Chapter 7

33.2K 2.5K 28
                                    

Let's Reading
.
.
.

Hanna termenung di atas ranjangnya, mendadak saja pipinya memerah saat kembali mengingat kejadian pagi tadi. Apa Gavin refleks melakukannya atau itu memang insiatif dari dirinya sendiri? Hanna menutup wajahnya malu ketika membayangkan wajah Gavin yang tersenyum padanya

"Bu gulu?"

Hanna tersentak, lalu menoleh melihat El yang berdiri disamping ranjang sambil meletakkan kedua tangannya di ujung kasur

"Ya El?"

"Bu gulu kenapa?"

"Ha? Gapapa kok, emang Bu guru kenapa?" Tanya Hanna bingung

"Bu gulu cenyum-cenyum" Ucap El polos

Blush

Pipi Hanna kembali memerah, ia menggendong El naik kepangkuannya lalu memeluknya dari belakang agar El tidak melihat wajahnya yang memerah.

"Kalau El punya Mami baru, El seneng gak?" Tanya Hanna iseng

El mendongak menatap Hanna "Mami balu?"

Hanna menggangguk sambil tersenyum "Mau gak?"

El melepaskan pelukan Hanna lalu berdiri menghadap Hanna dengan wajah sumringah "Mau Bu gulu, mana Maminya balu nya?"

Hanna memegang tangan El "El mau yang jadi Mami barunya siapa?"

"Bu gulu" Kata El polos lalu melompat lompat kesenangan

Hanna menahan senyumnya, ucapan polos El membuat hatinya semakin berbunga bunga. Astaga Hanna, jangan bilang gadis ini sedang berharap akan menjadi Maminya El? Anak itu masih terlalu polos, ia bisa berubah pikiran kapan saja jika ada seseorang yang menyayanginya lebih besar dari dirinya. Hanna bergelud dengan pikirannya sendiri membuat dirinya pening seketika.

Hanna mengalihkan pandangannya keatas nakas saat mendengar ponselnya berbunyi. Gadis itu meraih ponselnya dan melihat panggilan masuk dari Gavin, sejenak Hanna merasa berdebar kenapa ia dilanda gugup seperti. Sialan Gavin membuat jantungnya berdisko disko.

Hanna menghembuskan nafasnya perlahan lalu menggeser tombol hijau

"Halo?"

"Ha-halo" Bego Hanna, kenapa harus gugup aelah

"Kamu kenapa?"

Hanna menelan ludahnya "Gapapa kok, emang aku kenapa?" Tanya Hanna berusaha membuat suaranya senormal mungkin

"Gapapa kirain kamu kenapa napa. Ohiya El mana?"

"Ada kok, lagi main" Ucap Hanna melirik El yang kembali melanjutkan acara bermainnya.

"Aku mau vc ya, mau liat El"

"E-eh tapi--"

Tut tut

Sambungan telponnya dimatikan secara sepihak oleh Gavin membuat Hanna mendengus tapi selanjutnya ia melihat panggilan video call masuk ke ponselnya.

Hanna berlari secepat kilat kedepan cermin lalu merapikan rambutnya membuat El menatapnya sejenak tapi setelah itu kembali sibuk dengan mainannya. Katakan saja Hanna gila, buat apa dia rapih-rapih orang Gavin vc pengen lihat El kok.

Setelah memastikan tidak ada yang aneh dari penampilannya ia segera menerima panggilan vc dari Gavin.

"Kenapa lama?"

Hanna nyengir "Rapihin rambut dulu" Jawab Hanna refleks

Hanna terdiam lalu segera mengatupkan bibirnya rapat-rapat menyadari ucapannya sendiri, dapat Hanna lihat wajah Gavin yang tersenyum menggoda kearahnya.

Bu Guru, I Love You! ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang