Sunki

6.3K 178 2
                                    


Tes ombak dulu!









"Bagaimana aku bisa menerima laki laki cacat seperti mu Kim Sunoo, kau hanya pembawa sial di rumah ini!" Ucap lelaki paruh baya dengan tubuh tegapnya.

"Pelayan, buang anak ini ke tengah hutan, dan segera terbitkan berita jika dia telah mati."

"Ayah hiks aku mohon, jangan buang aku. Setidaknya biarkan aku melahirkan di sini ayah, setelah itu aku akan pergi." Mohon Sunoo, dia terus memeluk perut buncitnya takut takut jika sang ayah akan menyakiti bayinya.

"Tidak! CEPAT BAWA DIA!"

Para pelayan itu menyeret paksa Sunoo tanpa memperdulikan kondisinya yang tengah hamil besar.

Tanpa sengaja tangan salah satu pelayan itu menyikut perut Sunoo membuat pria manis itu memekik.

"Akh, pelan hiks."

Sunoo di bawa para pelayan itu ke tengah hutan yang gelap, rasa takut muncul ketika Sunoo di tinggal sendiri, pelayan itu melempar tas Sunoo asal dan pergi begitu saja.

"Hiks ya tuhan, tolong lindungi aku dan bayiku." Monolog Sunoo, dia bukan takut hantu tapi dia takut ada binatang buas karena Sunoo sudah pendarahan sedari tadi dan bau darahnya menyengat.

"Akh!" Sunoo mencengkeram perut bagian bawahnya, rasanya semakin sakit, apakah dia akan melahirkan sekarang.

Srek

Sunoo langsung tegang saat dia mendengar suara dari arah depannya.

Deg

Nafas Sunoo langsung tercekat saat melihat seekor singa yang berjalan mendekati nya.

"Eunghhhhhhh astaga, t-tolong menjauhlah hiks." Namun bukannya menjauh, singa itu malah makin mendekat dan mendengus dengus bagian bawah Sunoo.

Pria hamil itu sudah pasrah dengan apa yang akan terjadi dengan dirinya, dia memejamkan matanya dan...

Jleb

Sebuah tombak menancap tepat di kepala singa itu, Sunoo bernafas lega dan dia melihat seorang lelaki berambut gondrong dan hanya memakai bawahan saja berjalan menuju ke arahnya.

"S-siapa kau?" Tanya Sunoo sedikit takut.

"Ada di sini manusia kenapa?" (Kenapa manusia ada di sini?)

Sunoo sedikit bingung dengan omongan pemuda gondrong di hadapannya ini.

"Kau siapa? Tolong jangan sakiti aku!"

"Takut jangan nik nik orang jahat bukan." (Jangan takut nik nik bukan orang jahat)

"Eunghhhhhhh t-tolong aku."

Pemuda gondrong itu langsung menggendong Sunoo ke tempatnya setelah mengerti apa yang terjadi pada pria manis itu.

Meletakkan Sunoo ke tempat yang nyaman dan dia segera memanggil seorang wanita yang mungkin sering menangani seseorang yang akan melahirkan.

Lalu dengan gagahnya, pria gondrong itu duduk di belakang Sunoo dan mengusap peluh yang membasahi dahi nya.

"Bisa kamu pasti, nik nik belakang mu di ada." (Kamu pasti bisa, nik nik ada di belakang mu)

Sunoo tidak mau ambil pusing karena bahasa pria itu yang terbalik balik, rasa sakit nya ini lebih mendominasi.

"Eunghhhhhhh eunghhhhhhh sakit!" Sunoo mencengkeram erat tangan pemuda itu, sungguh ini jauh lebih sakit di banding di sunat waktu dulu, pikir Sunoo.

"Semangat!"

"Eunghhhhhhh eunghhhhhhh akh– " Sunoo kaget karena tangan wanita itu masuk ke lubangnya, itu membuatnya bertambah sakit.

"Maaf melakukan ini karena aku anakmu muka biru sudah."(maaf aku melakukan ini karena muka anakmu sudah biru)

Sunoo mencerna sebentar kata kata wanita itu dan langsung kaget setelah mengerti.

Dia langsung mendorong kuat agar bahu anaknya bisa keluar.

"EUNGHHHHHHH ARGHHH EUNGHHH!"

"Lagi sebnetar."

"Eunghhhhhhhhhhhhh ah!"

Oek oek oek

Fyuh syukurlah bayi nya masih menangis walaupun wajahnya sedikit membiru.

Sunoo menangis haru akhirnya dia bisa melahirkan anaknya meskipun di tempat aneh dan di bantu oleh orang aneh yang mirip tarzan.

Tapi Sunoo tetap bersyukur karena orang orang ini adalah orang orang baik.

"Hiks makasih, makasih banyak." Ucap Sunoo setelah anaknya di berikan padanya.

Setalah anaknya tertidur, Sunoo melihat pria gondrong itu menghampiri nya sambil membawa sepiring buah buahan.

"Hai, kamu nama aku belum tau." Ucap pemuda gondrong itu sembari mengupaskan buah apel.

"Namaku Kim Sunoo."

"Ah Sunoo, aku nama Ni-ki."

"Salam kenal Ni-ki, dan terimakasih sudah menolong ku."

"Tidak papa, eum Sunoo mau Ni-ki bicara."(tidak papa, eum Sunoo Ni-ki mau bicara)

"Bicaralah."

"Mau Sunoo kah jadi hutan ratu di sini?" (Sunoo mau kah jadi ratu hutan di sini?)

"H-hah."

"Jika mau tidak tidak papa. Lupakan." (Jika tidak mau tidak papa, lupakan)

Ni-ki yang akan pergi langsung menoleh karena tangan Sunoo menyekal nya.

"Ni-ki, aku mau."

Mendengar jawaban Sunoo membuat Ni-ki senang dan segera berlari keluar dan memberitahu semua orang.

Jujur saja Ni-ki memang sudah jatuh cinta kepada Sunoo saat pertama kali mereka bertemu.

Semua warga yang ada di situ iku senang karena pemimpin mereka akhirnya akan mendapatkan seorang istri.





End

Gajelas? Emang ga jelas😭🙏

Enhypen birth storyWhere stories live. Discover now