11 - Pertahanan Kuat

3K 540 159
                                    

"Kau masih kedinginan?"

Sekalipun tubuhnya masih terasa sedikit beku, Jane tetap menggelengkan kepalanya.

Jo membuang napas kasar saat melihat wajah pucat Jane dengan bibir yang terlihat sedikit membiru. Belum lagi tangan Jane yang terasa sangat dingin dalam genggamannya. Tentu saja dingin. Tadi setelah berhasil membawa Jane keluar dari kamar itu, Jo segera melajukan mobil dengan sangat cepat menuju apartemennya. Setelah sampai, Jo langsung mengguyur Jane dengan air dingin agar meredakan perasaan gelisah akibat afrodisiak sialan itu.

"Sudah kubilang kau seharusnya tidak perlu sampai meminum minuman yang diberikan bajingan itu."

Dengan bibirnya yang masih dingin dan sedikit bergetar, Jane memaksa seulas senyum. "Aku perlu memainkan peranku dengan baik, Jo."

"Ck." Jo berdecak keras mendengar hal itu. Setelahnya, Jo kembali menyodorkan segelas teh hangat untuk Jane. "Bajingan itu pasti sedang sibuk membereskan kekacauan yang terjadi di sana sekarang."

Jane bergumam mengiyakan sambil meminum teh di tangannya. Pikirannya menerawang bersamaan dengan luka yang kembali menyayat bagian hatinya yang bahkan belum benar-benar sembuh. Nate sungguh bajingan. Seolah belum cukup menipunya habis-habisan, pria itu bahkan berniat melemparkannya pada pria asing. Benar-benar keparat!

"Kita bisa menggunakan cara lain untuk menghancurkan mereka."

Kalimat bernada lembut dan usapan pelan di rambutnya yang masih sedikit basah, membuat Jane menoleh menatap Jo.

"Terlalu berat jika kau melibatkan dirimu masuk perangkap mereka hanya demi tiap rencana kita. Ini bahkan kedua kalinya kau melakukan hal yang membahayakan dirimu sendiri."

Jane membuang napas pelan, lalu kembali meletakkan cangkir tehnya ke atas meja. "Karena aku harus merasakan luka itu sendiri, Jo. Agar aku bisa semakin menghancurkan mereka tanpa memikirkan apa pun selain tiap luka yang aku alami."

Jo tahu kehidupan Jane sudah sangat berat. Sebelumnya, Jo berpikir dengan membiarkan Jane menerima Nate akan membuat wanita itu merasakan kebahagiaan. Bahkan sekalipun Jane perlahan tanpa sadar mulai melupakan kebencian dan pembalasan yang selama ini digenggam erat oleh wanita itu, Jo sama sekali tidak peduli. Bagi Jo, yang terpenting adalah Jane kembali merasakan kebahagiaan. Sayangnya, Nate justru melakukan kesalahan besar sampai membangkitkan monster baru dalam diri Jane. Monster yang jauh lebih kejam dan menyeramkan.

"Bagaimana dengan situasi di sana?"

Dengan cekatan, Jo membuka laptop yang menghubungkan alat penyadap di berbagai sudut rumah keluarga Harald. Jo mulai membuka rekaman yang menampilkan awal dari kekacauan acara yang dibuat oleh Jim di rumah itu.

Jane tersenyum puas saat melihat raut wajah pias dari Melva, Jim, Lucy dan Harald. Pun dengan Nate yang hanya menunduk sambil menggenggam kuat ponsel di tangan pria itu. Belum lagi kepanikan di wajah Edgard saat berlari keluar dari tempat itu—pasti menuju kamar tempat Ava sedang menghabiskan malam panas dengan seorang pria.

"Tapi, Jo... apa kau tahu pria yang tadi bersamaku sebelum kau datang?" Jane menghentikan rekaman yang menampilkan wajah pria yang sedang memapahnya keluar dari kamar.

"Aku tidak tahu siapa dia. Tapi dia yang membawamu keluar dari kamar itu. Bahkan aku harus memukulnya saat dia bersikeras untuk membawamu keluar dari rumah itu."

Sebelah alis Jane menukik tajam. "Dia bukan orang suruhanmu?"

"Mana mungkin aku mempercayai orang lain untuk menemuimu yang sedang dalam keadaan paling sialan seperti tadi?" sahut Jo dengan decakan kecil. "Aku hanya mengirimkan satu pria agar menggantikan pria yang dibayar mereka untuk bersamamu."

Turn Back [Completed] ✔️Where stories live. Discover now