10. Rindu Nana.

8.5K 978 118
                                    

"Kenapa dek?" tanya Siwon. Pria itu menatap sang anak yang tampak kebingungan di undakan tangga.

"Papa," panggil Jaemin. Siwon yang tengah menatap Yoona senam aerobik di depan televisi itu langsung mendekat. Mengusap surai hitam si bungsu yang hari ini tampak tidak bersemangat.

"Kenapa? Mau cerita sama papa? Atau mau gendong?" Jaemin memggeleng pelan, membuat Siwon semakin heran. Tidak biasanya Jaemin menolak jika ditawari berkeliling sembari digendong olehnya.

Siwon menempelkan punggung tangannya di dahi sang anak. Setelah hawa panas terasa, barulah Siwon mengerti apa yang membuat anaknya tampak murung. Menghela napas pelan, ia mengangkat tubuh sang anak dalam gendongan.

"Ma! Anak kamu sakit nih!" teriak Siwon membuat Jaemin semakin pusing. Padahal jarak Yoona hanya beberapa langkah saja. Wanita yang tengah bergelut di lantai itu langsung mendekat dengan raut wajah khawatir.

"Dek, kenapa kamu? Gara-gara gak mama kasih sangu ya? Maafin mama, sini mana yang sakit." Jaemin itu kesayangannya Yoona dan Siwon, meski sifat Jaemin benar-benar sering membuat kedua orang tuanya mengelus dada. Tetap saja kalau Jaemin sakit, Yoona yang selalu berada di garda terdepan menampilkan wajah panik.

"Kangen abang hiks," isaknya. Bukan tanpa alasan, Jaemin sering sakit saat rasa rindunya benar-benar tidak bisa ditahan. Terlebih sudah tiga bulan lebih ia tidak bertemu dengan sang abang.

Akibat rindu yang berujung sakit, Jaemin tidak masuk sekolah selama dua hari. Membuat seorang pemuda tidak semangat sekolah. Hela napas kembali terjadi, Jeno mendelik ke arah seorang siswi yang baru saja menempelkan payudara di dadanya. Sontak siswi itu langsung berlari kocar-kacir. Wajah Jeno dua hari ini benar-benar tampak tidak bersahabat.

Pemuda itu berada di area kantin, meja paling pojok dan paling tidak dilirik. Biasanya ada teman-temannya juga di sini, tapi hari ini mereka Jeno usir. Membuat meja itu tampak kosong tidak seperti biasa. Jeno merogoh sakunya kala dentingan pesan masuk ke ponselnya.

Lima pesan dari Mark, dan dua Jaemin.

Manik Jeno membola seketika, hanya orang-orang penting saja yang ia sematkan. Dan kini nama Jaemin terletak di nomor dua sesudah Mark. Dengan cepat Jeno membuka chat Jaemin, dua rindu ini ia benar-benar merasa kehilangan dan sepi.

Love ❤️

|Abang, adek kangen abang.
|Adek sakit, rindu abang.

Iya Na, gue juga rindu lu, balas Jeno dalam hati. Jeno baru tahu jika Jaemin tidak masuk karena sakit, terlebih anak itu mengiriminya pesan rindu. Oh tuhan, apakah Jeno tidak salah membaca? Ia dirindukan Jaemin! Terlebih Jaemin memanggil dirinya abang dan menyebut dirinya sendiri adek.

Rasanya Jeno ingin terbang! Ia akan datang ke rumah keluarga Na setelah sepulang sekolah. Menjawab panggilan rindu dari yang tersayang, ah Jeno benar-benar tidak sabar! Ia benar-benar merindukan wajah manis pemuda yang berhasil merebut hatinya.

Kling

Sebuah pesan masuk terdengar, Jeno dengan segera membuka ponselnya yang telah menampilkan layar hitam. Namu pupus sudah harapannya, ia kira dari si pencuri hati, tetapi malah dari Mark lagi. Entah apa yang Mark kirimkan, padahal mereka masih berada di dalam gedung yang sama.

Berhubung suasana hatinya sedang bagus, Jeno membukanya. Menatap setiap kata yang Mark tuliskan untuknya. Wajahnya kembali berubah masam dan jengah.

Mark

|Jen!
|Maap nih ya.
|Tapi kita butuh bantuan lu.
| Si Lucas digebukin masa.
| Gegara nyolong mangga.

King Posesif [Nomin]Where stories live. Discover now