EMPAT BELAS

9.3K 795 71
                                    

Assalamualaikum guys❤️

Bagaimana kabarnya? Semoga baik

⚠️WARNING⚠️
Jadikan Al Qur'an bacaan utama ya guys🤗

Rasulullah SAW memberi motivasi, "Siapa yang membaca satu huruf dari kitab Allah, maka baginya satu kebajikan, sedangkan dari kebajikan dilipat gandakan menjadi sepuluh kali lipat. Aku tidak mengatakan bahwa aif lam mim satu huruf, tetapi alif satu huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf." Maka jika seorang Muslim membaca setiap hari 10 ayat, sudah berapa kebaikan yang dicatat oleh Allah kepadanya?

Jangan sampai kita lupa untuk membaca Al Qur'an walaupun dalam sehari hanya 1 ayat🥰

Happy reading❤️

*****

Nazira mengerjapkan matanya. Kepalanya sangat pusing, dan perutnya masih terasa sakit. Aroma obat menusuk indra penciumannya. Lalu, ia melihat sekelilingnya. Tangannya di infus dan ruangan serba putih. Saat ini, dia berada di rumah sakit.

Nazira mencoba mengingat kejadian sebelumnya. Dia hanya mengingat pada saat itu, terakhir kali Ia berada di ruangan kerja nya Rakhan. Apa dia pingsan? Ia lalu menggelengkan kepalanya.

Pintu ruangan terbuka, menampakkan sosok Rakhan. Rakhan berjalan masuk ke dalam ruangan tersebut.

"Dari mana aja lo?" Tanya Nazira.

"Mushala." Jawab Rakhan.

"Ngapain?"

"Shalat."

Nazira melihat ke arah jam. Saat ini, jam menunjukkan pukul setengah dua belas. Shalat apa Rakhan? Setau Nazira jika shalat Dhuha itu sekitar pukul delapan sampai sebelas siang.

"Shalat apaan di jam segini?" Tanya Nazira bingung.

"Taubat." Jawab Rakhan.

Nazira kaget, "Emangnya lu abis ngapain sampai shalat taubat segala?"

"Tadi, dengan sengaja saya menggendong kamu."

Nazira terbelalak, "Gara gara lo gendong gue, lo sampe shalat taubat segala?"

Rakhan menggangguk.

Satu kata buat Rakhan adalah aneh. Itu yang ada di pikiran Nazira. Bisa bisanya cuman karena gendong dirinya, lelaki itu sampai shalat taubat.

"Kamu sudah makan?" Tanya Rakhan.

"Baru juga gue bangun." Jawab Nazira sewot.

"Mau makan?"

Nazira menggangguk.

"Tunggu sebentar." Rakhan beranjak dari tempat duduknya. Ia berjalan ke arah nakas. Menyiapkan makanan untuk Nazira.

"Nih, makan dulu." Ujar Rakhan sembari menyodorkan nampan yang berisi makanan kepada Nazira.

Nazira melihat ke arah makanan tersebut.

"Gak mau makanan rumah sakit."

"Kata dokter kamu harus memakan makanan ini, Nazira."

NaziraWhere stories live. Discover now