46. KUNJUNGAN

3.8K 174 9
                                    

Sslamat menjalankan ibadah puasa bagi yang menjalankannya ya! ❤️

Happy reading

Sekarang adalah hari terakhir bagi siswa-siswi sekolah SMA GARUDA BANGSA untuk menghabiska waktu liburan mereka. Setelah hari ini usai, para murid akan melakukan ujian penaikan kelas untuk naik ke kelas akhir. Athala berencana untuk melakukan kunjungan kepada Nichol. Semenjak laki-laki itu masuk ke dalam jeruji besi, Athala belum pernah melihatnya.

Mungkin bagi Athala ini adalah hal yang menyenangkan. Karena dapat melihat musuh kita sendiri telah tumbang dan tidak harapan lagi untuk bangkit. Tetapi berbeda dengan Nichol, laki-laki yang hidup dengan sifat dendam yang terus menghantuinya.

Setelah mandi, Athala mengeringkan rambutnya menggunakan handuk. Dengan air yang menetes dari sudut-sudut rambutnya, ia duduk di atas kasur seraya menatap cermin yang berukuran lumayan besar. "Athala?" Athala mengatakan dirinya sendiri.

"Lo udah ngelakuin yang terbaik. Sampai di posisi ini."

Waktu terus berjalan, sekarang menunjukkan jam 16.00 sore. Athala berdiri dan berjalan kearah lemari tempat bajunya. Kemudian ia mengambil kaos yang berwarna hitam, lengkap dengan celananya yang berwarna senada juga. Athala memang sangat menyukai outfit yang berwarna netral. Menurutnya, warna seperti ini sangatlah cocok untuk berbagai jenis pakaian.

Athala lalu turun ke lantai bawah dengan senyuman khasnya. Tidak terlalu lebar, tetapi pasti orang-orang akan tahu bahwa laki-laki itu sedang tersenyum. "Sore Bunda," sapa Athala saat melihat Bunda sedang membantu Bibi Yuni untuk menyiapkan makan malam.

"Sore juga anak Bunda yang ganteng," balas Bunda. Kemudian Wanita berkulit putih bersih itu menoleh ke belakang untuk melihat putra kesayangannya.

"Loh, mau kemana kamu? Udah rapi banget," kata Bunda.

Athala menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Laki-laki itu sekarang gugup. Tidak mungkin juga kan, ia bilang ingin ke penjara? Nanti Wanita itu akan pikir hal yang macam-macam.

"Mau nongkrong Bun," jawab Athala setelah berpikir panjang.

Bunda mengekspresikan wajah bingung. "Bukannya kemarin udah ya?"

"Kamu kan udah bilang kalau setelah pulang dari danau, kamu gak bakalan kemana-mana lagi sampai ujian selesai. "Iya kan? Bunda-"

Dirasa yakin perkataan Bunda nanti akan lebih panjang lagi, sebaiknya laki-laki itu memberhentikannya. "Iya awalnya gitu Bun. Tapi namanya kan anak muda, pengen nongkrong terus."

Bunda berdehem. "Kayak Bunda kamu ini nggak pernah muda aja,"

"Mau pacaran ya?" tanya Bunda dengan nada yang bisa dianggap menggoda.

"Kok Bunda tau? Thalia udah nunggu, Athala pamit dulu ya Bun," pamit Athala tak lupa untuk mencium punggung tangan Bunda.

"Hati-hati!" sahut Bunda.

Athala bergegas keluar dari dalam rumah dengan secepat mungkin. Ia tentu sudah mengetahui bahwa jam kunjungan telah hampir habis. Jika berlama-lamaan, dirinya pasti akan terlambat.

Keputusan Athala hari ini cukup mendadak. Entah kenapa ia sangat ingin bertemu dengan mantan rivalnya. "Tunggu gue, Nichol." Athala kemudian menjalankan motornya dan siap untuk menelusuri jalanan Jakarta di sore hari.

Laki-laki itu sendiri. Bukan karena teman-temannya yang tidak ingin ikut, tetapi dari Athala yang tidak memberitahukan sama sekali kepada anak Arbani lainnya bahwa ia ingin menjenguk Nichol di dalam penjara.

Tidak butuh waktu lama Athala untuk sampai. Apalagi laki-laki itu di sepanjang jalan sudah membawa motor dengan kecepatan tinggi, tidak ada sesuatu yang dapat menghentikannya. Athala lalu membuka helm full face nya itu kemudian turun dari motor dan tak lupa untuk menyugarkan rambutnya ke belakang. Mungkin jika dirinya melakukan ini di parkiran sekolah, gadis-gadis yang di dalam sekolah ataupun yang di luar sekolah akan histeris dan berteriak melihat Athala.

ATHALA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang