Sedih dan Bahagia || Faiqotul Himmah

1 3 0
                                    


Aku memeluk tubuh kaku itu dengan air mata yang sudah mengering. Tepat pukul dua siang tadi ayahku mengembuskan napas terakhirnya setelah tiga bulan terbaring di rumah sakit.

"Nduk, ayo ke ruang tamu," ajak ibuku. Beliau membawa sebuah kain putih berenda. Aku mengikuti langkahnya melewati para pentakziah yang sedang membaca Yasin.

Aku disuruh duduk di sebelah seorang pria berkoko hitam. Aku tidak berani melihat siapa lelaki itu. Ibuku menutupkan kain putih tadi di atas kepalaku dan kepala lelaki yang ada di sampingku. Tak lama kemudian jenazah ayahku diletakkan persis di depanku. Suasana hening seketika.

Beberapa saat kemudian …

"Bagaimana saksi, sah?"

Tulungagung, 12 Desember 2022

Kumpulan Cerita Mini HWCWhere stories live. Discover now