TIGA PULUH

5K 441 29
                                    

Assalamualaikum guys💗
Bagaimana kabarnya? Semoga selalu dalam lindungan Allah SWT.

Masih menunggu kelanjutan cerita Nazira?
Maaf ya guys kalau sudah terlalu lama gak update cerita Nazira🙏

Aku harap kalian masih selalu menunggu kelanjutan cerita Nazira sampai End🤗
Dan yang pasti selalu dukung dan support diriku dengan cara vote dan coments😉

Semoga kalian suka dengan part ini💗
Bantu share, vote, and coment ya guys


⚠️WARNING⚠️
Jadikan Al Qur'an bacaan utama ya guys🤗

Rasulullah SAW memberi motivasi, "Siapa yang membaca satu huruf dari kitab Allah, maka baginya satu kebajikan, sedangkan dari kebajikan dilipat gandakan menjadi sepuluh kali lipat. Aku tidak mengatakan bahwa alif lam mim satu huruf, tetapi alif satu huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf." Maka jika seorang Muslim membaca setiap hari 10 ayat, sudah berapa kebaikan yang dicatat oleh Allah kepadanya?

Jangan sampai kita lupa untuk membaca Al Qur'an walaupun dalam sehari hanya 1 ayat🥰

Happy reading💗

*****

Andhika berjalan memasuki ke dalam kantornya. Kedua tangan nya ia masukkan kedalam saku kantong celananya. Pandangannya lurus ke depan, berjalan melewati lobby perusahaan dan segera menuju lift untuk naik ke dalam ruangannya.

Para karyawan yang melihat CEO mereka datang, lantas berdiri menundukkan kepala nya dan menyapanya.

"Selamat pagi, pak." Sapa mereka.

Andhika hanya mengganggukkan kepalanya pertanda menjawab sapaan dari para karyawan. Dan lantas berlalu saja untuk segera masuk ke dalam lift.

Para karyawan tidak heran dengan sikap acuh dan dingin Andhika. Mereka semua sudah mengetahuinya karena sejak dulu Andhika adalah lelaki yang dingin dan tak banyak bicara. Terlebih lagi semenjak kejadian dia ketahuan selingkuh dengan Nazira dan akhirnya Nazira keluar dari perusahaan nya, ia semakin dingin bahkan jarang sekali hadir ke kantor.

Setelah keluar dari lift, Andhika segera memasuki ruangannya, ia berjalan menuju mejanya dan duduk di kursi kebesarannya. Kepala Andhika sedikit berdenyut melihat betapa banyaknya berkas yang tertumpuk di mejanya, di karenakan ia jarang datang ke kantor membuat pekerjaannya sedikit terbengkelai. Andhika membuka laptonya dan memulai pekerjaannya.

Setengah jam fokus pada layar laptop membuat kepala Andhika pening. Apalagi ketika mengetahui bahwa perusahaannya yang sedikit terombang ambing semenjak Rakhan dan Raka mencabut saham nya di perusahaannya.

Ia mengeluarkan ponselnya dari dalam saku jas nya. Mencoba mencari sebuah nama di kontaknya. Ketika ingin menelpon, ia membatalkannya. Andhika berniat ingin menelpon sang papanya yang berada di Paris. Ia ingin meminta bantuan kepada sang papa, tetapi ia batalkan.

Andhika dahulu menentang sekali keputusan sang papa untuk melanjutkan perusahaan keluarganya yang berada di Paris. Dan, lalu ia memutuskan untuk mendirikan perusahaannya sendiri di Indonesia. Menurutnya, jika ia melanjutkan perusahaan sang papa itu tidak membuatnya mandiri, maka dari itu ia dulu lebih memilih untuk mendirikan perusahaan sendiri.

Ketika hendak meletakkan ponselnya di meja, ponsel Andhika berdering.

Drrtttt....

NaziraWhere stories live. Discover now