38. Pamit

4.6K 219 18
                                    

H
A
P
P
Y

R
E
A
D
I
N
G
💛

✨✨✨✨✨

Hari ini terakhir Putra dan Dhafi ujian, mereka berdua mengerjakan ujian sangat teliti. Walaupun mereka nggak belajar tapi mereka bisa mengerjakan ujian tersebut.

Dhafi yang kalian lihat anak itu keliatan bego, salah banget. Dia orangnya pintar cuman ketutup sama malasnya dia.

Setelah mereka mengerjakan ujian, mereka langsung pulang. Dan Putra ia langsung berganti baju dan langsung ke kantor.

Putra sengaja membawa baju kantor agar setelah selesai ujian ia langsung berangkat, namun saat mereka ingin pulang. Rival memanggil mereka berdua.

"Put, fi. Gua boleh ngomong?" Tanya Rival yang menatap Putra dan Dhafi berganti.

"Ini udah ngomong kan?" Tanya balik Putra.

"Em..gua mau pamit sama kalian, besok gua mau pergi ke London" Ucapnya.

"Pergi tinggalkan pergi, kalo perlu nggak usah balik lagi" Ucap Putra dingin, setelah itu ia langsung pergi dari parkiran.

"Gua duluan" pamit Dhafi yang meninggalkan Rival sendiri.

"Gua minta maaf sama kalian berdua, sorry gue nggak bisa tanggung jawab atas semua perbuatan gua"batin Rival.

~~

"PAKETTT" Teriak Dhafi saat baru masuk ke dalam apartemen Putra.

"Nggak usah teriak kakak, ini bukan hutan!" Kesal Zara.

"Maap cil, uda makan? Kalo belum ayo kita makan di luar aja" ajak Dhafi.

"Makan di rumah Mommy aja, aku mau makan masakan Mommy soalnya kangen" jawab Zara.

"Ayo kita berangkat" mereka berdua keluar dari apartemen Putra untuk pergi ke rumah Dhafi.

Sampai mereka di parkiran Dhafi menepuk jidatnya, bisa-bisanya dia lupa bawa mobil. Gimana kalo Mommy kalo nanti ia bonceng Zara menggunakan motor?.

"Zar, Lo naik taksi online aja ya?" Ucap Dhafi yang menatap Zara.

"Kenapa kak? Kenapa gak boleh naik motor? Aku mau naik motor aja" jawab Zara.

"Kalo Mommy tau gimana zar?" Tanya Dhafi.

"Bilang aja kalo aku lagi ngidam naik motor kak"

"Boleh juga" batin Dhafi.

"Okey deh, yaudah ayo naik" putus Dhafi.

"Yes, ayo kak" Ucap Zara yang senang.

Dhafi mengendarai motornya sangat pelan-pelan takut membahayakan Zara dan kandungan nya. "Kak kok bawa motornya pelan?" Tanya Zara.

"Gak apa-apa pelan yang penting selamat sampai tujuan, daripada kencang nanti sampai rumah mau tinggal nama doang?" Ucap Dhafi.

"Kak mau aku meninggal ya?" Lirih Zara.

"Eh, nggak cantik. Gua bukan sumpahin Lo mati, tapi gua mau jaga keselamatan kita aja" Jawab Dhafi.

"Kalo aku nggak ada pasti Kakak nyesel udah ngomong gitu" Ucap Zara.

"Heh! Lo ngomong gitu lagi gue turunin Lo disini ya" ancam Dhafi.

Zara yang mendengar itu langsung memeluk Dhafi, ia nggak mau di turunkan di jalanan. Setelah 30 menit mengendarai motor akhirnya mereka sampai di rumah.

"Ya Ampun, kenapa pake motor!" Ucap Mommy yang melihat Dhafi dan Zara datang.

Mereka menghampiri Mommy dengan senyum. "Aku lagi pengen naik motor Mom" jawab Zara.

ZARA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang