31

855 75 10
                                    

" Apa maksudmu!" Kesal Mark mengikuti langkah Haechan masuk ke dalam kamar

" Mark! Tidakkah tadi jelas aku mengatakan padamu dan Jaemin. Aku harus pergi dan tidak bisa menjaga Chenle" Haechan sedikit meninggikan suaranya. 

" Kenapa tiba tiba? Terjadi sesuatu kan?"

" Tidak Mark... aku sudah meninggalkan pekerjaanku terlalu lama. Klien ku banyak yang terbengkalai, aku juga tidak enak hati menyusahkan Jeno terus, aku harus kembali"

"Lalu Chenle? Bagaimana dengan Chenle? Kau tega meninggalkannya?"

Haechan terdiam menatap Mark sedikit tidak percaya. Haechan menggelengkan kepalanya pelan, ia tidak menyangka Mark bisa menjadi seegois ini.

" Urusannya dengan ku apa? Kau ayahnya kau orang tuanya! Kau yang harus menjaganya!"

" Tapi dia membutuhkan mu! Bagi dia kau tidak hanya pamannya Haechan! Kau sudah seperti Papinya sendiri!"

Haechan menghela nafasnya panjang, ia tidak tau apa yang terjadi pada Mark, kenapa orang ini menjadi sangat terikat dengannya. Haechan membuang pandangannya, kembali memasukkan baju bajunya

" Kenapa kau begitu tega padaku" 

Cicit Mark menatap Haechan sendu, Mark tidak siap dan tidak sanggup jika Haechan harus pergi lagi dari hidupnya, kali ini ia tidak akan membiarkannya 

" Mark tidak bisakah kau melihat situasi saat ini!"

Mark terdiam menatap Haechan lurus, sedangkan yang ditatap menghela nafasnya kasar.

" Aku sedang menyelamatkan rumah tangga mu Mark"

" Jaemin ya?"

" Huh?"

" Iya...kau pergi karna Jaemin kan? Kau tidak nyaman karna Jaemin kan"

Haechan melongo, menatap Mark yang entah kenapa saat dirinya menyebut nama Jaemin ada amarah terpancar dari sorot matanya itu.

" Kau serius menanyakan itu padaku?" Tanya Haechan tidak percaya

" Aku benar kan? Yasudah kalau tidak nyaman dengannya aku akan menyewakan apartement untuk mu! Kau bisa bawa Chenle kesana, aku juga akan berkunjung kesana"

" Mark!"

Bentak Haechan menatap Mark penuh emosi dan kekecewaan. 

" Dia istrimu Mark! Istrimu! Tidak sadarkah apa yang kau lakukan saat ini?!"

Mark terdiam menatap Haechan yang amarahnya sudah memuncak. Mark tentu tau Jaemin itu adalah istrinya, tapi ia tidak mengerti dengan dirinya saat ini bahkan jika saat ini Jaemin harus pergi agar Haechan tetap berada di rumah, Mark tidak masalah.

" Tapi kau yang membuatku nyaman...." Cicit Mark lirih setelah hampir dua  menit tidak ada yang berbicara

" Ya dia istriku, tapi aku tidak merasa seperti dirumah bersamanya...tapi bersamamu,aku merasa nyaman, merasa hidup, merasa dirumah...." Sambung Mark dengan suara yang sangat frustasi

" Kau tau Mark..." Haechan menggantung kalimatnya menunggu Mark yang sedari tadi menundukkan kepalanya untuk menatap dirinya 

" Ucapan mu barusan.....membuat ku yakin untuk benar benar pergi"

Haechan menatap Mark lekat lekat dan menggelengkan kepalanya tidak percaya

" Kau berubah....dan aku benar benar kecewa"

Haechan pergi keluar kamar, mengambaikan Mark yang terlihat sangat frustasi. Tepat saat Haechan membuka pintu kamarnya, Jaemin sudah ada di depan pintu dan 

PLAK

Satu tamparan keras ia dapatkan. Mark yang mendengar itu dengan cepat menghampiri Jaemin dan Haechan. 

" Busuk sekali! Oh jadi ini yang kau rencanakan ha? Ingin mengambil posisi ku dan merusak rumah tanggaku! Munafik sekali ingin membantu tapi niat mu jahat! Padahal aku sudah berbaikh hati padamu! Membiarkan mu masuk kedalam keluarga ku! Tapi lihat apa yang kau lakukan! Dasar tidak tau terimakasih! Kau harus malu dengan dirimu sendiri Haechan!"

Kesal Jaemin tepat setelah ia menampar Haechan, Haechan yang mendengar hal itu terkekeh pelan, mengadahkan kepalanya menahan air matanya, Haechan menangis bukan karena ia bersedih, tapi sangking marah dan kesalnya dirinya, Haechan ingin rasanya menangis. 

" Kau bilang apa? Aku mengambil posisi mu? Heol...kau tidak berkaca pada dirimu? Bukankah kau yang mengambil posisiku, Posisi mu kau bilang? Bukankah kau yang mengambil alih kehidupan ku? mengambil semua yang kupunya?"

" Lalu kau bilang apa tadi? Membiarkan aku masuk? Pernahkan aku meminta untuk tinggal disini? Tidak! Kau yang meminta dan memohon padaku untuk tinggal disini. Kenapa? Menyesal dengan kebaikan mu sendiri?"

" Merusak rumah tangga mu? Tidakkah kau berkaca? Aku menyelamatkan anak mu! Membuat kembali hubungan kalian yang retak, dan kau bilang aku yang merusak rumah tangga mu? Coba tanya pada diri mu sendiri, apakah kau memberikan perhatian pada anak dan suamimu? sudahkah kau menjalani peran sebagai seorang istri? layak tidak kau menjadi seorang istri dan pa-"

Haechan tidak melanjutkan kalimatnya pasalnya Jaemin mengangkat tangannya ingin menampar Haechan tapi Mark lebih cepat menahan tangan Jaemin.

" Apa?Kau mau tampar aku silahkan! Aku tidak peduli! tampar aku sepuasmu! Kau bilang aku tidak tau terimakasih?! Langcang sekali kau mengatakan itu padaku! Setelah nyawa kedua orang tuaku melayang hanya karena menyelamatkan hidupmu!" 

Haechan menunjuk nunjuk Jaemin dengan kesal, semua emosi yang selama ini ia tahan Haechan keluarkan karena ia benar benar tidak peduli lagi. 

" Rumah....Teman....Sahabat...orang tua...bahkan cinta pertamaku...Aku memberikan semuanya padamu! Dan kau bilang aku tidak tau terimakasih?! Kau lucu sekali Jaemin...Kau yang seharusnya malu pada dirimu!"

Mark terdiam, ia tidak pernah melihat Haechan marah dan membentak selama itu. Tapi dari semua itu satu hal yang menarik perhatian Mark.

Cinta pertama?

Jadi selama ini Haechan mencintai ku?

Sejak kapan?

Kenapa aku tidak menyadari nya?

Cicit Mark dalam hati termenung dengan keributan yang baru saja terjadi hingga tidak sadar Haechan sudah pergi keluar dari rumah. 

[COMPLETED] Replaced || MarkhyuckWhere stories live. Discover now