Chapter 13

24.2K 2.1K 10
                                    

Happy Reading

.
.
.

"Ghe.."

Ghea mengangkat alisnya melihat Gavin yang kini berdiri tegang sembari menatapnya

"Kenapa lo?"

"Gue baru aja ngelamar Naura,"

Ghea membulatkan matanya, terkejut dengan apa yang diucapkan adiknya itu "Lo apa?!" Pekik Ghea tak percaya

Gavin mengacak ngacak rambutnya frustasi "Gue udah ngelamar Naura"

"GOBLOK!" Maki Ghea "Lo baru kemaren ngelamar Hanna, walaupun dia nolak awalnya tapi lo masih kasih dia kesempatan buat mikir kan? Dia bahkan udah mau nerima lo tapi lo dengan bego nya malah ngelamar Naura, dasar tolol! Otak lo dimana sihh!!"

Sungguh Ghea gemas sekali ingin merauk wajah Gavin sekarang, dia tak habis pikir dengan jalan pikiran adiknya ini, kenapa Gavin sangat terburu-buru mengambil keputusan besar seperti ini.

"Gue udah gabisa mikir apa-apa Ghe, ngeliat El semalem ngigau manggil Maminya, gue ngerasa sedih. Gue pikir El emg butuh seorang ibu, gue kira Hanna ga bakal nerima lamaran gue makanya gue langsung ngelamar Naura"

"Yes, Gavin Lavana dan segala otak pinternya saking pinternya malah jadi bego, ga mikir dulu sebelum ngambil keputusan. Emang lo pikir kalo El butuh Ibu yg dia harapin itu Naura ha? Lo mikir dong, kalo El gasuka sama Naura gimana? Ujung-ujungnya juga bakal sia-sia lo nikahin dia, GOBLOK!" Sembur Ghea kesal

"Shit!" Umpat Gavin

Ghea berdecih "Kasihan ya Hanna, baru mau merjuangin cinta nya eh cowoknya malah ngelamar cewek lain" Sindir Ghea

Gavin menatap Ghea bingung "Maksud lo?"

"Tau, ngomong noh ama tembok"

"GHEA! GUE SERIUS!"

"Berisik, ini rumah sakit!" Kata Ghea kesal

"Bodo amat, gue bisa beli Rumah Sakit ini kalo gue mau. Sekarang jelasin maksud lo apa?"

"Iya, Hanna punya perasaan sama lo tapi lo sitolol dari comberan malah buat dia potek!" Maki Ghea makin sebal

Gavin menganga tak percaya. Hanna menyukai nya? Kenapa hati nya jadi berbunga bunga mendengar pengakuan Ghea barusan.

Apa Gavin juga punya perasaan yang sama dengan gadis itu? Jawabannya adalah mungkin Ya, dia mungkin memang menyukai Hanna, hanya saja ia tak pernah peka dengan perasaannya itu.

Ck! tapi dia sudah terlanjur melamar Naura.

Gavin mengacak ngacak rambutnya sekali lagi dan merutuki segala kebodohannya "Terus gimana Ghe, gue harus apa?"

"Gak tau, lo pikir aja sendiri" Ketus Ghea melipat kedua tangannya di depan dada.

"Ghe" lirih Gavin memelas

"Mending lo kejar, siapa tau dia belom jauh. Cepet sana"

Tanpa pikir panjang Gavin langsung pergi meninggalkan Ghea yang mendengus "Pen gue jambak tuh anak"

•••

Hanna terduduk dibangku taman sambil terisak pelan.

"Kenapa sih nasib gue gini amat," Gumam Hanna memejamkan matanya erat-erat menahan rasa sakit yang kini bergemuruh didadanya.

"Hanna,"

Hanna membuka matanya saat ia merasakan sebuah tangan mengusap pipinya lembut. Hanna menoleh mendapat Gavin yang kini duduk disampingnya, menatapnya sendu. Sejak kapan pria ini ada disini? Hanna bahkan tidak menyadari keberadaannya.

Bu Guru, I Love You! ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang