Bab 9. Masalah Racun

58 23 2
                                    

“Lihat!”

Sandy Ann—wanita paruh baya dengan kacamata tebal dan rambut keriting yang dipotong sangat pendek, melihat ke arah yang ditunjuk oleh dokter Albern Gregory—atasannya. Laku-laki itu menunjuk foto almarhumah Antonia Gerard sejenak, sampai Sandy mengikuti arah jarinya menunjuk, kemudian beralih pada foto almarhumah Elaine Moss.

“Umm ... perut keduanya kempes?” tanya Sandy, mencoba membaca isyarat Albern. “Karena mereka telah menguras seluruh isi perut mereka sebelum meninggal?”

“Tepat. Ini adalah gejala keracunan yang umum. Perut akan terasa sakit atau kram, korban merasa mual, kemudian memuntahkan semua isi perutnya yang mereka makan sebelum racun mulai bereaksi. Bagaimanapun, tubuh seseorang akan bereaksi melawan sesuatu hal asing yang masuk dan mencoba merusak sistem kerja yang normal dan pemberontakan itu terjadi lebih hebat di area perut.”

“Menurut Anda, pelaku mengetahui bahwa korban akan mengalami muntah yang hebat dan dia menunggu sampai saat seperti itu terjadi?”

Albern menghela napas berat. Pekerjaannya ini kadang-kadang membuat ia harus berpikir dari sisi paling kotor dalam kehidupan manusia. Feses, urine, muntah, dan isi perut, sudah tidak lagi membuatnya terganggu terutama ketika kematian berhubungan dengan racun.

“Sialnya, dia menikmati setiap proses itu sampai sang korban akhirnya mati lemas dan menderita, kemudian dengan tenang dia membersihkan segala macam kotoran yang dikeluarkan korban selama proses keracunan itu berlangsung.”

“Psikopat,” desis Sandy. “Apa para detektif itu menemukan alat-alat yang digunakan oleh pelaku untuk membersihkan korbannya? Lap kotor, sapu, atau penyerok sampah, mungkin?”

“Tidak ada apa-apa yang bisa mereka temukan di sekitar TKP. Pelaku pastilah membawa semua alat-alat pembersih miliknya sendiri, membersihkan korban dan TKP, kemudian membawa semuanya kembali. Dia sangat rapi dan terorganisir.”

“Kudengar, dia bahkan membubuhkan desinfektan di sekitar rumah korban. Efektif. Menghilangkan bau sekaligus menutup jejak yang mungkin tertinggal tanpa disadarinya.”

“Aku berpikir, dengan perut sekosong ini, racun jenis apa yang dipakai oleh pelaku, karena jelas korban tidak mengalami kerusakan parah di area organ tubuh lain.”

Sandy mengambil sebuah buku catatan dan membuka-buka halamannya secara acak. Ia mempelajari tentang racun semasa pendidikan dan sedikit banyak hapal ciri-ciri racun yang biasa digunakan oleh pelaku kejahatan kepada korbannya.

“Keracunan karena bahan kimia biasanya menyerang organ tubuh yang penting. Arsenik menyebabkan pendarahan pada ginjal, obat-obatan menyerang hati atau liver, bisa atau racun binatang akan menyerang saraf dan langsung ke jantung. Selain itu kebanyakan racun kimia menyerang pembuluh darah, menyebabkan pembekuan darah dan menyerang otak juga,” jelas Sandy sambil sesekali menunjuk kalimat-kalimat di dalam buku catatannya.

“Tepat!” tanggap Albern cepat. “Berbeda dengan keracunan makanan, yang kebanyakan bereaksi langsung menyerang perut korban dan dapat diatasi segera dengan memberikan penawar atau menguras dan membersihkan perut korban untuk membuang racunnya.”

“Masalahnya, keracunan makanan bisa menjadi sangat berbahaya bila korban memakan makanan yang mengandung racun itu dalam jangka waktu tertentu sedikit demi sedikit sehingga terjadi penumpukan racun di dalam tubuhnya yang tidak disadari dan ada beberapa faktor lain yang juga dapat membuat racun bekerja lebih cepat dan ganas.”

“Tolong telepon detektif Franzine,” ujar Albern sambil mondar-mandir di ruangan yang tidak terlalu besar itu. “Kurasa, ada beberapa detil penting yang kita lewatkan di sini.”

Snakeroot KillerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang