43. ADA APA?

3.6K 197 42
                                    

Jangan jadi silent reader yaa!

Happy reading

Thalia menelusuri koridor dengan melebarkan senyuman manisnya. Gadis itu menyapa semua murid-murid siapa saja yang bertemu dengannya. Ia sangat bahagia menanti kedatangan Athala untuk pertama kalinya masuk ke sekolah setelah laki-laki itu masuk rumah sakit.

"Pagi Pak," sapa Thalia terhadap Pak Dahlan, guru BK yang ditakuti semua siswa.

Pak Dahlan membalas senyuman Thalia. "Pagi juga, nak Thalia."

Setelah Pak Dahlan berlalu, Thalia menyapa guru-guru yang lain. Guru-guru memberikan respon yang baik juga kepada Thalia. Selain karena gadis itu masuk osis yang membuatnya dekat dengan guru-guru, Thalia juga memiliki sifat ramah dan tidak memilih-milih.

Saat hampir sampai di depan kelas, Thalia melihat Ijal yang sedang membuang sampah. "Jal!" tegur Thalia.

Ijal membalikkan badannya kala mendengar suara itu. "Eh Thalia," sahut Ijal.

"Athala masih lama ya nyampenya?" tanya Thalia dari bawah tangga.

"Seharusnya sih udah hampir sampai," jawab Ijal.

"Gitu ya, makasih!" ucap Thalia kemudian masuk ke dalam kelas.

"Bahagia banget sih yang mau ketemu sama pacarnya," ujar Shabina dengan raut wajah yang menggoda.

Thalia duduk di bangkunya. Kemudian ia mencolek bahu Shabina dengan jarinya agar gadis itu berbalik. "Kenapa Ibu Thalia?"

"Athala dateng gak ya?" Thalia ragu-ragu.

"Datanglah. Yakali enggak," balas Shabina yang membuat Thalia menghela nafas. "Jangan pesimis duluan ya lo!"

"Ayang bep lo bakalan dateng kok. Tenang aja."

Thalia mengalihkan pandangannya menuju kearah luar koridor. Ia masih menunggu-nunggu Athala akan lewat situ. "Ku menunggu..." Thalia mulai bersenandung.

Vanya muncul dari balik pintu kelas. Lalu ia bersorak seraya memegangi botol minumnya yang masih penuh. "KU MENUNGGU KAU PUTUS DENGAN KEKASIHMU!" teriakan Vanya yang membuat seisi kelas menggelegar.

Shabina dan Thalia melotot secara bersamaan sambil memandangi Vanya. Vanya yang ditatap pun tidak menunjukkan rasa bersalahnya. Malahan gadis itu melanjutkan nyanyian yang dilakukan dengan tiba-tiba tadi.

"KENAPA SIHHH NGELIAT GUE? GUE CANTIK BANGET YA? OKE MAKASIH!" ujar Vanya dengan bangga.

"Lupa minum obat ya lo? Hah?" tanya Shabina dengan memicingkan matanya.

"Iya nih. Belum disuruh minum obat sama ayang," celetuk Vanya kemudian duduk di samping Shabina.

"Emang lo punya ayang?" tanya Thalia membuat Vanya terdiam.

"Mentang-mentang yang punya," gumam Shabina yang terdengar meledek.

Seorang gadis muncul dengan mulutnya yang terus bergumam menghafalkan rumus-rumus. Ia adalah Anela. Ketua kelas IPA 1 yang juga berteman dekat dengan Thalia. Anela yang baru saja masuk ke dalam kelas lantas ikut terdiam karena merasakan suasana yang tidak biasanya terjadi.

ATHALA [END]Where stories live. Discover now