Chapter 20

25.7K 1.9K 23
                                    

Happy Reading
.
.
.

Hanna memandang dirinya didepan cermin. Gaun putih mewah membungkus tubuhnya dengan pas dan rambut yang sudah ditata semenarik mungkin dengan make up yang membuatnya makin terlihat bersinar.

"Mami?"

Hanna menoleh kearah pintu dan mendapat El kini menatapnya bingung.

"Mami, sapa yang ulang taun?" Tanya El

Hanna terkekeh lalu mengulurkan tangannya yang disambut oleh bocah Lavana itu. Hanna menata rambut El yang sedikit berantakan, El sudah rapih dengan jas hitam dan dasi kupu-kupunya hingga bocah itu terlihat sangat menggemaskan.

"Ga ada yang ulang tahun"

"Telus?"

Hanna menggaruk lengannya bingung bagaimana cara menjelaskan ini pada Elvaro. Tak lama ia bernafas lega saat melihat Shavina dan Nindi masuk.

"Ya ampun ada bidadari nyasar" Seru Nindi heboh

Shavina terkikik, ia tak membantah karena memang Hanna saat ini tampak sangat sangat sangat terlihat cantik.

"Cantik banget Han" Puji Shavina membuat Hanna tersenyum malu

"Eciee yang bentar lagi jadi nyonya Lavana, jangan lupa PN nya" Kata Nindi

"Minta Gavin dong, jangan minta gue. Gue mana ada punya duit" decak Hanna cemberut

"Yaelah kan bentar lagi jadi istrinya Papi muda kaya raya"

Hanna mendengus "Ihh udah sana, sebel gue"

"Dih galak, yuk El mau ikut aunty gak? Aunty ada cokelat" Ajak Nindi yang disambut El dengan antusias

"Mau mau"

"Oke baby boy, yuk" Nindi menggendong El

"Bye Mami" Kata El mengecup singkat pipi Hanna

•••

"Kenapa lu? Kek cacing kepanasan aja" Tegur Reyhan memandang Gavin yang terlihat gelisah di depan cermin

"Biasa lah bro, pasti dia gugup. Yaelah Gav biasa aja kali" Ucap Fatur santai

"Bukan itu monyet, kalo gugup mah gue udah kemaren" Ucap Gavin mengobrak abrik laci mejanya, rambut pemuda Lavana itu sudah berantakan, entah apa yang dia lakukan.

Ketiga temannya itu menatapnya bingung "Trus?"

"Cincin nikahnya, gue lupa naroh dimana"

"Goblok!" Maki ketiga orang itu

"Ternyata bener yang dibilang Ghea ya ckckck" decak Gian menggeleng prihatin

"Lu belum tua dah pikun, coba inget-inget lagi dimana terakhir kali lo naroh tuh cincinnya" Ucap Reyhan menghampiri Gavin ikut mencari cincin itu

"Lupa Rey, arrgghh! acara nya tinggal setengah jam lagi. Mampus gue kalo gini" Ucap Gavin frustasi

"Hayoloh gak jadi nikah~" Kata Fatur dengan nada dipanjang panjangkan

"Diem anjir, lu mau kena bogem?" Gian menjitak kepala Fatur

Fatur mendengus, salah mulu dia tuh.

"Anjing, ga ada Rey" Kata Gavin terduduk bersandar ditembok sembari mengacak ngacak rambutnya

Reyhan menghela nafas kasar.

"Gimana kalau beli baru aja" Usul Gian

"Ini waktunya udah mepet banget" Ucap Reyhan melirik jam tangan hitam yang melingkar di tangan kirinya.

Bu Guru, I Love You! ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang