Kebun Mawar Milik Rara || Yaya Syam

5 2 0
                                    

"Jangan bohong, Rara!" bentakku.

"T-tapi, Bu. R-Rara tidak bohong! Tadi Rara dengar suara Bapak di dekat jendela," cicit Rara dengan tubuh gemetar.

"Diam kamu, Rara! Bapak sudah pergi!"

"T-tapi, Bu–." Aku segera menyeret Rara ke kamar tamu lalu mengunci pintunya. Aku tak mau jika ucapan Rara terdengar orang lain.

Bisa gawat!

Tak kupedulikan Rara yang menggedor pintu karena masih ketakutan.

Tak mungkin Rara bisa mendengar suara Bapak tirinya lagi. Lelaki durjana itu sudah membusuk di kebun bunga mawar di bawah jendela kamar Rara.

"Kau boleh saja memukulku, Mas! Tapi, jangan pernah menyentuh Rara, anakku!"

Tamat.

Parepare, 20 Maret 2022

Kumpulan Cerita Mini HWCTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang