12

13.6K 1.7K 136
                                    

Vania pulang dengan menggunakan taxi. Sepanjang perjalanan, gadis itu terus senyam-senyum sendiri mengingat perkataan Prince tadi.

Flasback.

Prince mengendorkan pelukannya ketika sampai didepan kelas gadisnya. Menatap gadisnya lama sambil tersenyum tipis. Mengusap lembut kepala gadisnya.

"Mulai sekarang kau sudah menjadi gadisku Vania. Jangan pernah mencoba-coba untuk mendekati lelaki lain. Mengerti hm?" Tangannya berpindah diatas kepala gadisnya.

Vania hanya menganggukan kepalanya.

Pukkk pukkk.

Menepuk pelan dua kali kepala gadisnya. "Pintar."

Laki-laki itu mengambil tangan gadisnya. Meletakkan tangan gadisnya didadanya. "Didalam sini, akan selalu terukir namamu. Hati ini. Cinta ini. Rasa ini semuanya hanya milikmu."

Menarik kembali pinggang gadisnya kedalam pelukannya.

Mengecup dahinya cukup lama. "Pulang sekolah saya nggak bisa anterin kamu pulang. Ada sesuatu hal yang perlu saya urus dulu. Kamu gapapa?"

"Hu'um gapapa."

Prince mengangguk. "Saya akan menghancurkan dunia ini jika kamu berani bermain dibelakang saya Vania. Saya tidak akan mengekangmu untuk berkomunikasi dengan siapa saja. Saya bebaskan kamu untuk hal itu. Tapi ingat, Hati ini sudah sepenuhnya milik saya. Jangan pernah berpikir untuk membaginya dengan lelaki lain."

Gadis itu memeluk kembali laki-laki didepannya. "Yaa...Hati ini memang milikmu. Milik Gibran Prince."

Senyuman lebar terbit di bibir lelaki itu. "Saya ke kelas dulu."

Meski tak rela, Gadis itu melepaskan pelukannya pada Segannya itu.

Ah!! Mengingatnya saja Vania sudah baper.

"Gilaa!!! Gue mimpi apa sih bisa punya cowo kayak Prince!!! Lama-lama kalo gini terus gue kawinin aja nih si Prince. Nggak kuat hati gue sumpahh!!!!" Keluhnya mendramatis.

Ditengah perjalanan, taxi nya tiba-tiba berhenti mendadak.

Dukkkk.

Kepalanya membentur pelan kursi didepannya. "Aduhh...Hati-hati dong pak!!"

"Maaf neng, didepan teh ada orang yang tiba-tiba berhentiin taxi nya." Jelas supir taxi.

"Siapa sih!!" Kesalnya.

Ketika Vania hendak keluar, tiba-tiba saja pintu depan taxinya dibuka oleh seseorang.

"Anterin saya ke apart ****." Laki-laki itu dengan seenaknya menyuruh supir taxi yang ditumpangi Vania.

"Hehh!!! Nggak bisa seenaknya gitu dong mas!!! Saya yang duluan naik!!! Usir aja pak orang itu." Protes Vania.

Laki-laki itu menghadap kebelakang. Ah!! Ternyata dia.

"COWO CABUL!?!!" Teriak gadis itu.

"Gue nggak cabul." Elak Leon.

Dengan seenaknya, laki-laki itu pindah kebelakang lewat cela kursinya. Duduk disamping gadis itu sambil meletakkan kepalanya dibahu Vania.

Vania menonyor kepala Leon spontan. "APA-APAAN SIH LO?!!!"

"Hm?" Tanyanya menghadap ke arah gadisnya.

"Turun nggak lo!!!!"

Laki-laki itu menggelengkan kepalanya sambil bersedekap tangan. Menyenderkan punggungnya ke kursi.

Mysterious Second CharacterWhere stories live. Discover now