10

15K 2.1K 323
                                    

Istirahat pertama, Leo tertidur dengan menyembunyikan wajahnya diantara tangannya. Fisiknya yang lemah membuat dirinya terkadang menjadi cepat lelah.

Laki-laki itu tidak sendirian dikelas. Ada satu orang lagi yang duduk dipojok jendela dengan mata terpejam. Leo memilih acuh dan kembali melanjutkan tidurnya.

Kelasnya begitu sepi, membuat dirinya memejamkan matanya dengan cepat. Tak berselang lama, dirinya mendengar suara langkah kaki yang mendekatinya.

Ada yang menepuk pelan bahunya.

"Wake up sayang." Bisik seseorang tepat ditelinganya.

Orang itu terkekeh pelan setelah memanggil dirinya seenaknya. "Prince, ayangmu lagi disini lho, bangun dong." Bisiknya lagi.

Prince? Siapa Prince?

Leo bangun dari tidurnya. Menghadap gadis itu sambil menautkan alisnya.

Gadis itu membulatkan matanya. Terkejut, itulah ekspresinya.

"COWO CABULL!??!!!" Teriaknya.

"Hah?" Beo Leo.

Emosi Vania tiba-tiba memuncak mengingat perkataan cowo cabul itu. Menjambak rambut laki-laki itu dengan kencang.

"BRENGSEKKK!!!! DASAR COWO CABUL!!!!!" Marahnya.

Leo memegang pergelangan gadis itu sambil berusaha melepaskannya dari rambutnya. "LEPASS!!!! SAKIT BODOH!!!!" Teriaknya.

Gadis itu melepaskan tangannya dari rambut laki-laki didepannya. Menggantinya dengan memukul lengan laki-laki itu.

"ASTAGA!!!! KENAPA GUE HARUS SESEKOLAH SAMA LO SIHH!!!! GUE BENCI LO COWO CABUL!!!!!" Terus memukuli Leo yang berusaha menghindar.

"SIAPA YANG CABUL ANJING!!!!"

"LO!!!!"

"STOP BABI!!! SAKIT JIWA NIH CEWE!!!"

Vania tak berhenti untuk tak memukuli Leo. Seakan-akan dirinya menjadikan Leo samsak karena emosinya.

Tiba-tiba saja, ketika hendak kembali menjambak rambut laki-laki itu, tangannya terlebih dahulu ditarik oleh seseorang.

"Ehhh ehhh gue belum selesai bales dendamnya!!!" Ujarnya sebelum pergi meninggalkan kelas itu.

Leo yang melihat gadis itu telah pergi, dengan cepat dirinya berdiri dan menendang salah satu kursinya.

"Brengsek!!! Gara-gara perbuatan Leon gue yang kena imbasnya!!!! Awas aja, gue bakalan bales perbuatan lo!!! Kembaran nggak ada akhlak!!!" Marah Leo.

••••

"Lepas!!! Siapa sih lo hah!? Main tarik aja!!! Gue belom selesai bales dendam nya sama tuh cowo cabul!!!" Vania terus mengoceh disepanjang jalan.

Mereka berdua kini berjalan menuju rooftop sekolah. Laki-laki berhoodie itu membawa Vania ketempat yang teduh. Melepaskan cengkalannya dan menyuruh gadis itu untuk duduk.

"Duduk. Jangan pergi!" Peringatnya.

Laki-laki berhoodie itu berbalik dan keluar dari rooftop.

"Apa-apaan sih tuh cowo!!!! Nggak jelas banget!!!!" Marah Vania.

Gadis itu mendudukan dirinya di kursi. Menikmati angin sambil merelaxkan pikirannya. Memejamkan matanya sebentar sambil menunggu laki-laki tadi.

Tak berselang lama, pipi nya terasa dingin. Gadis itu langsung membuka matanya. Mengambil minuman yang berada dipipinya.

Kebetulan dirinya sedang haus. Ah pengertian sekali lelaki didepannya. Andai Prince yang membe- 

"SEGAN?!!!" Pekiknya ketika melihat wajah laki-laki didepannya.

Dirinya langsung berdiri menatap lawan bicaranya. "Segan sekolah disini juga?!!" Ucapnya dengan bersemangat.

Wajahnya berseri-seri tanda ia sudah melupakan emosinya. "Uhh kangen Segan!!!"

Vania memeluk orang didepannya itu. Menyembunyikan wajahnya di dada laki-laki itu.

Prince membalas pelukan gadisnya. Memeluknya dengan sangat erat. Mengelus pelan rambutnya.

"Hm." Balasnya.

Vania hendak melepaskan pelukannya, tapi tidak bisa. "Eumm...Segan? Se-sesak!!"

Prince melepaskan pelukannya. Menunduk menatap wajah gadisnya. "Cari apa?"

"Hah?" Bingung gadis itu.

"Cari apa dikelas?" Tanyanya.

Gadis itu menepuk dahi nya tanda lupa. "Ah iya gue mau ketemu Prince. Gue kekelas dulu deh mau cari Prince lagi."

Laki-laki itu mengelus lembut pipi Vania. "Kenapa?"

Menatap laki-laki itu sambil bertanya. "Kenapa apanya?"

"Kenapa cari Prince?"

Vania mengangguk-anggukan kepalanya. "Eumm...Sini gue kasih tau rahasia, tapi jangan bilang-bilang siapa-siapa okey?"

Prince hanya menganggukan kepalanya.

Gadis itu mendekatkan wajahnya dengan wajah laki-laki didepannya itu. Membisikkan sesuatu ditelinga laki-laki itu.

"Sebenernya gue suka sama si Prince. Hustt...Ini rahasia ya. Jangan bilang siapa-siapa okey?" Bisiknya.

Senyuman terbit dibibir laki-laki itu.

"Yaudah gue pergi dulu mau cari Prince. Bye bye Segan!!!!" Ujarnya yang hendak pergi meninggalkan si Segan.

Prince menarik ikat rambut Vania, membuat langkah Vania terhenti.

"Disini."

Vania berbalik sambil menautkan alisnya. "Apa?"

"Prince disini." Jelasnya.

Celingak celinguk mencari tokoh favoritnya. "Mana!? Mana?!!" Tanyanya sambil terus mencari keberadaan tokohnya.

Menarik pinggang gadisnya. Mendekatkan wajahnya pada wajah gadisnya. Mengisyaratkan gadisnya untuk melihat nametag di seragamnya.

Vania melotot. Tindakan Segan yang tiba-tiba membuatnya terkejut. Menelan saliva nya sambil menatap wajah Segan dari dekat.

Gadis itu tiba-tiba gugup karena salfok dengan jakun pria itu. Ketika Vania kembali menatap mata laki-laki itu, matanya seolah mengisyaratkan dirinya untuk melihat seragam laki-laki itu.

Terkejut. Ah ralat, sangat terkejut ketika dirinya membaca nametag laki-laki yang ia panggil Segan itu.

Gibran Prince A.

Nama itu--adalah nama tokoh favoritnya. Vania kembali menatap wajah Prince.

Senyuman tipis bisa ia lihat diwajahnya. Tiba-tiba saja Prince kembali mendekatkan wajah mereka. Gadis itu memejamkan matanya ketika wajah laki-laki itu semakin mendekat.

Cuppp.

Menempelkan bibirnya dengan bibir gadisnya. Membisikkan sesuatu ditelinga gadis itu. "Terus sukai saya Vania. Karena kau hanya milik saya. Milik Prince dan hanya milik Prince seutuhnya. Mengerti Gadisku?"

Itulah kalimat terakhir yang ia dengar sebelum kegelapan merenggutnya. Dirinya kini pingsan dipelukan tokoh favoritnya.

TBC.


GATEL PEN UPDATE HEHEE...

Lebih suka scene siapa?

Vania-Prince?

Vania-Leon?

Azlea-Arkan?

Azlea-Leo?

Sabina-Alden?

AYOO KOMEN GUYS. NTAR GUE BISA BANYAKIN SCENE YANG KALIAN SUKA!!!!

SEE U LUSA!!! BYE BYE!!!!

Mysterious Second CharacterWhere stories live. Discover now