10

951 76 0
                                    

Haechan semakin kesal dengan Mark. Padahal ia sudah berusaha menjauh dan memberi batas pada hubungan mereka berdua. Tapi Mark malah semakin mendekat bahkan merasa bersalah karena berfikir Haechan yang marah karena Mark yang tidak sering menghabiskan waktunya dengan Haechan. Haechan hanya tidak ingin Jaemin salah paham, pasalnya Haechan sadar beberapa kali Jaemin merasa tidak nyaman atau kesal karena kehadirannya. 

" Mbul... Yak! Seo Haechan! Kau itu kenapa sih mengabaikan ku terus!"

Teriak Mark di lorong, sedangkan Haechan berusaha menulikan telinganya berpura-pura tidak mendengarkan Mark. 

Bugh

Mark dengan cepat membloking langkah Haechan sehingga Haechan menabrak tubuhnya. 

" Kenapa sih!" Kesal Haechan

" Kau yang kenapa! Kenapa menghindar dariku! Aku melakukan kesalahan? Kau ada masalah?! Jika ada yang terjadi padamu jangan disimpan sendiri! Ada aku! Kau bisa bercerita padaku" Jelas Mark sedikit meninggikan suaranya, karena ia sedikit risih dengan sikap Haechan akhir akhir ini

" Bukan urusan mu!"

Denga cepat Haechan melangkah pergi, tapi Mark kembali menahan tangannya

" Mark lepas aku sibuk"

" Kau selalu sibuk! Kemarin lomba, terus band, osis, rapat, sekarang asalan apa lagi!"

Haechan menatap Mark kesal, ia tidak mengerti apa yang ada di otak pria ini, bukankah dia sudah bahagia bersama Jaemin, lalu kenapa masih membutuhkan Haechan?

" Haechan-ah... kumohon...jika aku melakukan kesalahan maafkan aku... tapi bisakah kau tidak menghindar seperti ini..."

" Temui aku diatap pulang sekolah nanti!"

Kesal Haechan menepis tangan Mark dan dengan cepat berlari, tidak memperdulikan jika Mark masih meneriaki namanya.

.

.

.

Mark sedikit menatap Haechan bingung pasalnya raut wajah Haechan tidak mengenakkan saat ini. 

" Kau ingin bicara apa?" Tanya Mark sambil mendekati Haechan.

Haechan menghela nafasnya sebentar, mengepalkan kedua tangannya sebelum mulai berbicara. 

" Hufft... baiklah pertama, aku tidak menghindar darimu, kedua aku tidak marah denganmu, ketiga kau tidak melakukan kesalahan apapun paham?! Jadi tidak perlu merasa bersalah"

" Lalu kenapa gelagatmu sangat berbeda akhir akhir ini? Kau seolah menghindari ku, bahkan kau menolak ajakkan ku, pasti terjadi sesuatu kan?"

Ya... karna aku sedang patah hati dan aku harus melupakan mu... dan menghilangkan rasa cinta ini

" Tidak ada yang terjadi... aku hanya... tidak enak dengan Jaemin"

" Huh? Kenapa ? kan Jaemin merasa tidak masalah, bahkan dia sangat senang jika kau ikut bermain dengan kita"

Haechan mengurut keningnya pelan, ia tidak menyangka jika Mark akan menjadi sepolos ini. Sepertinya Mark memang harus memperbanyak teman bermainnya. 

" Mark! Kau itu bodoh atau bagaimana sih! Jaemin itu pacar mu Mark... tidakkah kau pernah memikirkan bagaimana perasannya?"

Dan perasaan ku....?

" Jaemin mugkin mengatakan dia senang dan nyaman dengan kehadiran ku, tapi bisa saja dia tidak nyaman... Aku bukannya mengatakan bahwa Jaemin jahat karena tidak ingin aku ikut bermain bersama kalian, tapi Mark kalian itu sekarang berpacaran, Jaemin juga pasti ingin menghabiskan waktunya berdua bersama mu...."

" Tapikan kau itu-"

" Sahabat terbaikmu? Mark bahkan saudara sedarah sekalipun masih memiliki batas jika mereka sudah berpasangan, apalagi hanya sebatas sahabat Mark. Aku menjauh darimu bukan berarti aku tidak ingin bermain denganmu, bukan berarti aku mengabaikan mu... aku hanya tidak ingin orang orang berfikiran yang tidak tidak padamu ataupun padaku"

Mark hanya menundukkan wajahnya, apa yang Haechan ada benar, Jaemin memang beberapa kali menanyakan kepada Mark bagaimana jika sesekali Haechan tidak ikut bersama mereka, pasalnya setiap kali Mark pergi jalan dengan Jaemin, seperti nonton atau semacamnya, Mark pasti selalu mengajak Haechan, mungkin karena terbiasa Haechan selalu bersama dengan Mark sehingga Mark tidak terbiasa jika tidak mengajak Haechan. 

" Dan satu hal lagi..."

Mark mengadahkan kepalanya menatapnya

" Kau tidak perlu lagi khawatir padaku"

" Huh kenapa?"

" Pertama aku bukan anak kecil yang harus kau jaga terus, dan kedua... Mark kau sekarang sudah punya pacar, ada hati yang harus kau jaga... Aku tau niat kau baik karena kita sudah kenal sejak dulu, tapi belum tentu semua orang menafsirkan hal yang sama atas kebaikan mu..."

Mark mengangguk paham, 

" Maafkan aku...."

" Sudah kubilang ini bukan salah mu dan tidak ada yang salah kau tidak perlu meminta maaf, lagi pula kita masih tetap berteman kok" Senyum Haechan. 

" Haechan-ah..."

" Hm?"

" Terimakasih... sudah menjadi teman terbaikku, kau akan selalu menjadi mbul ku kan?" Mark mendekati Haechan dan mengelus pelan kepala Haechan. 

Haechan hanya tersenyum tipis, saat ini hanya senyuman yang Haechan berikan. Haechan memang berniat untuk menjauhi Mark karena semakin sering Haechan bertemu dengan Mark, semakin besar pula rasa sakit yang muncul tapi rasa cinta itu juga semakin besar tumbu. Haechan akui memang sakit rasanya melepas cinta pertamanya itu, tapi hanya ini yang bisa Haechan lakukan karena jika Haechan masih bertahan, ia tidak tau seberapa banyak hati yang akan ia lukai nantinya. 

Dilain sisi, Jaemin mendengar semuanya, sedikit lega karena setidaknya kini ia memiliki waktu berdua dengan Mark, tapi tetap saja Jaemin kesal karena dari gelagat Mark, tampaknya anak itu tidak rela ia harus sedikit menjauh dari Haechannya itu. Jaemin tidak mengerti apa yang bagus dari seorang Haechan, kenapa Mark begitu terpikat dan terikat dengan orang bernama Haechan itu. 

Jangan lupakan bahwa Jaemin itu anak dari raja Yuta yang terkenal dengan keangkuahan dan kesombongannya serta seberapa egoisnya ia jika menginginkan suatu hal. Ia tiak akan segan-segan menyingkirkan orango-orang yang mengganggu ataupun merebut hal darinya. 

Karena kejadian Haechan sakit waktu itu, Jaemin semakin benci dengan Haechan, ia menganggap Haechan dengan sengaja membuat dirinya demam untuk mencuri perhatian darinya, belum lagi setiap kali mereka pergi bersama, Mark selalu mengedepankan Haechan daripada Jaemin dan tentu saja Jaemin kesal sekaligus cemburu karenanya.

Oleh karena itu, Jaemin semalam secara terang-terangan mengatakan pada Haechan bahwa ia benci dan tidak suka melihat Mark bersama dengan Haechan terus, dan siapa sangka anak itu mengikuti kemauan Jaemin. 

Tidak secepat itu Haechan-ah... walaupun kau membuat jarak... dia masih sayang dan peduli dengan mu... akan ku buat ia benci padamu...

Menatap mu hina sama seperti saat kau menatap ku pertama kali

Cicit Jaemin dalam hati, masih menatap Mark dan Haechan. 

[COMPLETED] Replaced || MarkhyuckWhere stories live. Discover now