Chapter 10 | Addicted(?)

135 25 0
                                    

Di pertemuan les berikutnya Yura telat datang ke tempat Genta karena kini semenjak kepindahannya ke kediaman majikan baru ibunya, jarak waktu tempuhnya menjadi lebih jauh.

Alhasil Genta protes akan keterlambatan Yura. Bahkan Genta mengancam untuk memotong gajinya lewat aplikasi pesan.

"Apa kau tahu aku sudah mati kebosanan menunggumu, Miss Luna?" Erang Genta kesal. Waktu setengah jamnya terbuang sia-sia.

Padahal ia sudah senang dan hendak melarikan diri ke base camp Boby jika guru privatnya itu absen tidak bisa datang. Namun perempuan itu balas mewanti-wanti dirinya untuk tetap tunggu di rumah saat mengetahui niatnya yang ingin kabur.

Yura datang menghampirinya dengan napas yang sedikit terengah-engah.

Astaga, hanya berlari dari gerbang utama rumah Genta ke lantai dua rumahnya ini saja sudah membuat dirinya ngos-ngosan. Inilah menjadi alasan Yura tidak mau mimpi memiliki rumah mewah yang besar. Benar-benar merepotkan menurutnya.

Yura mengelap peluh keringat di pelipisnya. "Maaf, atas keterlambatanku."

Di lain sisi terlihat Genta menghela napas panjang. Tahu begitu lebih baik Guru privatnya itu tidak usah datang sekalian daripada harus datang terlambat.

 Tahu begitu lebih baik Guru privatnya itu tidak usah datang sekalian daripada harus datang terlambat

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Permintaan maaf ditolak. Kau sudah membuat suasanaku hancur." Genta nampak acuh dengan kedua lengan yang ia silangkan di depan dada.

"Lalu aku harus bagaimana, Tuan muda? Berhentilah merajuk."

Genta menggeleng pelan. "Tidak, tiga puluh menit itu waktu yang tidak bisa ditoleransi. Kau harus menebus kesalahanmu ini, Miss."

"Apa itu? Katakan saja."

"Kau harus menggantinya dengan mempercepat waktu bimbingannya setengah jam juga." Lontar Genta dengan ide cemerlang yang terlintas dibenaknya.

Yura mengernyit mencerna kembali ucapan Genta. "Maksudmu memajukan waktu bimbingan?"

"Bukan memajukan tapi mempercepat atau mempersingkat, Miss, jika kau masih kurang paham maksudku."

"Itu sama saja bodoh," Yura mendelik saat tahu kemana arah maksud pria itu. "Katakan dengan jujur, itu hanya akal-akalanmu agar bisa keluar rumah bukan? Setelah gagal kabur tadi," sindirnya.

"Itu sebagai penebus permintaan maafmu, Miss, Itu saja." Genta tersenyum miring. Dengan begitu score mereka menjadi satu sama. "Harusnya kau senang waktu mengajarmu dipersingkat."

"Tentu saja itu membuatku senang. Tapi tidak, aku tidak ingin mendapatkan teguran dari ayahmu." Yura tidak ingin mengambil resiko. Membayangkan ia menghadap ayahnya Genta saja sudah membuatnya bergidik ngeri. "Sudah berhenti mengeluhnya, dan kita mulai saja pembahasannya."

Mereka pun akhirmya melangsungkan materi. Dan waktu pun terus berjalan. Genta tetap mengikuti pelajaran dengan malas-malasan seperti biasa.

Genta melirik arloji di tangannya. "Waktunya sudah habis, Miss. Kau tidak lupadengan perkataanku sebelumnya bukan?"

GENURA [Genta & Yura]Where stories live. Discover now