Chapter 20.

725 73 7
                                    

𝐭𝐫𝐚𝐢𝐭𝐨𝐫 & 𝐩𝐚𝐭𝐢𝐞𝐧𝐜𝐞
.
.
.
.
.
.
.

"Can i hug you seok?" Tanya Yoongi sendu.

"Tentu." Jawab Hoseok membuat Yoongi langsung menghamburkan tubuhnya kedalam pelukan sang lelaki manis.

Yoongi menangis meraung-raung dan terus mengucapkan kata maaf berulang kali dalam pelukan itu. Sedangkan Hoseok hanya bisa diam seraya membalas pelukan lelaki dihadapan nya.

Selang beberapa menit Hoseok melepaskan pelukan nya lalu beralih menghapus air mata Yoongi. "Kamu tidak cocok jadi laki-laki mellow seperti ini hyeong. Min Yoongi yang aku kenal itu lelaki kuat, cool, berwibawa, kenapa sekarang jadi seperti ini? Coba saja kalau anakmu sudah bisa lihat pasti dia ikut sedih melihat Papa nya sedih."

"Anakku? Papa?"

"Hmm, aku kan sudah pernah bilang kalau.. sampai kapanpun. Kamu akan tetap jadi ayah dari calon anak kita." Jelas Hoseok.

"Aku dengar hyeong belum makan dari kemarin kan? Cah! Jadi ayo makan dulu, aku sudah bawakan makanan nya tadi." Ucap Hoseok seraya menarik Yoongi untuk ikut duduk disofa.

Yoongi tak mampu jika harus menahan air matanya ketika Hoseok yang sekarang ingin menyuapi nya makan, dirinya sudah lama tidak merasakan perhatikan Hoseok seperti ini, dan hal yang terjadi sekarang membuat Yoongi jadi kembali merasa kalau hidupnya masih sedikit berarti.

"Eh eh?! Kok malah nangis sih hyeong..kan mau makan jadi tidak boleh nangis, nih aaaaa~"

.
.
.

Baru saja beberapa menit yang lalu Hoseok selesai menyuapi Yoongi makan. Dan sekarang keduanya saling diam, hanya suara dengungan yang terdengar ditelinga mereka.

"Ah iya, aku hampir lupa...bagaimana kabarmu hyeong? Kenapa kamu bisa tiba-tiba seperti ini? J-Jujur saja...aku sedikit terkejut ketika tadi mendengar ceritamu dari Papa dan Mommy. Aku tidak pernah mengira kalau perpisahan kita akan membuatmu jadi seperti ini." Tutur Hoseok memecah keheningan yang terjadi.

Yoongi sempat terdiam sebentar sebelum menjawab. "Mungkin selama kita kenal aku selalu terlihat kuat, cool, atau mungkin berwibawa seperti yang kamu katakan tadi. Tapi setelah kita pisah...lalu kamu pergi, aku baru sadar. Kalau aku tanpamu hanyalah seorang lelaki yang tidak bisa apa-apa, lemah, entah mengapa tanpa adanya dirimu membuatku jadi malas melakukan apapun, rasanya semua yang kulakukan tidak ada artinya. Aku berfikiran bahwa aku yang selalu bekerja keras tapi untuk siapa...sedangkan sekarang aku sudah tidak lagi punya tanggung jawab." Tutur Yoongi sendu.

Hoseok diam, bukan tidak mau menjawab. Hanya saja lelaki manis itu bingung mau menjawab apa.

Yoongi membuyarkan lamunan nya lalu beralih menatap perut lelaki manis yang terduduk disamping nya.

"Sudah berapa bulan sekarang? Tidak menyangka waktu cepat sekali berlalu ya, sampai-sampai perutmu sudah sebesar ini."

"Maklum, kan isinya ada dua jadi ya terlihat besar walaupun usianya masih muda. Kandungan ku sudah masuk lima bulan lebih satu minggu." Jawab Hoseok.

"Boleh ku pegang?"

"Boleh dong :)" Jawab Hoseok membuat Yoongi langsung berjongkok dihadapan nya.

"Hallo anak-anak Papa, sedang apa didalam sana? Maaf ya Papa jarang ajak kalian ngobrol...tapi Papa janji, kalau mulai sekarang Papa akan terus sempetin waktu buat ngobrol sama anak-anak Papa." Celoteh Yoongi seraya mengelus pelan perut besar Hoseok.

Sudah jam tujuh malam tapi Hoseok masih saja berada dimansion Min. Sejak datang tadi Yoongi sama sekali tidak mau jauh dari Hoseok bahkan sekarang tangan Hoseok tak kunjung lepas dari genggaman nya.

𝘁𝗿𝗮𝗶𝘁𝗼𝗿 & 𝗽𝗮𝘁𝗶𝗲𝗻𝗰𝗲 | 𝘀𝗼𝗽𝗲Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang