Chapter 20

524 84 8
                                    

•••

Dan disini lah dia berdiri bersama koper hitam yang tidak terlalu besar dan berdiri di depan pintu apartemen..

Yap apartemen midoriya, huh suasananya seakan dirinya akan menjadi teman satu kamar midoriya  saja haha.

Bakugo menunggu midoriya masukan sandi apartemen nya namun laki-laki itu malah sibuk dengan ponsel nya.

'Ya Tuhan.. Sabar kan lah aku..'

"Heii, apa kita akan berdiri saja di sini?? Kenapa kau tak masukan sandi nya?? "

Midoriya tak bergeming dan masih pada ponsel nya.

'Aku ingin pulang!!!! '

"Aku sudah capek berdiri dan menyeret koper ini sedari bawah, setidaknya buka pintu ini dan biarkan aku masuk. Aku ingin istirahat jika kau keberatan untuk aku tinggal di sini maka biarkan aku pulang dan aku akan menelpon ibuku menyuruhnya untuk kembali.. "

"Masuk aja" Hanya itu yang midoriya ucapkan

"Haaaah?? Bagaimana aku bisa masuk kalo pintu nya saja terkun—"

Perkataan bakugo terhenti saat midoriya langsung mendorong pintu apartemen nya.

"Tidak di kunci" Jawabnya

"Ya kenapa kau tidak mengatakannya sejak awal?? Kalo begini kan aku tidak perlu mengoceh huuhh" Ucap bakugo masuk sambil menyeret kopernya.

Melepaskan sepatunya dan mengambil sendal rumah dari dalam kopernya berjalan menuju ruang tengah diikuti oleh midoriya.

"Jadi  ... Di mana aku akan tidur? "

"Di kamar ku"

"Haaaah?? Tidak mau! "

"Lalu kau akan tidur di mana? Di sofa?? "

"Aku mau tidur di kamar tamu saja! "

Midoriya terdiam.

"Apa? Jangan katakan kau tidak punya kamar tamu juga! "

"Diam mu kuanggap benar, lalu kenapa bisa pintu apartemen mu tidak di kunci? Kau tidak takut kemalingan? "

"Tidak, biar saja dia masuk lagian apa yang mau diambil dari sini tidak ada uang dan barang berharga hanya alat musik dan olahraga saja. "

"Yang benar saja sialan. "

"Kau harus hati-hati saat mendorong pintu itu, karena pintu nya sedang rusak dan aku sengaja tidak memberikan sandi agar lebih mudah masuk kadang saja suka eror, jangan sampai kau ketimpa" Midoriya memperingati

"Hooiihh yang benar saja!!! Pasti harga sewa tempat ini murah, memang ruangannya lebar dan rapi tapi hanya punya kamar tunggal dan pintunya pun macet pake rusak lagi. Hhh jika aku yang menyewa disini aku pasti protes pada pemiliknya. " Oceh bakugo

"Ya kau benar, jika ada yang ingin menyewa apartemen ini mungkin aku akan memberikan nya dengan suka rela "

Bakugo termenung mendengar perkataan midoriya.

"Maaf jika apartemen ku tidak senyaman rumah mu, tapi ini aku beli bukan sewa. "

'Tuhan..., maafkan aku' batin bakugo berkata

"Mungkin aku akan beli istana agar kau bisa tinggal dengan nyaman di dalamnya seperti ratu"

Bakugo melirik midoriya sedikit bersalah karena sudah mengata-ngatai apartemen nya. 

Bakugo melirik kearah bawah, "maaf, aku tidak tahu" Ucapnya pelan

"Tidak apa, lagipula jika orang lain yang berada di posisi mu pasti akan mengatakan hal yang sama. "

Setelahnya tak ada yang berbicara sampai bakugo bicara lebih dulu.

"Jadi... Di mana aku letakan koper ini? Dan di mana aku akan tidur? "

"Hanya ada satu kamar di tempat ini dan itu kamar ku dan kau akan tidur di kamar yang sama dengan ku. "

"Aiisshh tidak mau. "

"Lalu kau akan tidur di mana? "

"Di mana saja asal tidak dengan mu"
.
.
.
.
.
Dan setelah perdebatan itu akhirnya bakugo memilih tidur di sofa di dalam kamar midoriya, ia tak mau harus berbaring di samping mahkluk sialan itu. Yang  benar saja.

Setelah selesai mandi dan makan malam saat nya untuk tidur namun bakugo belum juga tertidur karena sedari tadi mencari gaya nyaman untuk tidur di sofa.

Ngarasak ngerusuk yang bakugo lakukan membuat midoriya tak bisa memejamkan matanya.

"Kau bisa diam tidak? Aku tidak bisa tidur karena mu"

"Kau pikir aku bisa apa? Aku sedang menyamankan posisi ku ini asal kau tahu."

"Tidak tahu" Jawab midoriya acuh

Setelah di rasa cukup nyaman dengan posisinya bakugo kembali menatap langit-langit kamar midoriya sambil sesekali melirik pada orang yang tubuhnya terbungkus oleh selimut.

Tidak bergerak, pasti sudah tidur pikir bakugo.

Midoriya membungkus seluruh tubuhnya dengan selimut dan hanya menyisakan kepalanya saja yang menyembul, matanya terpejam sambil sesekali mengawasih orang yang ada di sofa.

Hening, hanya ada suara deruan nafas yang bakugo keluarkan. Huuuh rasanya sepi sekali.

Walaupun bakugo tidur sendiri tapi ia merasa tak pernah sesepi ini seperti sedikit hampa rasanya saat ini.

Lalu ia kembali teringat dengan pintu yang rusak tadi.

"Heiii.... Apa kau sudah tidur?? " Tanya nya

"Kau bicara pada siapa? " Jawab orang yang di kasur

"Menurut mu siapa lagi manusia yang ada di sini selain kau? " Apa aku berbicara pada benda mati? "

"Ntahlah, kurasa untuk mu itu mungkin. "

Bakugo tak menjawab.

"Tidak akan ada orang jahat yang masuk akan?? Seperti perampok misalnya.. "

"Tidak tahu"

"Aku serius"

"Kadang ada orang yang mengetuk tiba-tiba, kadang juga ada yang masuk tiba-tiba. Kalo itu penjahat pastinya kau adalah orang pertama yang kena karena kau berada di sofa yang lebih dekat di banding aku"

Bakugo sedikit panik namun wajahnya masih terlihat tenang.

"Benarkah? " Seperti nya bakugo sedang terpancing

"Ya.., mungkin mereka akan langsung membunuhmu atau lebih parahnya menjual organ dalam mu"

"Katakan kau bercanda? "


•••

Sengaja buat nya pendek :p

Say That You Love Me!! (Dekubaku)Where stories live. Discover now