisikkan sesuatu yang mampu membuat Prince tenang.

"I love you, so I will never leave you."

Prince melepaskan pelukannya. "Janji?"

Gadis itu mengangguk semangat. "Hu'um!! Janjii!!"

Pemuda itu menarik bibirnya melengkung keatas. Mengacak-acak rambut gadisnya lembut.

Cupp.

Mengecup singkat bibir gadisnya dan langsung menggendongnya ala bridal style. Prince sempat menatap Leon tajam sebelum akhirnya pergi meninggalkan lelaki itu sendirian.

Leon yang dari tadi menjadi korban ke uwuan dari pasangan itu justru terlihat biasa saja. Laki-laki itu malah salah fokus dengan leher Prince.

Abadi? Batinnya bingung.

••••

Tukkk....tukkkk....tukk

Suara tongkat terdengar cukup jelas. Di dalam hutan yang sunyi ini, suara itu mampu membuat seorang gadis menjadi penasaran. Gadis itu kini berjalan mencari asal dari suara tersebut.

Masih menyelusuri hutan itu dengan mengandalkan senternya dan seluruh indranya. Berjalan dengan hati-hati melewati berbagai tanaman liar.

Gadis itu merasa aneh dengan dunia ini. Semenjak dirinya memasuki portal, tubuhnya terasa aneh. Entah kenapa dirinya ingin cepat-cepat bertemu dengan air.

Mysterious Second CharacterWhere stories live. Discover now