48:Anggapan

8.9K 1.8K 42
                                    

  Pada malam itu, raja kembali terbangun akibat ulah nakal dari mimpi buruk yang menyerang.

Semakin lama ia berfikir berat maka Raja akan semakin sering bermimpi buruk.
Sebuah analogi aneh yang ia ciptakan sendiri.

Ketika itu Raja kembali berjalan jalan seperti yang ia lakukan di malam-malam lepas sebelumnya, menangkan pikiran dengan mendapatkan udara malam yang segar. Dan saat itu juga ia melihat seekor serigala putih berjalan di lorong.

Raja masih mengira dirinya sedang berhalusinasi sehingga terdiam sejenak sebelum kembali melangkah untuk mengikuti kemana hal yang membuat dirinya penasaran.
Apakah itu White-nya, apakah serigala itu kembali untuk dirinya. Raja tahu saat pertama kali bertemu, white bukanlah serigala biasa. Ia hewan yang cukup pintar dan selalu mengerti apa yang ia ucapan.

Dan begitu lah awal dari kemarahan nya berkobar saat tahu White nya berubah menjadi seorang wanita berambut putih setelah keluar dari balik tirai.

Raja mengatakan berkali-kali bahwa ia tidak bisa mengampuni sebuah penghianatan.

Dan setelah kejadian itu, disana ia berteriak seperti orang kerasukan dan membiarkan White lari dengan kedua kakinya. Raja memilih diam sebenarnya ia bimbang haruskah membunuhnya sekarang atau memberikan hal yang lebih buruk dari kematian.

Ia punya rencana lain untuk menjadikan permainan ini semakin menyenangkan.

Apakah raja masih marah? Tentu saja.
Seluruh kamarnya telah bermatakan seperti habis di terjang badai. Banyak sekali yang terkoyak akibat ayunan pedang.
Bulu dari bantal telah berceceran dimana mana dan seluruh furniture sudah berganti tempat di lantai.

Raja duduk, mengamati kalung yang pernah ia berikan kepada White. Dengan tatapan nyalang tak bisa di tebak apa pikirnya.

Raja tidak tidur selama semalaman penuh. Dan ia melakukan itu -menatap kalung semenjak dari subuh.

Jacob dan pelayan lain yang hendak membantu raja bersiap-siap terkejut saat melihat kamar itu tak jauh berbeda dengan kapal yang karam.

Perlu dipertegas lagi Raja pernah menyayangi Raivia yang ia klaim sebagai White sebagai hewan peliharaan yang akan ia angkat menjadi hewan istimewa. Dan itu sudah ia lakukan, bahkan seluruh istana tau raja sangat menyukai serigala kecil.
Rasa sayangnya sebagian seorang majikan pada hewan peliharaan sebagai mana seharusnya di lakukan oleh manusia waras. Dan dengan kenyataan itu, setelah raja sedikit salah paham, Raja malah merasa semakin membenci white nya.

Dan rasa kasih sayang nya lenyap begitu saja. Seperti debu yang tersapu angin.
Dalam keadaan begini Jacob tidak mungkin berani menganggu ataupun menyinggung apa yang raja inginkan.

Jacob memilih untuk menyuruh semua orang untuk kembali dan jangan mengganggu raja demi keselamatan mereka sendiri.

Raja membutuhkan waktu untuk dirinya dan pikirannya.

.   .   .

  Raivia, wanita yang malang. Terbangun dengan tubuh yang terasa pegal seluruhnya, lehernya tak bisa leluasa ia gerakan karena luka sayatan yang masih begitu sakit.

Raivia menghela nafas berat. Mengapa hatinya terasa sakit, mengapa kehidupannya seakan berantakan. Mengapa segalanya terasa begitu sulit.

Ia tidak bisa berfikir dengan jernih, beruntung raja tidak mengejarnya. Dan Raivia yakin, raja akan semakin mudah menemukan dirinya dengan segala kekuatan dan kekuasaannya, menemukan dirinya sama seperti mengejar semut kecil di atas meja kosong. Semua orang akan mengejar-ngejar dirinya dan berusaha menyakitinya lagi.

Matanya terasa begitu sembab dan berat.
Ia haus juga kelaparan, meskipun begitu tak ada nafsu baginya untuk sekedar mengisi perut.

Yang ia pikirkan hanya tentang kehidupannya, apakah ia masih selamat untuk besok dan besoknya lagi.
Atau kembali tinggal nama untuk kedua kalinya, bahkan sebelum ia berhasil mematahkan kutukan ini.

The Moon Wolf Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang