45. DANAU

3.9K 197 9
                                    

HAPPY 7K READERS ATHALA!

Kamu adalah obat di segala penderitaanku. Sedangkan aku adalah gulali yang siap menjadi pemanis di hidupmu.

-Thalia Ivanka Elizabeth

Happy reading

Rumah Thalia selalu menjadi tempat untuk kumpul bagi semua teman-temannya. Selain letak rumah Thalia yang strategis, rumah ini juga dekat beberapa toko yang menjadikan mereka tidak kesusahan jika ingin membeli barang-barang. Thalia juga telah izin kepada Mamanya agar mengizinkannya untuk ikut pergi ke danau.

Namun, awalnya Tasya tidak mengizinkan Thalia untuk pergi kesana karena bisa menjadi masalah besar bagi Thalia. Tasya tahu betul bahwa Thalia sempat mengalami trauma sewaktu kecil. Tetapi karena Thalia yang bersikeras ingin pergi, maka dari itu Tasya hanya dapat mengalah walau hatinya berkata lain.

Agar Ibu dari dua anak itu tidak marah-marah, lebih baik Tasya pergi ke luar bersama Thania untuk mencari udara segar. Yang menjadikan Thalia dan teman-temannya lebih leluasa bergerak dan bersuara.

"IH DEMI APA? KITA NGINEP GAK?" tanya Vanya seraya menatap antusias Thalia.

"Gak lah! Lo aja yang nginep di danau." Bukan Thalia yang menjawab, melainkan Shabina.

Thalia menghela nafas panjang mendengar celotehan dari mereka berdua. "Baru aja gue mau bilang," ujarnya yang langsung mendapat kekehan oleh Shabina.

Saat ini mereka sedang prepare untuk keberangkatan menuju danau yang tempatnya tidak terlalu jauh dari Jakarta. Tetapi karena mereka tidak ingin kekurangan apapun, para gadis-gadis itu membawa banyak makanan dan minuman serta peralatan lainnya. Thalia juga telah mengatakan kepada Athala bahwa laki-laki itu tidak perlu membawa apa-apa. Cukup mereka yang menyediakan tempat di dekat danau.

"Kita mau piknik atau mau ke danau sih?" Dinda menanya kala melihat makanan yang sudah bertumpuk-tumpuk.

"Dua-duanya sih Din," balas Anela.

Angel bersorak dengan gembira. "GUE KAYAKNYA HARUS BAWA KAMERA!"

"NAH IYA!" sambung Vanya. "Ntar lo fotoin gue ya!"

"ENGGAK USAH!" tolak Anela. "Gue aja Njel, gue aja."

"GUE JUGA JANGAN KELUPAAN!" sambung Shabina.

Angel menggeleng-gelengkan kepalanya. "Ogah! Lo kira gue tukang foto."

"Sekali aja ya Njel cantikkk!"

"Ini perlu dibawa juga gak?" tanya Shabina sambil memegang sendok.

Vanya menepuk jidatnya lalu berkata, "Lo mau makan pakai apa kalau gak bawa sendok?"

"Ya maksud gue kan-"

"Enggak-enggak Bin. Lo diem aja udah paling bener."

Seketika Shabina menutup mulutnya rapat-rapat. "Dasar Vanya! Selalu aja sewot kalau gue mau ngomong," gerutu Shabina dengan dahinya yang mengerut.

"Lo berdua cocok dah jadi pemeran film. Sama-sama dramatis," ujar Anela.

"Oh iya dong, jelas!" balas Vanya bangga membuat Shabina malah melotot. "VANYA ITU LO LAGI DIEJEK BODOH!"

ATHALA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang