DUA PULUH

11.1K 894 205
                                    

Assalamualaikum guys❤️

Double update nih, ksian aku sama kalian udh lama g updte tp eh updte satu part doank heheh, itung" buat ngobatin rasa rindu kalian ke Nazira dan Rakhan

Semoga suka dengan parti ini🌸

⚠️WARNING⚠️
Jadikan Al Qur'an bacaan utama ya guys🤗

Rasulullah SAW memberi motivasi, "Siapa yang membaca satu huruf dari kitab Allah, maka baginya satu kebajikan, sedangkan dari kebajikan dilipat gandakan menjadi sepuluh kali lipat. Aku tidak mengatakan bahwa aif lam mim satu huruf, tetapi alif satu huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf." Maka jika seorang Muslim membaca setiap hari 10 ayat, sudah berapa kebaikan yang dicatat oleh Allah kepadanya?

Jangan sampai kita lupa untuk membaca Al Qur'an walaupun dalam sehari hanya 1 ayat🥰

Happy reading❤️


*****

Nazira memberanikan diri untuk turun kebawah melihat apa yang terjadi. Ia menuruni anak tangga dengan perlahan. Karena ia takut dan ini sangat gelap.

Pada saat sudah sampai di anak tangga paling bawah ia merasakan tubuhnya merinding. Ia juga merasa ada yang mendekatinya.

Nazira tidak berani menengok kesamping ia hanya memejamkan matanya dan berharap Rakhan segera tiba dirumah. Badannya sudah sangat dingin bahkan kakinya saja sudah gemeteran dan lemas.

Dengan mata terpejam ia mencoba berjalan perlahan. Tetapi tiba tiba pundaknya ditahan.

"Aaaaaaaa,, tolonggggg!!" Teriak Nazira.

"Astagfirullahaladzim Nazira, istigfar."

Suara itu adalah suara yang sangat ia kenali. Lantas ia membalikkan badannya dan memeluk orang tersebut.

"Rakhan gue takutt."

Rakhan yang mendapatkan pelukan tiba tiba itu sedikit terkejut dan canggung. Tetapi, tak lama ia langsung mengusap punggung Nazira untuk menengkan Nazira.

"Jangan takut, saya ada disini."

Cukup lama Nazira menangis di pelukan Rakhan. Dan tak lama lampu kembali menyala. Merasa lampu sudah kembali menyala, Nazira melepas pelukannya.

Bughhhh....

Nazira memukul lengan Rakhan sedikit keras.

"Katanya mau usahain pulang cepet." Sewot Nazira.

Rakhan tersenyum sambil mengusap lengannya yang sedikit sakit karena pukulan dari Nazira.

"Tadi banyak yang harus saya selesaikan."

"Nyenyenye."

Rakhan tersenyum tipis, "Kamu takut ya?"

Nazira melihat Rakhan dengan tatapan tajam, "Pake nanya lagi lo."

"Maaf."

"Gak gue maafin."

"Nanti kamu dosa."

NaziraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang