19

9.1K 1.2K 145
                                    

Hari ini, Azlea berangkat bersama Arkan. Pagi-pagi sekali Lelaki itu sudah berada didepan rumahnya. Menjemputnya untuk melaksanakan hukumannya.

Membersihkan semua toilet yang ada di lantai 2. Hanya karena membolos selama 3 hari dirinya mendapatkan hukuman itu.

Gadis itu berdiri didepan toilet wanita. Menatap toilet itu dengan tak minat.

"Seriusan gue harus bersihin semua toilet ini?"

"Hm? Keberatan? Mau gue kasih keringanan?" Tanya laki-laki itu.

Azlea memincingkan matanya. Menatap curiga laki-laki disampingnya itu.

"Kenapa natap gue gitu?"

Gadis itu memutar bola matanya malas. "Gue nggak percaya sama lo."

Arkan mengangkat kedua alisnya.

"Hm..." Laki-laki itu menganggukan kepalanya berkali-kali.

Dirinya menundukkan badannya kearah Azlea.

"Emang kapan gue pernah nyuruh lo buat percaya sama gue?" Godanya.

Azlea menatap intens kedua mata laki-laki itu. Mengalihkan pandangannya ke arah lain karena malu.

Laki-laki itu terkekeh. "Azlea--" Panggilnya terpotong.

"Suatu hari nanti, gue pastiin lo bakalan jadi milik gue seutuhnya." Lanjutnya.

Arkan memegang lengan gadis itu. Mendorong pelan gadis itu kedepan.

"Yang bersih ya cantik, biar pacar lo nanti bisa setia." Menepuk kepala gadis itu lalu pergi meninggalkannya sendirian.

Azlea menatap kepergian Arkan dengan raut wajah bingung. Dirinya kini mengabaikan ucapan lelaki itu dan bergegas membersihkan semua toilet didepannya.

••••

Disebuah apart mewah, terdapat seseorang yang sedang memindahkan hasil imajinasinya kedalam sebuah buku. Dirinya terkekeh pelan membayangkan bagaimana alur yang sudah ia tentukan itu akan diubah.

Orang itu meletakkan pena nya dan menyenderkan punggungnya kebelakang.

"Jiwa asing. Sang perubah alur."

Sesorang itu terkekeh pelan. "Kita lihat, butuh berapa waktu jiwa asing itu akan berhasil mengubah semuanya."

Mengambil pena nya kembali. Memutarnya dengan lincah di jemarinya.

"Sang abadi akan kehilangan separuh jiwanya. Menyerah dengan kehidupannya, memilih untuk mati seperti yang seharusnya berada di dalam novel."

Drrtt...drrtt...

Handphonenya berbunyi. Orang itu bergegas mengangkatnya.

"Hmm? Misi?"

"Bukan. Ada suatu hal yang ingin gue bicarakan sama lo."

"Tentang?"

"Sang abadi. Gue butuh informasi lebih dalam tentang dia."

Orang itu tersenyum penuh arti. "Cafe ****"

Tuuuttt.

"Semua keputusan berada ditangannya. Antara mati dan hidup didunia ini hanya dirinya lah yang bisa mencegahnya." Gumam orang itu sebelum berjalan keluar menemui partnernya.

••••

Sepasang kekasih terlihat sedang berduaan diatas rooftop sana. Memakan makanannya berdua dengan lahap.

Mata pemuda itu terus menatap kearah gadisnya yang sedang makan. Pipi gadisnya yang terisi penuh membuat wajah gadis itu semakin imut dimatanya.

Prince menghentikan acara makannya. Menyangga dagunya menggunakan satu tangannya. Menatap lekat gadisnya.

Mysterious Second CharacterWhere stories live. Discover now