Chapter 6 | Something about Him

145 34 3
                                    

Halo! Aku update lagi nih^^

Tinggalkan jejak 🌟 sebelum baca yaa

Selamat membaca~

🦋🦋🦋

"Hai, Miss. Kita bertemu lagi!"

Genta terlihat sudah berdiri di depan pintu rumahnya sambil melambaikan sebelah tangannya.

Yura hanya mengernyit heran merasa aneh akan tingkah pria itu yang tidak seperti biasanya.

"Kenapa kau cengengesan seperti itu? Sepertinya kau terlihat bahagia hari ini."

"Tentu saja. Karena aku bertemu denganmu."

Mereka berjalan bersama ke lantai atas.

"Kau sungguh aneh," Yura yang masih merasa keheranan.

"Sudahlah, aku sedang bersemangat sekali untuk belajar sekarang kau tahu? Seharusnya kau juga ikut senang melihat murid nakalmu ini semangat belajar."

Yura hanya mengangguk mengiyakan.

"Dimana nanny mu? Biasanya ia yang menyambutku ramah saat masuk." Yura menengok ke sekitaran rumah yang nampak tidak ada orang.

"Aku menyuruhnya pulang lebih awal."

"Ku pikir dia tinggal di rumahmu."

"Memang iya. Tapi ia akan pulang setiap jam tujuh malam. Lagipula rumah yang disediakan untuk para nannyku tidak terlalu jauh dari kawasan sini. Jadi ayahku memberi kebebasan pada ART untuk tinggal terpisah atau menetap. Jika ada yang diperlukan, baru orang tuaku akan menyuruhnya menginap sesekali."

"Oh, iya kau tadi mengatakan dengan 'orang tuaku' tapi selama ini aku hanya baru melihat ayahmu saja, dan belum pernah melihat ibumu di rumah ini. Memangnya ibumu kemana?" Yura baru sadar selama ini belum bertemu ibunya Genta.

"Ibuku sedang di luar negeri. Ia orang yang sibuk bersosialita dengan rekan-rekan sebayanya yang lain. Ibu tidak bisa untuk tidak hidup glamour."

Yura akhirnya mengerti. Pantas saja rumah ini selalu nampak sepi. Kedua orang tua Genta selalu sibuk dengan kesibukannya masing-masing.

"Kau pasti sangat kesepian, bukan?"

Genta tidak tahu harus berekasi atau menjawab seperti apa. Perempuan itu mengutarakannya dengan begitu blak-blakan. Genta tidak tahu ia harus merasa sedih atau kesal atas kejujurannya itu.

Genta hanya berdeham, malas menjawab.

Mereka sudah berada di ruangan tempat biasa belajar. Yura mulai mengeluarkan buku-bukunya. Membahas lanjutan materi-materi yang sudah ia pelajari sebelumnya.

Waktu terus berjalan. Tak terasa hampir dua jam mereka melakukan kegiatan belajar mengajarnya.

"Tidak, bukan seperti itu. Apa kau bodoh? Sudah berapa kali aku bilang kau salah urutkan perkaliannya."

Yura geram melihat Genta yang masih salah menyelsaikan soal matematikanya.

"Sebenarnya aku tidak begitu bodoh, Miss. Hanya saja soal matematikanya yang mempersulit hidup. Kau tahu, di kehidupan nyata yang diperlukan hanya dasarnya saja, asal kau bisa tambah kurang kali bagi, itu saja sebenarnya sudah cukup." Genta terlihat tak terima.

"Sin cos tan, aljabar dan apalah lainnya ini terlalu berlebihan, sungguh aku ingin protes pada penemu materinya."

"Berhenti protes dan kerjakan saja. Ini sudah ada di materinya. Jika kau terus protes, sana protes saja pada yang membuat materi jika kau berani."

GENURA [Genta & Yura]Where stories live. Discover now