19

979 80 1
                                    

" Kau baik baik saja?"

Suara Jeno sedikit khawatir dari seberang membuat Haechan terkekeh pelan

" Yak! Kau pikir aku itu siapa hah? Untuk urusan self control aku lebih baik darimu"

" Ya...tapi itu tidak berlaku jika menyangkut orang tuamu...kau lupa dulu saat kau rindu dengan ayahmu tapi kau terlalu takut untuk pulang? Kau mengurung diri dikamar dan tidak makan hampir 4 hari... lalu kau lupa dulu saat papi mu menelponmu ia sedang sakit?? Kau hampir saja menabrakkan mobil mu ke pembatas jalan karena panik! Kau bilang itu self control yang baik?"

Haechan menghela nafasnya panjang, Jeno itu kalau untuk urusan memarahi dan menceramahi, Haechan benar benar menyerah

" Ya ya ya...maafkan aku... tapi sungguh kini aku baik baik saja... kau tak perlu mengkhawatirkan ku...karna malaikat kecil ini akan menangis jika ia melihatku menangis" Haechan tersenyum sambil mengelus pelan kepala Chenle yang tertidur di pangkuannya.

" Baguslah...sepertinya aku harus membeli banyak mainan sebagai sogokan agar dia selalu menghibur mu hahaha... ngomong-ngomong aku benar benar minta maaf, seharusnya minggu depan aku sudah bisa ke Korea tapi aku belum diizinkan dan diminta untuk stay 3 minggu lagi, it's that ok?"

" Jen...aku bisa pulang sendiri sungguh"

" Uh-uh...tidak ada yang tau kau benar2 pulang ke LA, atau kabur entah kemana atau melakukan hal hal aneh saat kau sampai disana...bersabarlah tunggu aku hm? Kau bisa melepas rindu dan terapi kecil dengan Chenle..."

" Hahahah terapi kecil ya? Ya... sepertinya kau benar...hanya saja...aku takut...jika-"

" Hey...saat ini pikirkan saja dirimu...kau saat ini sedang sedih...emosi mu sedang tidak stabill dan kau kesepian...prioritas mu saat ini adalah kebahagiaan mu sendiri, hadirnya Chenle membuatmu tenang, jadi habiskan waktumu dengan Chenle. Aku tau apa yang kau takutkan...aku tau apa yang kau khawatirkan...hilangkan pikiran itu...kau tidak merusak apapun...kau tidak merebut apapun....karena faktanya...itu rumah mu...dan itu tempat mu... mengerti?"

" Tck....aku benci padamu sungguh...selama ini tidak ada yang membuat ku tidak bisa membantah...dan aku benci itu"

" Hahaha... kau memang lebih pintar dan gelar mu lebih banyak dari ku, tapi untuk mengkonseling orang, sepertinya jam terbang ku lebih banyak...aku sudah mendengarkan keluh kesahmu sejak masa kuliah "

" Heol....ah maaf karena kau harus menangani beberapa klienku...."

" Tak masalah...karena sebenarnya kau saat ini juga klien ku... sudah kubilang, saat ini prioritas utamamu adalah kebahagiaanmu sendiri, Jika dengan merawat Chenle kau bisa bangkit lagi dan merasa hidup lagi, maka lakukanlah..."

" Tapi bukankah aku hanya menjauhkannya denga-"

"Sudah lah Haechan-ah...apa aku harus menelpon Chenle? Kenapa kau keras kepala sekali sih! Kau senyaman itu hidup memendam perasaan dan kesedihan mu? Kau sendiri yang bilang padaku, untuk tidak memendam perasaan ku, untuk tidak bersedih sendiri, untuk tidak terluka sendiri, untuk berjalan dan meminta pertolongan, tapi kenapa kau sendiri tidak melakukannya?"

Haechan tertunduk, matanya kini sudah berkaca-kaca

" Kenapa kau menghukum dirimu? Untuk apa? Kau melakukan kesalahan apa ku tanya? Tidak cukupkah 10 tahun bagimu untuk bersedih seperti ini? Kenapa kau lari lagi Haechan-ah... tidak ada yang menyuruhmu untuk lari dan melangkah mundur!"

" Tapi tidak ada lagi tempat bagiku Jen...untuk apa aku berlama-lama disini...aku tidak punya tujuan lagi disini...ayah dan papiku tidak ada...dan faktanya memang begitu bukan? Jika aku terlalu dekat dengan Chenle aku hanya menjauhkannya dengan papinya sendiri" Jelas Haechan dengan suara sedikit bergetar

[COMPLETED] Replaced || MarkhyuckWhere stories live. Discover now