Chapter 22

628 98 8
                                    

•••

Bakugo tak yakin apa yang terjadi dengan midoriya saat pagi tadi, dia pergi begitu saja dan tak menghabiskan sarapannya bahkan bisa dia kira bahwa midoriya menyuap hanya dengan tiga sendok saja.

Padahal masakan maid itu sangat enak bahkan bakugo sampai habis dan merasa kekurangan.

"Apa dia selalu begitu eee.. "

"Mei.. Panggil saya dengan mei"

"Ah ya, apa dia selalu seperti itu Mei-san? " Tanya bakugo pada maid yang bernama Mei itu.

"Tidak. Tuan hanya begitu ketika membahas tentang ibu dan ayah nya saja"

"Emangnya apa yang terjadi dengan orang tua nya?? " Oke dirinya cukup kepo dengan hal ini tapi tak bisa di pungkiri ia sedikit ingin tahu saja.

"Bisa di dibilang hubungan tuan izuku dengan kedua orang tuanya tidak bisa di katakan baik, jadi tuan izuku akan jadi seperti itu ketika membahas orang tuanya. "

Oke, ralat bakugo ingin banyak tahu sekarang.

"Lalu kenapa dia tidak tinggal bersama ibu atau ayah nya saja? "

"Saya tidak tahu, tuan izuku tidak pernah mau memberikan alasan nya untuk menolak tinggal bersama orang tuanya. "

"Lalu pintu apartemen itu apakah sudah lama rusak?? " Pertanyaan ini yang sedari tadi gatal ingin ia tanyakan namun tidak di waktu yang tepat.

"Ouhh itu tidak masalah, bahkan itu sering terjadi. Bukan hanya sekali saja. Tuan izuku tak sengaja merusaknya dan terus memperbaikinya seperti itu. " Ucap maid itu sambil terus menyetrika

"Jadi... Orang yang di telpon nya waktu itu adalah kau mei-san?? "

"Benar, katsuki" Tidak lagi dengan embel-embel tuan karena bakugo memaksa.

"Kau bekerja dari pagi sampai sore hari lalu pulang ... begitu? " Maid itu mengangguk.

"Seandainya kau tidak datang atau kau sedang sakit apakah dia akan memesan makanan?" Oke pertanyaan ini terdengar random dan  uhm tidak ada manfaat nya karena ia tahu jawabannya..

Pasti memasak sendiri kan..! Pasti benar!

"Tuan izuku akan makan di luar"

Huhh sialan ternyata salah..

"Makan diluar?! sendirian??  Dia kan tidak punya teman" Ucap bakugo meremehkan

"Dia akan makan bersama touya, toga, dan Shigaraki" Jawab mei padaku sopan walaupun aku baru saja sedang meremehkan tuannya.

'Aku pikir dia tidak memiliki teman selain wanita sialan itu dan si todoroki'

"Aku tidak pernah tahu kalo dia punya teman, selama ini dia selalu sendiri jadi aku pikir dia tidak suka berteman"

"Anda mungkin tidak pernah bertanya" Ya benar sih " Lagipula sendiri bukan berarti seseorang itu tidak punya teman kan"

Hemm ada benarnya juga.

"Tuan izuku memang jarang terlihat bersama orang lain, dia lebih memilih kumpul dengan pribadi saja dari pada di depan publik, dia itu tipe orang yang tak ingin menujukan sesuatu yang dia lakukan. Seperti saat berkunjung ke rumah ibunda nya. Awalnya kau baru saja menemuinya pagi ini  tapi tiba-tiba saat kau ingin menjumpai nya lagi tapi dia malah sedang ada di Paris."

"Bahkan saat dia bilang ingin pergi ke Amerika kan, kau mungkin hanya dengar dia mengucapkan itu saja hari ini tapi empat hari kedepan kau pasti bertanya kapan dia akan pergi sehingga kau bisa ikut tapi dia malah menjawab bahwa dia sudah pergi dan baru saja kembali. Ya, tuan izuku itu begitu tiba-tiba. Jalan pikirannya tidak bisa di tebak"

Bakugo hanya manggut-manggut mendengar kan, pantas saja anak-anak kelasnya dulu menyebutnya misterius dan tidak punya teman, ternyata banyak rahasia yang orang tidak tahu darinya.

Dan itu terkesan aneh bagi bakugo yang masih awam. Maid itu pun selesai menyetrika dan menyusun baju midoriya dalam lemari lalu setelahnya berlanjut mengerjakan hal lain tak lupa bakugo mengikuti sambil bercerita dan bertanya juga.
.
.
.
.
.
.
.
Midoriya kembali dan langsung menuju dapur mencuci tangannya di wastafel dan memanaskan makanan yang sudah di siapkan pekerja nya itu.

Bakugo muncul dan duduk di meja makan Midoriya tahu bahwa bakugo belum makan karena menunggu nya pulang.

"Kenapa harus menunggu ku? Kau bisa makan lebih dulu lalu tidur" Ucap midoriya masih fokus pada makanan

"Aku tidak bisa begitu, aku di tempuh terbiasa untuk makan bersama, yah walaupun aku inginnya begitu. Tapi tetap saja rasanya tak sopan apalagi ini bukan rumah ku"

"Sejak kapan kau peduli soal kesopanan? Padaku saja kau tak pernah bersikap ramah heh! " Midoriya meremehkan

"Untuk apa sopan padamu kalau kau saja menyebalkan, bajingan! " Yap bakugo langsung mencaci nya

Midoriya berbalik sambil membawa makanannya keatas meja dan bersiap untuk makan.

"Makan lah, habis itu tidur besok masih libur dan besok kita akan belanja. "

"Kau saja yang belanja kenapa aku harus ikut" Ucap bakugo sambil masukan makanannya

"Yang di belanjakan itu peralatan rutin mu bukan aku, aku tak mengerti dan ini permintaan ibumu, kalo soal belanja harian ada Mei yang mengurus nya. "

'Dasar orang tua, apakah kau sengaja membuat ku dekat dengannya huh?! '

"Hei.. Cepat makan. Kenapa benggong! "

"Berisik bawel"

Midoriya mendengus dan melanjutkan makannya. Setelahnya midoriya membersihkan diri dan bersiap mandi lalu pergi tidur menyusul bakugo yang sudah terlelap.
.
.
.
.
.
.
.
.
Pagi hari nya bakugo terbangun dan wajahnya serasa di terpa angin padahal tidak ada kipas angin yang ada hanya lah AC.

Saat membuka mata dan langsung menangkap bahwa saat ini ia tengah memeluk midoriya yang tidur menyamping ke arahnya. Nafasnya yang teratur menerpa wajah bakugo.

Dapat di liat bahwa wajah midoriya dari dekat sini terlihat sangat tampan dan ukh rahang nya yang tegas itu sangat menggoda untuk di sentuh dan jangan lupakan jakun nya yang terlihat menonjol.

Entah kesialan atau keberuntungan yang menimpa nya karena saat ini menatap wajah yang uhm-ganteng ini saat tidur bahkan bisa sedekat ini. Pasti orang lain tidak bisa kan dan baru dirinya saja.

Masih mengagumi wajah tampan Midoriya tanpa sadar bakugo melamun sambil memperhatikan dengan intens, tak terasa orang yang di tatap sudah bangun dari tidurnya.

"Jangan menatap ku seperti itu, kau bisa jatuh cinta nanti.. "

'Astaga apa yang aku lakukan' batin bakugo nelangsa

•••

Seiiyuu:V

Say That You Love Me!! (Dekubaku)Where stories live. Discover now