21

413 56 0
                                    

Rendra masuk ke dalam kamarnya, gelap, dan benar-benar terasa kosong. Rendra masih merasakan kenangannya bersama Rendi. Kamar apartement yang selalu mereka jadinya tempat mereka beristirahat.

"Lo kenapa jahat banget Al? Kenapa ninggalin gue?" lirik Rendra sambil menatap fotonya bersama Rendi yang terpajang di meja belajar Rendi.

Rendra berbalik badan, menatap pantulan dirinya di cermin, "walau kita mirip, rasanya bakal tetep beda Al. Karena semirip apapun kita, kita tetep dua orang yang beda."

Rendra menyimpan kembali fotonya di meja, tapi kertas yang terselip di antara buku-buku Rendi membuatnya sangat penasaran.

Rendra tersenyum kecut saat selesai membacanya, saudara kembarnya itu entah kenapa seperti banyak sekali rahasia yang disembunyikan sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rendra tersenyum kecut saat selesai membacanya, saudara kembarnya itu entah kenapa seperti banyak sekali rahasia yang disembunyikan sendiri.

"Apa menurut lo gue gak berguna Al? Sampai lo jarang berbagi masalah lo sama gue?"

Rendra membuka handphone Rendi, dia masa bodoh dengan Rendi yang melarangnya mencari tahu lebih jauh. Dia hanya ingin tahu, masalah seberat apa sampai Rendi memutuskan mengakhiri hidupnya.

Rendra benar-benar tidak percaya kalau hanya tentang amanat dari almarhum Ayah Wina yang membuat Rendi merasa bersalah dan memutuskan bunuh diri. Pasti ada hal lain.

Dan itu benar.

"Jadi lo udah tau kalau Wina selingkuh sama Haris dan lo biarin mereka dengan alasan supaya Wina aman dan lebih bahagia? Gue malu Al punya kembaran selemah lo," ucap Rendra dengan suara tercekat, menahan tangis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jadi lo udah tau kalau Wina selingkuh sama Haris dan lo biarin mereka dengan alasan supaya Wina aman dan lebih bahagia? Gue malu Al punya kembaran selemah lo," ucap Rendra dengan suara tercekat, menahan tangis.

"Lo banci banget pake akun gembokan buat curhat, lo gak nganggep gue ada apa gimana sih?"

"Lo banci banget pake akun gembokan buat curhat, lo gak nganggep gue ada apa gimana sih?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
REND - Renjun Lokal [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang