07 - Memaksa Kehendak

2.7K 509 108
                                    

Seminggu berlalu dengan kekacauan yang belum ada habisnya di keluarga Harald. Jill akhirnya menuntut cerai dengan meminta sejumlah harta yang tak sedikit sebagai kompensasi. Morgan bahkan harus menjual beberapa properti miliknya karena perceraian itu. Jim juga memilih mengasingkan Morgan ke pulau pribadi—yang adalah milik ibu Jane.

Setiap kali mengingat hal itu, Jane rasanya ingin sekali menusuk Harald berkali-kali sampai mati di depan matanya. Pria bajingan itu sengaja menjerat ibunya hanya demi memberikan kekayaan sang ibu pada Jim—ayah dari sang istri pertama. Seluruh cinta, perhatian, bahkan materi dicurahkan Harald untuk Melva. Padahal seluruh harta itu adalah milik ibunya. Sedangkan ibunya ditipu habis-habisan, bahkan setelah tahu semua kebohongan itu, sang ibu harus mati dengan cara mengenaskan.

Jane tidak akan pernah melupakan dua kehilangan terberat dalam hidupnya karena perbuatan keluarga Harald. Sampai kapan pun, Jane akan terus mengingatnya bahkan membawa kebenciannya sampai mati. Kali ini, Jane tidak akan membiarkan apa pun atau siapa pun lengah akan pembalasannya pada mereka semua.

"Jane..."

Tubuh Jane berbalik saat mendengar panggilan Nate yang baru keluar dari kamar mandi.

"Apa kau sedang memikirkan sesuatu?"

Kepala Jane menggeleng pelan, lalu perlahan mendudukkan dirinya di atas tempat tidur.

"Sudah dengar apa yang terjadi pada Paman Morgan?"

Tentu saja sudah. Jane bahkan mendengar tiap umpatan dan makian yang Jill ucapkan untuk Jim dan keluarga pria tua itu. Oh, jangan lupakan juga kalau Jane melihat bagaimana Nate bersikap layaknya pahlawan saat datang ke rumah—yang ditempati Harald sekeluarga—hanya untuk memberikan solusi dan menenangkan Ava yang menangis tersedu karena kekacauan yang disebabkan oleh Morgan.

"Belum, dan aku juga tidak berniat untuk tahu."

Sebenarnya Nate sudah tahu akan mendapatkan jawaban itu, tapi ia memilih berusaha abai. "Ayah meminta kita ikut makan malam di rumahnya besok."

"Aku tidak akan datang," sahut Jane sambil membaringkan tubuhnya dan langsung menutup mata.

"Jangan begitu, Jane," bujuk Nate lembut. "Bagaimana pun juga itu ayahmu. Ibumu juga pasti..."

"Nate, apa aku harus menyakitimu agar kau bisa mengerti alasan kebencianku pada mereka?"

Nate seketika tersentak saat mendapati raut dingin yang pernah beberapa kali diperlihatkan Jane setelah sadar dari kecelakaan itu.

"Jangan memintaku untuk melepas kebencian pada mereka. Karena kebaikan hatimu itu tidak membuat perasaan cintaku semakin besar padamu. Jika terlalu sering kau melakukannya, aku takut justru itu akan membuatku membencimu." Jane mengucapkan tiap kalimatnya dengan datar sambil mengunci Nate melalui tatapannya.

"A-aku... hanya ingin kau—"

"Benar. Pria yang lahir dari keluarga normal dan saling menyayangi tidak akan mengerti mengapa aku begitu keras kepala dengan semua kebencianku," potong Jane tersenyum sumir. "Tapi, Nate, jangan lewati batasanmu lagi. Aku tak suka kita bertengkar hanya karena hal ini. Lagipula, kenapa akhir-akhir ini kau sangat ingin melihatku berdamai dengan mereka? Padahal dulu kau biasa saja saat tahu hubunganku tak dekat dengan satu pun dari keluarga itu."

Nate meneguk salivanya pelan, lalu berdeham untuk sedikit mengenyahkan kegugupannya.

Melihat keterdiaman itu, Jane mengalihkan tatapannya lalu kembali menutup kedua matanya. Bersikap tidak peduli pada apa pun yang sedang Nate pikirkan. Lagipula, sepertinya semakin lama Nate semakin tidak tahu diri. Tadi mereka baik-baik saja, tapi pria itu justru memilih merusak suasana dengan membahas tentang keluarga Harald. Sangat kurang ajar.

Turn Back [Completed] ✔️Where stories live. Discover now