Chapter 12 | What a Coincidence

107 21 8
                                    

Suara musik terdengar memenuhi area cafeteria sekolah dengan volume yang kencang. Siapa lagi jika bukan dari kelakuan Genta dan kawan-kawannya yang sedang sibuk mengutak-atik music player.

Siapapun bisa memutarkan lagu secara bebas melalui layar LED khusus yang disediakan di cafetaria.

"Lagu ini dipersembahkan untuk sobat kita Jay, yang baru saja siuman dan pulang dari rumah sakit," Genta mulai memencet tombol play pada remot yang dipegangnya dan mulai ikut menyanyikan lagu yang dipilihnya.

Riuh sekitaran kantin orang-orang yang menonton, kapan lagi mereka melihat penampilan gratis dari Genta dan kawan-kawannya.

Setelah habis satu lagu dari Maroon5 - eighteen, Genta lanjut mencari lagu berikutnya.

"Ok, kali ini berikan aku lagu yang galau," Jay terlihat mulai menyandarkan badannya ke kursi sambil memejamkan matanya siap untuk mendengarkan lagu yang akan diputarkan oleh Genta.

"Ini bukan lagu galau, tapi lagu yang tenang," Ujar Genta santai.

🎶SiM - The Rumbling🎶

Jay langsung mengerjapkan matanya terperanjat, sedangkan di lain sisi Boby yang sedang asik menyeruput ice americanonya seketika terkesiap dan menyemburkan minumannya.

"Ah, Genta sialan." Boby mengelap bibirnya menghilangkan sisa minuman. Dimana letak lagu tenangnya?

"Kelakuanmu memang kadang diluar nalarku, tapi aku tetap berterima kasih kau membuatku terharu akan cara ajaibmu menghiburku kawan," erang Jay dengan susah payah karena penyangga leher membuat pergerakan dan bicaranya menjadi terbatas. Dirinya masih merasa kaku.

Setelah tempo hari mereka tawuran dengan musuh bebuyutan dari sekolah sebelah, Jay mendapat luka yang paling parah sampai harus terbaring selama 3 hari di rumah sakit. Mungkin pelajaran baginya karena sudah menyakiti mantannya yang tak lain adik dari sang musuh. Dan hari ini pria itu mulai kembali masuk sekolah.

🦋🦋🦋

Di lain sisi Yura terlihat berniat untuk pamitan kepada teman-teman sekolahnya. Mulai minggu depan ia sudah akan pindah ke sekolah pilihan Ibu majikannya.

"Yura, Kenapa begitu tiba-tiba?"

"Ah, apakah pindah sekolah sedang trend akhir-akhir ini?" celetuk salah satu temannya lagi.

"Setelah Dio lalu sekarang kau juga? Wah, kalian tega sekali."

"Maafkan aku," Ujar Yura merasa bersalah pada teman-temannya.

Seakan teringat pada sobatnya Dio, Yura belum bertukar pesan lagi padanya. Dan dia juga belum memberitahukan akan kepindahan sekolahnya ini.

Nanti Yura akan bertukar pesan dan memberitahukannya pada Dio. Sekarang ia harus ke ruangan guru meminta beberapa berkas dokumen untuk kelengkapan kepindahannya.

🦋🦋🦋

Waktu sudah menunjukkan angka jam 10 malam. Yura telah menyelesaikan pekerjaannya. Kini ia sedang menyangga dagunya dengan kedua tangannya yang ia lipat di atas meja belajarnya. Yura diam termenung untuk beberapa saat.

Memikirkan apa yang akan ia lakukan di pertemuan les privatnya lusa dengan Genta. Karena setelah pertemuan terakhir kalinya dengan Genta minggu lalu, Yura jadi enggan bertemu dengan pria itu. Ia merasa canggung luar biasa.

GENURA [Genta & Yura]Where stories live. Discover now