Chapter 13 | His Anger

136 25 6
                                    

Genta murka mendengar kabar jika guru privatnya sekarang diganti. Ia mencoba menghubungi kontak Miss Luna namun tetap nihil. Nomernya tidak bisa dihubungi. Sialan.

Apa wanita itu sengaja memblokir nomernya?

Apa dia sungguh berniat pergi tanpa memberikan sepatah kata pun padanya? Padahal dirinya sudah mulai memberikan kepercayaannya padanya.

Genta sudah tidak mood untuk mengikuti materi oleh guru privat barunya.

Ya, guru privat barunya yang bernama Laura itu baru saja memperkenalkan dirinya sebagai pengganti Luna dikarenakan guru privat yang lamanya itu sudah mengundurkan diri.

Tidak percaya, Genta pun langsung memanggil Joni untuk meyakinkan apakah yang dikatakan orang baru itu benar atau tidak.

Dan Joni yang buru-buru datang dengan tergesa-gesa, benar saja mengiyakan apa yang dikatakannya barusan. jika Miss Luna sudah berpamitan dan mengirimkan surat pengunduran diri padanya.

"Apa?! Dia sudah berpamitan padamu dan juga Ayah?!" Genta tidak bisa mengendalikan suaranya lagi.

Joni hanya bisa mengangguk dengan takut, "Betul, Tuan muda."

"Kapan?" Geram Genta mencoba mengendalikan diri.

"Kemarin, Tuan muda."

Marah? Tentu saja. Betapa terkejutnya Genta mendengar hal itu. Rupanya dirinya adalah orang terakhir yang mengetahui hal itu. Terlebih dia mengetahuinya melalui orang lain.

Kenapa? Kenapa wanita itu tidak memberitahukan sebelumnya padanya?

Padahal kemarin mereka sempat bertukar pesan. Dan yang paling membuat dirinya kesal adalah wanita itu membalas pesannya seolah-olah tidak terjadi apa-apa dan tidak berusaha mengatakan sepatah katapun padanya mengenai pengunduran dirinya.

Apakah aku hanya lelucon saja baginya? Apakah wanita itu hanya menganggapku sebagai bocah ingusan?

Tidak sadar, Genta mengepalkan tangannya disamping tubuhnya dengan begitu kuat.

Ia merasa ada bongkahan batu besar yang menimpa dadanya. Kenapa rasanya sangat menyesakkan. Untuk yang kedua kalinya ia merasa kembali tercampakkan.

Setelah sebelumnya orang tuanya, lalu sekarang wanita itu.

Genta tertawa getir dalam hatinya. Menertawakan dirinya sendiri.

"Kau boleh pergi Joni," Ucap Genta setelah kembali mendapatkan kesadarannya.

Lalu ia melangkahkan dirinya ke sofa dan menjatukan dirinya. Dengan satu tangan ia angkat menutupi wajahnya.

Laura sedari tadi hanya berdiri dan menunduk tidak berani mengeluarkan suara. Ia takut melihat kemarahan dari anak Tuannya itu.

"Miss Laura, apakah kau bisa tinggalkan aku sendiri? Aku sedang tidak ingin membahas materi hari ini." Genta mengeluarkan suara setelah keheningan cukup lama. "Kau bisa pulang, dan tenang saja itu tidak akan membuat gajimu dipotong."

"Ah, tentu. Kita bisa menjadwal ulang lagi dipertemuan selanjutnya." Ujar Laura tidak berani melawan. "Baiklah kalau begitu aku pamit, Tuan muda... selamat malam," Laura menunduk sopan lalu pergi meninggalkan kediaman tuannya.

Genta tidak menanggapi. Ia masih membaringkan dirinya di sofa dengan mata terpejam. Sesekali ia terlihat mengepalkan tangannya yang menutupi wajahnya.

 Sesekali ia terlihat mengepalkan tangannya yang menutupi wajahnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 13, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

GENURA [Genta & Yura]Where stories live. Discover now