39...

9.4K 1.8K 72
                                    


  Saat malam tiba seperti yang sudah di jadwalkan Raja pergi makan malam bersama wanita tercantik di kota.

Tersaji banyak makanan enak yang ada di atas meja. Raja tidak tahu makanan apa yang di sukai Louise sehingga memerintahkan untuk mengeluarkan seluruh makanan agar wanita itu bisa memilih nya sendiri.

Kabar tentang Louise yang diundang untuk makan malam langsung tersebar bukan hanya di dalam istana melainkan seluruh negeri.
Bagiamana tidak, Louise yang begitu di idamkan menjadi penarik perhatian raja seperti yang banyak orang duga.

Wanita itu duduk dengan anggun, bersama dengan wajah dan gaun yang sama cantiknya.

Sedangkan raja duduk di hadapannya, terpisah oleh meja yang sedikit berjarak.
Menatap dengan mata yang sedikit tajam memperhatikan.

"Terimakasih telah berbaik hati mengajakku makan malam Yang Mulia"

Terlihat malu-malu namun tetap anggun, itu yang dilakukan Louise.
Raja hanya diam lalu menikmati makanannya dengan tenang.

Untuk pertama kalinya ia di undang makan malam oleh raja dan mereka hanya diam. Bahkan setelah ia berbicara tadi Raja belum memberikan respon apapun.

Meskipun begitu Louise tetap bersikap tenang seperti seharusnya. Ia harus bersikap sabar jika ingin raja tertarik kepadanya.
Tentu saja, meskipun ia terlihat seperti tidak perduli ia juga menginginkan berada di samping Raja yang agung.

Itu impian seluruh wanita bukan.
Dan saat makan malam di piringnya juga piring raja habis Sang pengundangan makan malam tidak bicara apapun.

"Jadi begini cara Anda makan malam? Tidak berbicara sepatah kata apapun?"
Xavier yang masih menikmati anggurnya menatap Louise datar.

"Aku mengundang mu makan malam, bukan mengundangmu untuk mengobrol"
Jawaban raja begitu ketus dan terkesan terlalu menyebalkan. Inikah daya tarik terbesar Raja?

Ia seperti tidak mengangap wanita menarik dan sebuah alasan mengapa mendapatkan raja adalah hal yang luar biasa.

"Hmm, aku pikir Anda memiliki cara yang berbeda. Aku yakin ada tahu bahwa semua orang tengah membicarakan tentang kita"

"Lalu apa kau senang?"
Tanya Raja sambil menarik sudut bibirnya dan louise seperti terhipnotis pada senyuman menawan yang belum pernah ia lihat sebelumnya.

Louise sampai terdiam beberapa saat hingga ia tersadar hampir terlena oleh senyuman yang mempesona.

"Aku? Aku sudah sering di gosip kan dengan banyak laki-laki sehingga hal ini sudah biasa."

Raja lantas memalingkan matanya ke arah lain. Ternyata yang ia pikirkan tidak begitu menyenangkan apakah ia perlu mencoba wanita di depannya di tempat lain. Sungguh pemikiran menjijikkan yang terkadang terlewati.

"Terimakasih sudah datang, selamat malam"
Kata Xavier lalu meninggalkan louise yang masih duduk kebingungan.

Entah apa maksud raja tetapi Louise merasa naik pitam setelah seperti di abaikan.

"Bagaimana makan malam Anda yang Mulia?"

Raja menyeringai saat bertemu Franco di lorong menuju kamar. Ia sudah mengira akan ada seseorang yang bersemangat setelah mendengar kabar tentang nya.

"Menyenangkan"

"Apakah Anda berfikir sesuatu?"

"Untuk menikahi wanita itu?"
Raja bisa membaca pikiran Franco karena memang itu tujuannya.
"Tidak"

Senyuman Franco hilang bersamaan dengan langkahnya yang terhenti menatap Raja yang berjalan terus menuju ke kamarnya.

Raja kembali membuat dirinya kesal, entah bagaimana cara agar ia tahu apa yang di inginkan oleh hulubalang itu.

.   .   .

Itu dia Raivia bisa menatap bulan yang baru, belum menjadi setengah di atas sana. Mungkin dua sampai tiga hari lagi ia baru bisa berubah.
Kapanpun itu ia harus berhati-hati pada malam dan bulan agar tidak dalam masalah jika dirinya berubah.

Inilah perbedaan dirinya dan manusia serigala asli, dimana manusia serigala hanya akan berubah atau menjadi semakin kuat saat bulan purnama sedangkan, dirinya berubah di saat bulan setengah.

Menjadi serigala hanyalah seperti kutukan baginya, dan ia butuh kunci untuk mematahkan kutukan.

Raivia mengambil sebuah kain dari bekas yang masih bersih lalu mengikat rambutnya dan menutupi sebagian dari rambut tersebut.

Ini cara terbaik agar semua orang tidak menertawakan dirinya. Memiliki rambut berwarna putih memang lah menjadi sebuah kesulitan dimana kau berada di tengah orang-orang yang rata-rata memiliki warna rambut gelap atau pirang.

Malam hari banyak dari pelayan yang sudah beristirahat, pelayan senior tentu nya.

Sedangkan Raivia tentu saja tidak, nyonya Marie habis memberikan banyak tugas padanya. Mengupas kulit kentang untuk makan seluruh istana besok dan Raivia baru selesai saat tengah malam.
Ia harus mengupas semua itu sendiri karena seluruh pelayan lain telah lelah.

Lantai lorong begitu dingin, dan saat Raivia menatap ke bawah ia baru sadar. Ternyata ia tidak memakai alas kaki, pasti tertinggal saat ia sedang mencuci tadi. Jika kembali lagi ke belakang itu akan membutuhkan waktu sedangkan Raivia sudah cukup lelah.

Akan ia biarkan kakinya tanpa sepatu. Ia butuh makan malam karena belum mengisi apapun untuk perutnya.

Saat sampai di dapur sungguh kecewa hati nya saat tau tidak ada makanan yang tersisa untuk nya. Lampu dapur telah di matikan dan tidak ada satupun orang di sana.
Mau bagiamana lagi? Ini sudah tengah malam dan ia baru selesai mengerjakan segala tugas.

Raivia kembali ke ruang istirahat, semua orang sudah tidur didalam sana.
Hanya tinggal dirinya, dengan kulit yang merasakan hawa dingin karena Minggu ini awal dari angin musim dingin.

Tidak ada selimut hanya ada bantal dan kasur yang tipis. Raivia hanya menatap kasur itu dan akhirnya mulai menaikinya. Setidaknya lebih baik dari yang kemarin. Semoga saja semua kesulitan nya cepat berlalu.

.

.

.

The Moon Wolf Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang