26 - Penyesalan Terdalam

11.8K 718 147
                                    

"Apa yang sebenarnya terjadi, Nic?"

Nic membuang napas keras. "Jane meneleponku tadi. Dia memintaku untuk datang ke rumah mereka, dan sesampainya di sana, aku sudah menemukan Nate yang pingsan dengan tubuh penuh luka."

Sean seketika mengernyit. "Jane yang melakukan itu pada Nate?"

"Entahlah," jawab Nic sambil mengedikkan bahunya. "Kurasa hubungan mereka semakin buruk."

"Seharusnya Nate memang melepaskan Jane sejak awal," gumam Sean sambil menatap tubuh Nate yang kembali terbaring lemah di atas ranjang rumah sakit.

"Tapi Nate sudah jatuh cinta pada Jane."

"Lalu? Itu membuatmu bisa membela si bodoh ini?" sambar Sean menoleh menatap Nic tidak setuju. "Dia sama saja seperti Javier. Terlalu bodoh jika sudah jatuh cinta," ejeknya. "Sejak mengetahui rencananya untuk Jane, aku adalah orang pertama yang mengumpatinya. Tapi kau justru hanya diam saat sepupumu dijadikan wanita bodoh oleh sahabatmu sendiri."

Nic terdiam. Ia menyadari satu kesalahannya itu.

"Seburuk apa pun hubunganmu dan Jane, itu tidak membenarkanmu mendukung seseorang yang ingin menghancurkannya demi membantu sepupumu yang lain." Sean sengaja kembali menyalahkan Nic. "Jadi, jangan menyalahkan Jane jika memang wanita itu yang membuat Nate berakhir seperti ini."

"Kau jelas tahu Nate berusaha memperbaiki segalanya."

"Jika istrimu mengkhianatimu demi membantu pria lain, apa kau akan memaafkannya begitu saja sekalipun dia berusaha memperbaiki segalanya, Nic?" sahut Sean dengan nada malas. "Sudahlah. Kita hanya akan berdebat jika membicarakan tentang hal ini," ujarnya. "Apa kata dokter tentang keadaannya?"

Nic membuang napas pelan. "Lukanya infeksi. Jadi sampai beberapa hari ke depan, dia harus dirawat di rumah sakit."

"Sebaiknya Nate tetap dirawat di sini saja. Jika kita memindahkannya ke rumah sakit keluarganya, ayah dan ibunya pasti akan tahu tentang kondisi pernikahan mereka."

"Iya. Aku juga memikirkan hal yang sama," timpal Nic. "Kau sudah menghubungi Red dan Javier? Kurasa, malam ini mereka yang bisa menemani Nate di sini. Aku tidak bisa meninggalkan istriku di rumah keluarganya. Sedangkan kau pasti tidak berniat membiarkan istrimu tidur sendirian malam ini. Aku tahu kau suami posesif."

"Ck." Sean mendelik sebal menanggapi ejekan itu. "Javier masih ada rapat sampai jam tiga sore nanti. Sedangkan Red sudah dalam perjalanan dari luar kota."

"Jane..."

Sean dan Nic seketika mendekat ke arah ranjang saat mendengar suara sangat lirih dari bibir Nate.

"Nate? Kau mendengar suaraku?"

Kedua mata Nate mengerjap lambat dan sepenuhnya terbuka saat hanya menatap langit kamar—yang diyakininya di rumah sakit. Kepalanya menoleh kecil melihat dua sosok sahabat yang sedang menatapnya khawatir. "Aku baik-baik saja," ucapnya pelan. Sedikit berbohong, karena seluruh tubuhnya jelas sedang terasa sangat sakit.

Baik Sean maupun Nic seketika menghela napas lega. "Tentu kau baik-baik saja. Hanya otakmu yang tak baik karena terlalu bodoh," sarkas Sean.

"Aku kehilangannya."

Sean terdiam mendengar kalimat bernada pedih itu.

Sedangkan tubuh Nic tanpa sadar sudah berubah kaku. "Jane... yang melakukan ini padamu?"

"Dia memaksaku menandatangi surat cerai itu." Nate sama sekali tidak menjawab pertanyaan Nic.

Nic menoleh menatap Sean yang juga ternyata sedang menatapnya. Mereka jelas bisa merasakan luka dalam suara Nate.

Turn Back [Completed] ✔️Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum