Chapter 26

149 29 8
                                    

•••

Bakugo melirik pada amplop yang midoriya letakan di atas meja makan  di hadapannya. Tidak mengatakan apa tujuannya memberikan amplop itu.

Bakugo menghela napas, " Apa ini? " Tanya nya.

Yah, apalagi yang memberi tidak mengatakan apapun.

"Gaji."

Hanya itu yang midoriya ucapkan, " Gaji? Gaji apa? Aku merasa tidak mengerjakan apapun di rumah mu, kenapa kau memberikan gaji pada ku? "

Bukannya menjawab pertanyaan bakugo, midoriya memilih memainkan handphone nya dan membiarkan pertanyaan tersebut menggantung tanpa terjawab.

Merasa tak akan mendapatkan jawaban dari si pria di depannya, bakugo lebih memilih melanjutkan makan sambil menggerutu.

"Dasar tidak jelas. " Gumamnya di sela makan.

Bakugo bukan orang yang dengan gampang menerima suatu hal dari orang lain, apalagi ketika dia merasa tidak melakukan pekerjaan apapun tiba-tiba di beri gaji.

"Tiba-tiba memberikan uang tanpa menjelaskan, kau kira aku ini istrimu?" Gumam nya lagi sambil mengunyah.

Kemudian menggeleng kan kepala nya, kenapa bisa dia berpikir semacam itu. Siapa pula yang mau menjadi istri nya.

Ini sudah hari ke 6 dirinya tinggal bersama Midoriya, hanya tersisa satu hari lagi saja semua perasaan tak enak ini akan lenyap. Dan bakugo bisa kembali kerumah nya. Ah ia sangat merindukan kasurnya.

Bukannya kasur di apartemen Midoriya tidak nyaman, kasur king size itu terlalu besar untuk di tiduri mereka berdua, dan tentu nya sangat nyaman. Namun senyaman apapun kasur di rumah orang tetap kasur di rumah sendiri lah pemenangnya.

Oh iya, tentang pemotretan yang terjadi beberapa hari lalu berjalan dengan lancar, syukur. Walaupun ada beberapa kendala seperti yaomomo tiba-tiba mengajak menghadiri pesta "kecil" di rumah nya.

Flasback

'Pesta sebesar dan semegah ini di bilang kecil. Mungkin jika orang lain melihat pun akan bereaksi sama seperti ku.' Batin bakugo.

Ya, pesta ini bukan cuma sekedar pesta kecil-kecilan. Itu bagi bakugo sendiri atau mungkin bagi orang lain juga pesta ini adalah pesta terbesar dan termegah yang bakugo lihat saat pertama kali. Entah sebesar apa lagi jika pesta seperti ini saja di sebut kecil bagi yaomomo.

saat berada di tengah-tengah pesta bakugo mendapatkan banyak perhatian dari orang-orang.

Membuat nya sedikit tidak nyaman dengan pandangan yang mereka arahkan padanya, melirik ke arah kanan bakugo dapat melihat hatsume sedang berbicara pada beberapa orang  kenalan atau kolega kerja nya. Dan bakugo mengalihkan pandangannya pada sekitar. Mata nya melihat ke sana ke mari hanya untuk mencari seseorang yang sedari tadi tak terlihat dalam jarak pandang nya.

Tiba-tiba seseorang menghampiri nya, bakugo pikir itu adalah Midoriya namun saat berbalik ternyata bukan orang aneh itu. Yang menghampiri nya saat ini seorang pria yang bakugo duga berumur 30 tahun.

Datang mendekat pada nya dan menawarkan minum yang berisi anggur merah, bakugo menolak dengan senyuman.

"Apakah kau kenalannya hatsume-san dan izuku-san? " Tanya pria itu pada nya sambil meneguk anggur di tangannya.

Bakugo berpikir sejenak, kenapa orang ini menyebut midoriya dengan embel-embel "san" Bukan kah seharusnya memakai "kun" Karena midoriya lebih muda dari nya?

Bakugo hanya mengangguk sebagai Jawaban tak lupa pula dengan sedikit senyum.

"Kau tidak bisa berbicara ya? "
Bakugo hanya menujuk lehernya sebagai tanda bahwa ia sedang sakit tenggorokan.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 04 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Say That You Love Me!! (Dekubaku)Where stories live. Discover now