15

989 82 4
                                    

Haechan memangku tangannya, berdiri di depan jendelanya sambil senyesap secangkir kopi. Saat ini musim semi tapi pandangan kota yang Haechan lihat tidak ada bedanya, hanya kota sibuk seperti hari hari biasanya. Haechan merindukan langit biru yang cerah ditemani sentuhan warna pink dari bunga bunga yang mekar. 

Sudah tujuh tahun ya.... 

Cicit Haechan sendu merindukan kampung halamannya itu.

" HAECHAN-AAAAH"

Haechan menghela nafasnya, memutar matanya malas kala seseorang membuka pintu ruang kerjanya seenak hati tanpa mengetuk pintu.

" Haechan-ah..Haechan-ah..Haechan-ah!"

" LEE JENO! aku bisa mendengarmu!" Kesal Haechan 

" Ehe... apa kau sedang sibuk sekarang?"

" Ya... menikmati secangkir kopi ku dan menghitung berapa banyak taksi yang melewati gedung ini"

" Heol...kau sangat sibuk yaa aku merinding"

Haechan tersenyum miring, kembali duduk di meja kerjanya dan membaca kertas-kertas yang sedari tadi berserakan di mejanya.

" Baiklah kalau nanti malam?"

" Aku sangat sibuk karena aku harus pulang ke rumah, membersihkan diri, mengganti pakaian dan tidur dengan nyaman" Jawab Haechan santai sambil membereskan kertas-kertas itu 

Jeno menjentikkan jarinya tepat setelah Haechan menyelesaikan kalimatnya

" Bagus! Tolong gantikan aku ya pleaseee" Jeno mengeluarkan puppy eyes nya 

" Haaah... kali ini apa lagi?!"

"  Hendery sialan itu bisa bisanya mendaftarkan diriku untuk mengisi webinar nanti malam! "

" Pfft... memangnya kau bisa? aku sibuk Jen... aku harus membuat laporan subyek penelitian ku  nanti malam"

" Heol aku tidak mengerti manusia seperti mu, kau bahkan tidak memberi jeda dari studi S1 ke S2 mu dan sekarang kau bekerja sambil melanjutkan studi S3 mu....kau itu robot atau bagaimana sih!"

Haechan memutar matanya malas

" Karena memang seharusnya begitu! Kau tau orang berilmu ,  cerdas dan bergelar akan dimudahkan dalam segala hal!"

" Ya...jika tidak ada yang namanya uang di dunia ini... Arrrgh ayolah, lagi pula mengisi webinar ini adalah keahlian mu! Kau juga bisa mempromosikan penelitan mu, siapa tau ada yang mau membantumu dengan disertasi mu!"

" Heol... teknik persuasi mu sangat jelek sekali...padahal kita pernah satu kelas, tapi kenapa kau sangat payah!"

" Ya please? aku sudah ada Janji...aku tidak mungkin membatalkannya...demi pekerjaan dan klien mu!"

" Tapi aku sedang tidak berminat Jen..."

" Arrrghh....ayolaah!!"

" Fine! Akan ku lakukan, tapi jatah cutimu akan ku ambil deal?"

" Deal!"

Haechan menggelengkan kepalanya melihat Jeno yang kegirangan, Haechan pun melanjutkan kegiatannya, tapi tangannya tiba tiba terhenti ketika melihat sebuah amplop di atas mejanya. Melihat teman kerjanya itu murung, Jeno pun mengamati arah pandang mata Haechan.

" Kau belum membukanya?"

" Memangnya aku perlu?" Jawab Haechan acuh dan kembali melanjutkan kegiatannya.

Jeno hanya menghela nafasnya pasrah, ia mengenal Haechan di tahun keduanya saat kuliah, dan sejak saat itu mereka menjadi sengat dekat.Jeno cukup tau bagaimana kehidupan seorang Haechan dulu, dari kehidupan keluarganya, pertemanannya dan kisah cintanya tentunya.  Jeno berjalan mendekati meja kerja Haechan, mengambil amplop yang mana ada sebuah undangan pernikahan bertuliskan Mark & Jaemin.

[COMPLETED] Replaced || MarkhyuckWhere stories live. Discover now