Chapter 11 | Take Care of Him

131 23 0
                                    

"Ada apa gerangan seorang Genta kini muncul setelah akhir-akhir ini jarang datang ketika kita ajak berkumpul, hah?" ujar Boby yang merasa aneh akan kehadiran Genta di kediaman base campnya.

"Sepertinya dia sudah mulai bosan menjadi anak pemberontak." Kini Jay menambahkan.

"Sepertinya begitu," Boby mengiyakan. "Apa kau berencana untuk pensiun dini?"

"Apa yang kalian bicarakan? Hey bagaimana seorang Genta pensiun dari anak pemberontak? Itu belum ada dikamusku," tepis Genta. Ia lalu menurunkan bokongnya di sofa sambil bertumpang kaki pada meja dengan santai.

Malam ini mereka sedang berkumpul untuk membahas tentang komunitas anak sekolah sebelah yang menyenggolnya. Itu semua berawal dari ulah salah satu sobatnya sendiri, Jay. Alhasil mereka semua terlebih Genta ikut terseret namanya.

"Apa kau sebegitu bodohnya? Kenapa kau membawa namaku dalam kasus percintaanmu yang entah dengan gadis malang ke berapa puluhmu itu?" Genta menggeram kesal setelah mendengar penjelasan dari sobatnya.

"Bukan hanya bodoh, Gen, tapi dia juga tolol, berotak udang, keparat—ah, bahkan semua jenis umpatan cocok untuknya," Boby mengompori.

"Sialan kalian. Apa kalian sungguh teman-temanku, hah?" Jay menggerutu. "Ini juga menyangkut harga diriku," belanya.

"Itulah kenapa aku sudah sering mewanti-wantimu untuk tidak asal memacari gadis."

Ya, kali ini temannya itu, Jay yang membuat ulah. Menurut penjelasan Boby tadi, Jay memacari adik kelasnya dan setelah merasa bosan dengannya, Jay memutuskan gadis itu secara sepihak. Mereka baru berkencan selama satu minggu. Dan dengan tanpa dosanya, Jay meminta putus pada hari ulang tahun gadis itu.

Karena merasa sakit hati, gadis yang dipacari Jay mengadu pada kakaknya yang ternyata adalah ketua geng dari komunitas yang lumayan terkenal di sekolah sebelah.

Kenapa mereka bisa tahu komunitas itu? Karena ini bukan pertama kalinya mereka berselisih. Dulu mereka juga sempat tawuran antar sekolah. dan ketua gengnya itu masih memiliki dendam pribadi khusunya pada Genta.

Karena Gentalah akibat dari hasil tawuran itu membuat si ketua geng mendapat hukuman yang berat. Dirinya harus berususan dengan polisi, sedangkan Genta berhasil meloloskan diri.

Mendengar Jay adalah sobat Genta, kakak gadis itu meminta mereka untuk bertemu di suatu area yang akan ia putuskan dimana tempatya.

Nampaknya pembalasan dendamnya semakin menjadi ditambah adiknya kini juga disakiti oleh salah satu antek Genta, musuhnya.

"Pokoknya kalian harus membantuku. Jika tidak mau kita dicap pengecut," cicit Jay di akhir kalimat.

Jay menyesal memacari gadis itu. Jika dirinya tahu kakak gadis itu adalah salah satu musuhnya, ia tidak akan memacarinya. Karena adik kelasnya itu tidak mengatakan apa-apa mengenai identitas kakaknya sebelumnya.

Di lain sisi, terlihat Boby hanya bisa menghela napas pasrah. Ia harus menyiapkan staminanya yang kuat untuk melawan geng mereka. "Apa aku harus pergi ke gym dulu? Sepertinya ototku mulai melemah."

"Itu tidak akan mempan. Kau memang akan selalu yang terlemah, Bob." Ceteletuk Jay.

Genta hanya terkekeh menertawainya.

"Sialan kalian," Boby pun menimpuk dengan bantalan sofa tepat ke wajah sobatnya itu.

🦋🦋🦋

Di pertemuan berikutnya, Yura kaget melihat kembali lebam di permukaan wajah Genta. Terlebih kondisi Genta juga terlihat sedang tidak fit, ia bisa merasakan suhu tubuhnya yang panas. Pantas saja kali ini wajahnya terlihat jauh lebih pucat.

GENURA [Genta & Yura]Where stories live. Discover now