21:kejutan.

11.8K 2.1K 69
                                    

"Apa kau sudah puas berburu makanan"
Tanya Xavier yang duduk di ranjangnya.

Raivia hanya menatap segaris matanya.

'Apakah Anda terbiasa menyakiti perasaan orang yang mulia? Kalau pun Anda tidak suka dengan ucapan terimakasih Anda tidak seharusnya mengusir dan berbicara ketus seperti itu'

Raivia hanya membatin namun dari tatapan matanya seperti menghakimi.

"Lihatlah, itu adalah tempatmu tidur"
Raja menunjuk ke samping nya dan itu membuat Serigala kecil sedikit terkejut.

'Tempat tidur kecil itu untuk ku?'
Raivia masih diam di tempatnya, ia bingung harus apa. Apakah ia harus bahagia atau sedih atau marah.

Tapi kaki kecilnya perlahan berjalan dan naik ke atasnya. Kasurnya yang kecil terasa empuk dan cukup hangat.

"Aku tau kau menyukai itu, dan besok jangan sampai aku melihat mu naik ke atas ranjang ku lagi"

Raivia hanya terdiam tanpa membatin apapun. Bukankah ini berarti Raja benar benar menjadikannya hewan peliharaan.
Ucapan raja saat itu benar-benar serius, dan kalau ia berusaha pergi dari sini ada kemungkinan nyawanya akan dalam bahaya.

Raivia hanya terdiam sepanjang hari karena memikirkan hal tersebut, hingga malam hari datang ia hanya diam.

Ia hanyalah seekor hewan, dan ia akan berakhir menjadi seekor hewan sampai besar nanti.
Meskipun ia mendapat gelar peliharaan istimewa Sang Raja ia tetaplah hewan.
Ia tidak bisa menikah atau menikmati hidupnya seperti halnya manusia biasa.
Atau setidaknya menghadapi kehidupan dengan dua kaki dan dua tangan. Bukan empat kaki dan tubuh berbulu.

'Betapa mengerikannya hidupku'
Raivia bersembunyi di bawah kursi, hanya tempat temaram itu yang membuat dirinya merasa tak terlihat. Ia merasa bisa bersembunyi dari segalanya.

Gelap di luar sana, bulan saja tertutup awan di atas sana.
Xavier sudah keluar untuk menghadiri acara yang tergelar untuk nya, dan menurutnya laki laki itu terlalu memaksakan diri.

Raivia perlahan berjalan keluar dari bawah kursi, ia berdiri di depan cermin besar yang ada di kamar Xavier.
Menatap dengan jelas menggunakan cahaya lampu yang tidak terlalu terang.

Tubuhnya yang kecil seperti anak anjing, ia baru sadar mengapa semua orang mengira dirinya anjing.

'Aku akan sangat bersyukur jika Sang Agung menghapus ingatan ku besok pagi. Dan menjadikan ku Serigala seutuhnya.'

Raivia seperti sudah pasrah jika itu takdir nya, ia tidak akan mengelak atau menolak.

Serigala kecil kemudian berjalan untuk tidur di bawah kasur, ia merasa lebih nyaman jika berada di sana.

Saat ia berjalan awan yang menutupi bulan tertiup angin hingga akhirnya seluruh antero tersinari cahaya termasuk ruangan tersebut.

Bulan nya sudah penuh seutuhnya, bulan purnama dan raja lahir di hari ini.

Raivia berhenti melangkah saat ia merasa ada sesuatu yang aneh, ke 4 kakinya tiba-tiba bersinar dan akhirnya menjalar ke seluruh tubuhnya.

'Apa, apa yang terjadi?'

Raivia menatap dirinya kebingungan namun cahaya itu terlalu menyilaukan hingga ia menutup mata karena tidak tahan. Dadanya tiba tiba sesak dan ia sulit bernafas namun hal itu tak berlangsung lama.

Dan saat ia membuka mata Raivia melihat keadaannya dengan nafas yang tersengal-sengal.

Sekitarnya tidak berubah namun saat ia melihat tangan nya ia begitu terkejut.
Ia meraba seluruh tubuhnya dan ia semakin terkejut, ia menoleh ke belakang untuk melihat kaca dan mendapati ada seorang wanita berambut putih di sana.

Ia meraba seluruh tubuhnya dan ia semakin terkejut, ia menoleh ke belakang untuk melihat kaca dan mendapati ada seorang wanita berambut putih di sana

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


.

.

.

☺️😉 Seee yaaa

The Moon Wolf Where stories live. Discover now