6. makan malam keluarga Harel

533 105 6
                                    

Malam-malam, keluarga Harel sudah kembali dari berlibur mereka ke pantai. Sejujurnya Dzaka ingin pulang, namun Harel selalu menghalanginya. Alhasil sampai malam, Dzaka masih berada di rumah Harel.

"Untung kamu belum pulang, kita makan malam sama-sama ya." Ajak Mama Harel tersenyum senang. Wanita berumur 30-an namun dengan wajah awet muda itu pergi ke dapur, menyiapkan masakan malam.

Ariel duduk di sofa, bersebelahan dengan Dzaka. "Nama Kakak siapa?" Tanya Ariel penasaran.

"Dzaka." Jawab laki-laki itu tersenyum kecil. "Nama kamu?"

"Ariel!" Jawabnya semangat, dengan senyuman lebar. "Akhirnya teman Abang datang ke rumah. Kak Dzaka satu-satunya yang datang kesini, dan Abang Harel bolehin bahkan sampai malam! Biasanya sih, kalau bukan temen tugas kelompok, Abang ga bolehin temennya disini lebih dari 30 menit." Cerita Ariel bersemangat, tidak perduli tatapan menusuk milik Harel.

"Kamu banyak bicara Ariel. Ganti baju dan mandi dulu sana." Papa Harel mengingatkan, pria berumur yang memiliki senyuman ramah.

"Tau. Kasian temen Abang kebauan." Ejek Harel sambil menarik Doyoung mundur, menjauh dari Ariel dan mendekat ke tubuhnya.

Anak gadis itu mendengus pelan. Dengan cepat, dia berlari menaiki anak tangga dan masuk ke dalam kamarnya. Sedangkan Harel habis di cubit oleh Dzaka karena bercandaan Harel.

"Mereka memang seperti itu. Adik Kakak, hal yang wajar." Papa berbicara, beliau duduk di sofa single. "Bagaimana dengan Nak Dzaka? Punya saudara?"

Dzaka mengangguk, "Punya. Tapi dia tinggal dengan Mama Papa di Bandung." Jawabnya membuat Papa Harel menganggukan kepalanya.

Ruang tamu menjadi sedikit ramai hanya karena keberadaan Dzaka. Papa Harel orangnya ramah, dan lucu. Dzaka bisa menanggapinya dengan ekspresi natural, membuat Harel benar-benar kagum.

"Makan malamnya sudah siap. Ayo kemari." Panggil Mama dari dapur sembari menaruh mangkuk yang paling besar di tengah-tengah meja berisikan sup jamur. Papa dan Harel menyukainya. "Mama masak sup jamur, teman kamu suka tidak Rel?"

Harel menoleh ke arah Dzaka, "Kau suka? Sup jamur?" Tanya Harel di angguki Dzaka. Senyum lelaki itu terbit, "Baguslah. Aku senang kita punya selera makan yang sama." Ucapnya membuat Dzaka terkekeh pelan.

Ariel turun dari tangga, menghampiri ruang makan. "Sup jamur, lagi?" Anak gadis itu mendecak kecewa, duduk di kursinya dengan bibir cemberut.

"Kamu tidak suka?" Dzaka bertanya, Ariel mengangguk pelan. "Coba sedikit saja. Rasanya enak." Saran Dzaka di jawab gelengan kuat oleh Ariel.

"Dia punya alergi sama jamur." Mama Harel memberi tau. Dzaka meringis kecil, sambil mengangguk mengerti. "Kamu tenang aja, masa Mama melupakan Ayam Goreng kesukaan anak gadis Mama." Ucap wanita itu menaruh piring berisikan potong paha daging ayam ke depan putrinya.

"Sayang Mama banyak-banyak!" Ariel menunjukan senyum lebarnya, lalu dengan semangat mengambil nasi dan menaruh paha ayam sebagai lauknya.

Wanita itu terkekeh pelan, dia duduk di kursi sebelah Ariel dan Papa yang duduk di tengah. "Kamu makan juga, yang banyak." Kata Mama Harel di angguki Dzaka.

"Oh ya, kalian seharian ini ngapain saja di rumah?" Papa Harel mulai mengintrogasi, mampu membuat Dzaka dan Harel berhenti bergerak.

***

Sampai di kamarnya, Dzaka menjatuhkan punggungnya ke kasur. Dia membuka ponselnya, dan melihat pesan yang di kirim oleh Harel beberapa menit lalu.

Hanya menanyakan kabar, sudah sampai mana dan ucapan selamat malam. Dzaka membalas itu semua, dengan senyum kecil di bibirnya.

Sweet LifeWhere stories live. Discover now