Chapter 2 | First Meet

164 42 1
                                    

Halo hai!

Sesuai janji, aku update chapter selanjutnya walaupun komennya masih sepi. Tapi gapapa namanya juga berawal dari nol, nggak ada yang instan hehe.

Btw Makasih banget yg udah nyempetin vote^^

Selamat membaca!

🦋🦋🦋

Genta sarapan dengan keheningan.

Seperti biasa rutinitas di setiap paginya. Sarangapan di tengah meja makan yang panjang nan luas dengan seorang diri.

Sunyi.

Sepi.

Itulah yang Genta rasakan. Maka dari itu ia malas jika harus sarapan pagi. Toh ia hanya akan makan seorang diri. Tanpa ditemani siapapun. Hidup di rumah seluas ini terasa tampak sia-sia. Ia tidak seperti tinggal dengan kedua orang tuanya. Tapi tampak seperti tinggal bersama nannynya saja.

Bahkan tinggal di atap rumah yang sama pun terasa susah bertemu dengan orang tuanya.

Entahlah, kadang Genta sungguh tidak habis pikir. Apa memang dunia orang dewasa hanya dipenuhi dengan kerja, kerja dan kerja?

Tidakkah itu terlalu membosankan?

Tanpa bersemangat, Genta pun akhirnya hanya memakan segigit rotinya dan meminum coklat hangatnya saja. Kemudian berlalu pergi.

🦋🦋🦋

"Bagaimana apa kau sudah menemukan tempat privat les nya?"

Terlihat seorang lelaki yang berperawakan gagah dengan kharisma yang begitu kuat luar biasa walaupun usianya sudah tidak muda lagi.

"Sudah Tuan, beliau akan mulai mengajari Tuan muda Genta hari ini. Berikut profil guru yang akan mengajari Tuan muda, Tuan." Ucap Joni yang merupakan anak buah kepercayaan ayah Genta sambil menyerahkan berkas ditangannya.

"Apa point kau memilih wanita ini?" tanya ayah Genta to the point.

"Atasannya langsung yang merekomendasikan beliau untuk menjadi guru privatnya, Tuan. Mengingat reviewnya dari para orang tua anak didiknya yang mengaku sangat memuaskan atas hasil kinerjanya dalam mengajar."

Ayah Genta hanya manggut pelan mendengarkan.

Ayah Genta hanya manggut pelan mendengarkan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Baik. Kabari perkembangannya setelah mengajari bocah nakal itu nanti padaku," Ayah Genta tampak meletakkan berkas yang dibaca sekenanya itu di mejanya. Ia tidak terlalu menggubrisnya. Ia percaya pada pilihan anak buahnya.

"Baik, Tuan. Kalau begitu saya pamit," Joni mengangguk patuh lalu pergi meninggalkan ruangan.

🦋🦋🦋

Yura terlihat terus menutupi wajahnya dengan buku pelajaran di bangkunya.

Pelajaran pertama belum dimulai. Padahal bel masuk sudah sedari sepuluh menit yang lalu berdering.

GENURA [Genta & Yura]Where stories live. Discover now