30:Dimulai

11.5K 2.1K 37
                                    

Raivia, ia masih melangkah dengan kaki yang basah di penuhi embun yang jatuh pada dedaunan.

Berjalan dan hampir melupakan apakah ia hidup atau hanya roh yang tersesat di ladang bunga seluas mata memandang.

Berjalan tanpa tahu siang dan malam Raivia dengan berani berjalan mencari tahu dan menikmati kehidupannya di sana tanpa rasa sakit atau perasaan sedih yang datang karena bayangan masa lalu yang pelik.

Angin lalu berhembus kencang sejenak membuat dirinya menatap ke arah mata angin itu datang.
Kemudian, suara itu muncul memantul mengisi seluruh padang bunga.

Suara panggilan yang asing tapi ia menyukainya. Suara kulning yang biasanya di teriakan oleh seorang pengembala.


Raivia langsung berlari mengejar suara itu, larinya semakin kencang saat mendengar suara itu semakin jelas.
Raivia bisa merasakan nafasnya terdengar sengal-Jlsengal juga jantung nya semakin meningkat detak nya.

Kemudian penglihatannya menjadi gelap, ia tidak dapat melihat apapun dan saat itu ia baru sadar bahwasanya ia sedang menutup mata.

Ketika kelopak matanya terbuka Raivia terbelalak kaget, ia berada di tempat lain saat ini.
Nafasnya masih belum beraturan begitu juga jantung nya tetapi perasaannya sekarang lebih tenang.

Raivia berusaha untuk duduk dan ia bisa merasakan seluruh badannya seperti kaku dan pegal entah berapa jam ia sudah tidur.
Tapi tunggu, ia lupa akan sesuatu.

"Berati aku tidak mati?"
Raivia menutup mulutnya. Ia lantas menatap ke arah seluruh tubuhnya yang sedang menggunakan dress panjang.

"Aku? Ini aku?"
Raivia kebingungan saat ia menjadi manusia lagi bukannya seekor hewan putih bercakar.

Suara benda jatuh di sekitar meja membuat Raivia terkejut dan ia berteriak saat melihat ada hewan di sana.

Hewan tersebut lantas ikut terkejut juga seperti mengeluarkan suara teriakan.

"Ya ampun aku minta maaf aku tidak bermaksud mengagetkan mu"

Raivia bangkit dari duduknya dan menghampiri hewan tersebut yang ternyata adalah rakun hutan. Rakun itu terlihat sedang menggendong bayi panda merah yang menggemaskan

Kedua hewan itu menatapnya dan si bayi panda merah terlihat tersenyum pada Raivia.

"Kau sudah sadar?"
Raivia ternganga saat rakun itu bisa bicara.
"Kau bisa bicara?"
Tanya Raivia sambil terdiam di tempatnya kebingungan.

"Tentu saja nona, lantas bagaimana cara aku memanggil teman temanku?"

Si bayi panda mengulurkan tangannya selama Raivia masih bicara pada rakun yang ajaib.

"Aku minta maaf soal itu"
Raivia mengatakan dengan lembut, di saat itu bayi panda merah meloncat ke arah pangkuan Raivia membuat si rakun terkejut.
Beruntung Raivia sigap menangkapnya sehingga bayi panda tidak terluka.

"Hap, kau sangat lucu"
Kata Raivia sambil menyentuh hidung bayi tersebut. Bayi panda merah itu terlihat tertawa senang.

"Waahh sepertinya nona kita sudah bangun"

Seorang wanita datang dari pintu bersama beberapa hewan lainnya. Ia terlihat begitu senang tersenyum kepada Raivia.

"Apakah Anda yang menyelamatkan ku nyonya?"
Raivia bangkit dari duduknya dan berhadapan dengan seorang wanita yang terlihat lebih tua darinya.

The Moon Wolf Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang