12 - Perdebatan Sengit

3K 546 173
                                    

Jane masih berpura-pura memasang raut wajah mengantuk saat Nate memaksanya untuk pulang saat itu juga. Sekalipun rasanya ingin menghajar Nate habis-habisan, tapi Jane berusaha keras untuk menahan diri. Begitu pun saat Jane memberikan pengertian pada Jo yang tampaknya hampir tidak bisa menahan emosi di depan Nate.

"Tidurlah lagi. Aku akan membangunkanmu saat kita sampai di rumah nanti."

Kepala Jane hanya mengangguk membalas kalimat Nate yang diucapkan dengan nada lembut sarat akan kekhawatiran itu. Dalam hati, Jane benar-benar memuji keterampilan Nate dalam bermain peran.

Terlalu malas untuk merutuki Nate dan seluruh rencana pria itu bersama keluarga Harald, Jane memilih memejamkan mata sampai tak sadar bahwa ia sudah sungguhan terlelap. Dan ketika terbangun, Jane justru mendapati dirinya telah berada di atas tempat tidurnya dengan pakaian yang sudah berbeda. Seketika itu juga Jane mendengkus sinis. Nate terlihat seperti seorang suami yang sangat protektif sampai tidak membiarkan istrinya memakai kemeja pria lain—padahal jelas-jelas pria itu berniat menyerahkannya pada pria yang bahkan tak dikenalnya sama sekali.

Jane segera kembali menutup mata saat mendengar suara gemericik air di kamar mandi sudah berhenti. Dan benar saja, Jane mendengar Nate keluar dari sana dan melangkah ke ruang ganti, lalu tak lama kemudian Jane merasakan elusan lembut di puncak kepalanya.

"Maafkan aku."

Tidak akan pernah, Nate. Jane menahan diri untuk tidak membuka matanya dan menampar wajah tanpa dosa yang selalu ditunjukkan Nate padanya.

Setelah tak mendengar apa pun lagi, Jane merasakan pergerakan di sisi tempat tidurnya yang tadi kosong. Tanpa bisa ditolak, Nate sudah membawa Jane ke dalam pelukan pria itu. Jane bisa merasakan detak jantung Nate yang berdebar begitu kuat. Seulas senyum tertahan di bibir Jane saat menyadari Nate pasti sedang sangat kacau sekarang. Rencana yang sudah disusun dengan begitu matang justru hancur, ditambah harus melihat sendiri bagaimana sang kekasih bergumul dengan pria lain—dan terlihat begitu menikmati tanpa berusaha menahan diri.

Ah, sepertinya akan lebih menyenangkan jika Jane semakin berpura-pura bodoh di depan Nate sekali lagi. "Nate..."

"Hei, aku membangunkanmu, ya?" Nate menunduk untuk melihat Jane yang perlahan membuka kedua matanya.

Jane mengerjap pelan seolah memang baru terbangun karena kehadiran Nate yang memeluknya. "Apa terjadi sesuatu?" tanyanya sambil bergerak kecil merangkul leher Nate dengan sebelah lengannya. "Jo membawaku keluar dari kamar setelah kau pergi. Dia bilang perasaan aneh yang kurasakan tadi, itu karena minuman yang kau berikan sudah dicampur afrodisiak. Apa kau tahu soal itu?" tanyanya, dan langsung menahan dengkusan saat merasakan tubuh besar yang memeluknya kini menegang. "Sepertinya seseorang berniat melakukan sesuatu yang buruk padaku. Untung saja Jo datang saat kau meninggalkanku di kamar tadi."

Ayo, Nate. Berikan aku alasan konyol lagi, dengkus Jane mengejek dalam hatinya.

"Jo tidak melakukan sesuatu padamu, kan?"

Hampir saja tangan Jane yang memeluk Nate bergerak mematahkan leher pria itu. "Memangnya apa yang bisa Jo lakukan padaku? Dia terlalu baik untuk menyakitiku."

"Kau sedang di luar kesadaran tadi, bisa saja dia mencari kesempatan saat kau—"

"Dibandingkan denganmu, aku bahkan lebih mempercayainya, Nate," potong Jane dengan raut datar menatap Nate yang langsung terkesiap karena kalimatnya. Tetapi Jane sama sekali tak peduli. "Jangan katakan hal tak masuk akal lagi. Aku sangat berterima kasih padanya karena telah menyelamatkanku."

"Dia tak seharusnya membawamu pergi tanpa ijinku."

Karena dengan begitu, kekasihmu tak akan ditiduri pria lain, Nate? Memuakkan sekali pria sepertimu.

Turn Back [Completed] ✔️Where stories live. Discover now